Semua akan Baik-Baik saja

Semua akan baik-baik saja

Mazmur 121 : 1-8

Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Belakangan ini, ruang publik dan ruang privat kita dipenuhi dengan berita tentang penyakit Virus Corona (Covid-19). Sayangnya berita itu didominasi oleh pemberitaaan yang bersifat negatif, sehingga menimbulkan ketakutan. Tapi, apakah sebenarnya kita punya alasan untuk takut? Jelas, jawabannya tidak! Kenapa? Dari sisi kesehatan, banyak uraian yang menjelaskan kenapa kita tidak perlu takut, tapi memang perlu waspada. Renungan kali ini, mencoba melihat dari sisi firman Tuhan, mengapa kita tidak perlu takut.

Pada zaman dahulu, orang Israel dan bangsa-bangsa lain membangun “kota” atau pemukiman secara komunal, dan pemukimam itu dikelilingi oleh tembok yang dijadikan sebagai benteng. Lalu umumnya hanya tersedia satu pintu atau gerbang untuk akses keluar masuk. Memang ada beberapa “kota” yang menyediakan pintu atau gerbang lebih dari satu. Tapi konsepnya adalah keluar masuk lewat gerbang atau pintu yang memang disediakan khusus untuk itu. Lalu di gerbang dan sepanjang tembok, disiapkan orang-orang yang bertugas untuk berjaga-jaga dan mengawal “kota” tersebut. Ini mirip seperti konsep “cluster” dalam pemukiman modern saat ini.

Tujuan dari konsep pemukiman seperti ini adalah untuk memastikan bahwa penduduk yang berdiam di dalamnya dapat hidup aman dan sejahtera serta terhindar dari serangan musuh. Sebagai catatan tambahan, pada zaman dahulu, berperang adalah sebuah kebiasaan untuk mempertahankan diri maupun untuk memperebutkan daerah yang dianggap lebih baik untuk tempat mereka hidup. Dan perang yang terjadi, biasanya sangat kejam. Itulah sebabnya penting sekali bagi mereka untuk membangun pemukiman yang dikelilingi oleh tembok yang kuat (sebagai contoh adalah kisah runtuhnya tembok Yeriko) dan pengawal yang perkasa.

Daud paham benar tentang hal ini, karena memang dia memiliki dan hidup dalam “pemukiman” yang seperti itu. Dalam Mazmur di atas, bagaimana Daud melukiskan dengan tepat dan jelas, bahwa kita akan baik-baik saja, karena TUHAN yang menjaga kita. Bahkan TUHAN menjaga keluar masuk kita sampai selama-lamanya. Dalam bagian lain (Mzm. 127:1), Daud kembali menjelaskan bahwa kita akan baik-baik saja, karena TUHAN lah yang membangun dan mengawal kota. Perhatikan, keyakinan ini datang dari seorang yang gagah perkasa dan yang merasakan betul pemeliharaan TUHAN dalam hidupnya. Jelas bahwa melalui Mazmur ini, Daud ingin menyampaikan bahwa sehebat apapun kita, jika bukan TUHAN yang bekerja, maka semuanya akan sia-sia bahkan berantakan. Sebaliknya, selemah apapun kita, karena TUHAN yang menjaga dan melindungi kita, maka semuanya akan baik-baik saja.

Kembali ke Covid-19. Dengan masifnya pemberitaan Corona bahkan pemberitaan itu didominasi pemberitaan yang bersifat negatif, maka tanpa kita sadari ketakutan menghampiri kita. Seperti Daud, kita tidak perlu dan tidak ada alasan untuk takut!

  • PERTAMA, karena kita punya iman! Iman itu yang menuntun kita untuk meyakini bahwa semuanya akan baik-baik saja. Coba renungkan Mazmur 121 di atas. Lalu buka Mazmur 23. Lalu baca Mazmur 127. Dan lanjutkan dengan merenungkan kata demi kata yang tertulis dalam Mazmur 136. Maka, lihatlah kita akan menemukan fakta bahwa kita akan baik-baik saja.
  • KEDUA, sebagai wujud iman, kita sebagai gereja dan kita sebagai individu, telah dan terus melakukan langkah-langkah untuk melawan Virus Corona ini. Itu sebabnya gereja juga memutuskan untuk secara aktif mengambil peran dalam melakukan langkah-langkah yang diberikan oleh otoritas yang berwenang, seperti “social distancing”, menjaga kebersihan, membatasi diri untuk sedapat mungkin hanya berada dan bekerja dari rumah, serta menjaga kebersihan diri dan daya tahan tubuh.
  • KETIGA, kita tahu persis bahwa virus itu, seperti halnya mahluk hidup, bersifat sementara. Sehingga kita juga tahu persis bahwa hal ini akan segera berlalu.

Mari, sebagai umat TUHAN, kita meyakini bahwa kita akan baik-baik saja. Kenapa? Karena ketiga hal di atas. Tuhanlah Penjaga kita dan Pelindung kita.

Selamat menjalani masa Prapaska, di tengah keadaan yang membantu kita untuk semakin dekat kepada TUHAN sang Penjaga kita! (PSI)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU Pra-Paska 3 (Ungu)

Yesus Pemberi Kesempatan

Yesaya 55:1-9; Mazmur 63:1-8; 1 Korintus 10:1-13; Lukas 13:1-9

Kebaktian 23 Maret 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Pendahuluan

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, melakukan kesalahan, atau merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, dalam kasih-Nya, Tuhan selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kasih karunia-Nya tidak hanya menuntut pertobatan, tetapi juga menawarkan kesempatan bagi mereka yang mau berbalik kepada-Nya.

1. Undangan untuk Bertobat (Yesaya 55:1-9)

Dalam Yesaya 55, Tuhan memberikan undangan terbuka bagi semua orang untuk datang dan menerima anugerah-Nya: “Hai, semua orang yang haus, marilah dan minumlah!” (Yes. 55:1). Tuhan tidak hanya menawarkan makanan dan minuman rohani, tetapi juga mengajak kita untuk meninggalkan jalan yang jahat dan berpaling kepada-Nya, karena “Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes. 55:7). Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Allah yang sabar, memberi kesempatan bagi umat-Nya untuk kembali sebelum terlambat.

2. Allah, Sumber Kepuasan Sejati (Mazmur 63:1-8)

Pemazmur menggambarkan bagaimana jiwanya rindu kepada Tuhan seperti tanah kering yang haus akan air. Dia menemukan kepuasan sejati dalam hadirat Allah. Ini mengajarkan kita bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan hanya sekadar pengampunan dari dosa, tetapi juga panggilan untuk hidup dalam keintiman dengan-Nya. Kita sering mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi, tetapi hanya dalam Tuhan kita mendapatkan kepuasan sejati.

3. Peringatan dari Sejarah (1 Korintus 10:1-13)

Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar tidak mengulangi kesalahan nenek moyang mereka yang, meskipun telah mengalami pertolongan Tuhan, tetap jatuh dalam dosa. Dia menekankan bahwa cobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita, karena Tuhan selalu menyediakan jalan keluar. Ini menunjukkan bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan untuk disia-siakan, tetapi untuk kita manfaatkan dengan bijaksana.

4. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Tidak Berbuah (Lukas 13:1-9)

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan seorang pemilik kebun yang ingin menebang pohon ara karena tidak berbuah selama tiga tahun. Namun, pengurus kebun meminta agar pohon itu diberi satu tahun lagi, dengan perawatan ekstra. Ini adalah gambaran tentang kesabaran Tuhan yang memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita.

Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah bagi Tuhan? Ataukah kita masih menjalani kehidupan yang jauh dari-Nya? Tuhan dalam kasih-Nya memberikan kesempatan kedua, tetapi kesempatan itu tidak akan selalu ada selamanya. Ada batas waktu bagi kita untuk bertobat dan berbuah.

Penutup

Yesus adalah pemberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Undangan-Nya terbuka bagi semua yang haus akan kasih dan pengampunan-Nya. Namun, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, sebab suatu saat kesempatan itu akan berakhir. Marilah kita menggunakan waktu yang masih Tuhan berikan untuk bertumbuh dalam iman, berbuah dalam kehidupan, dan semakin dekat dengan-Nya.

Pertanyaan refleksi:

  • Bagaimana saya menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan dalam hidup saya?
  • Apakah saya sudah bertobat dan menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya?
  • Dalam hal apa saya masih perlu berbenah sebelum kesempatan itu habis?

Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan kepada kami untuk bertobat dan hidup bagi-Mu. Tolong kami untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang masih ada, tetapi sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan dan menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

565307
Users Today : 539
Users Yesterday : 1594
This Month : 32896
This Year : 117457
Total Users : 565307
Who's Online : 10