Terapi Keluarga
Hidup tidak selamanya indah, tapi hidup itu akan kita rasakan keindahannya apabila kita bisa mensyukuri setiap berkat, kasih dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Bukan melulu berkat materi yang Tuhan berikan kepada kita yang dapat membahagiakan kita, namun yang terutama adalah kehadiran orang-orang di sekeliling kita, khususnya keluarga kita yang merupakan harta terbesar, terindah dan paling berharga dalam kehidupan kita. Gunakan setiap saat untuk mencintai dan menghormati keluarga kita. Orang tua kita, suami atau istri kita, anak-anak kita tidak selamanya bersama kita, suatu saat akan meninggalkan kita entah kapan dan waktunya kita tidak ada yang mengetahuinya. Karena kesempatan ini tidak akan berlangsung selamanya.
Dennis Fisher, seorang penulis Kristen, pernah menuliskan satu kisah menarik tentang seorang misionaris medis. Berikut ini adalah sadurannya. Dokter Paul Brand, seorang misionaris medis yang tinggal di India, mencermati sebuah fenomena yang luar biasa pada beberapa pasiennya. Ketika mereka sedang dalam masa pemulihan setelah menjalani operasi di rumah sakitnya, beberapa anggota keluarga akan membawakan makanan yang panas untuk para pasien tersebut. Malam harinya seorang kerabat akan tidur di bawah tempat tidur sang pasien. Dan pada saat sang pasien bangun dalam keadaan kesakitan, orang-orang terkasih itu akan memberikan pijatan yang lembut sampai ia tidur kembali.
Mulanya dokter Brand berpikir bahwa cara ini tidak tepat dan tidak sehat. Namun setelah beberapa waktu, ia mulai memerhatikan bahwa para pasien yang mendapatkan perhatian penuh kasih dari keluarga, sebenarnya membutuhkan lebih sedikit obat untuk pereda rasa sakit. Rasa sakit mereka telah diredakan oleh orang-orang yang mengasihi mereka. “Terapi keluarga” ini membawa kehangatan dan kepedulian keluarga ke suatu tempat yang tidak lazim.
Kita dapat belajar dari contoh tentang kasih dan kepedulian ini dan menerapkannya dalam keluarga. Mereka yang menjadi milik Kristus merupakan bagian dari sebuah keluarga rohani dan perlu menyadari rasa sakit yang diderita anggota yang lain. Saling memerhatikan dan mendoakan satu sama lain, dan menyerahkan segala pergumulan hanya dalam campur tangan kuasa Tuhan. Rasul Paulus berkata, “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya” (1Kor. 12:26-27).
Prinsip ini meminta kita agar menemukan cara-cara praktis untuk meredakan rasa sakit sesama. Jangan sampai kita merasakan penyesalan yang dialami oleh tokoh yang sangat fenomenal ini, di mana akhirnya dia menyadari bahwa segala yang sudah diraihnya selama ini menjadi tidak berarti apa-apa karena ia telah kehilangan kasih keluarga dan persahabatan dengan teman-temannya. Siapa yang tahu smartphone namun tidak mengenal Steve Jobs? Dia adalah seorang yang kaya, pintar, visioner dan yang telah mengubah dunia kita saat ini dengan smartphone ciptaannya. Berikut adalah kata-kata terakhir Steve Jobs sebelum meninggal dunia:
“Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan, karena selain kerja, hobiku tak banyak. Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenungi jalan kehidupanku, kekayaan, nama, dan kedudukan, semuanya itu tidak ada artinya lagi. Malam yang hening, cahaya dan suara mesin di sekitar ranjangku, bagaikan nafasnya maut kematian yang mendekat pada diriku. Sekarang aku mengerti, seseorang asal memiliki harta secukupnya untuk digunakan dirinya saja itu sudah cukup. Mengejar kekayaan tanpa batas itu bagaikan monster yang mengerikan. Tuhan memberi kita organ-organ perasa, agar kita bisa merasakan cinta kasih yang terpendam dalam hati kita yang paling dalam. Tapi bukan kegembiraan yang datang dari kehidupan yang mewah — itu hanya ilusi saja. Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yang murni yang selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itulah yang bisa memberiku kekuatan dan terang. Ranjang apa yang termahal di dunia ini? Ranjang orang sakit. Orang lain bisa bukakan mobil untukmu, orang lain bisa kerja untukmu, tapi tidak ada orang bisa menggantikan sakitmu. Barang hilang bisa didapat kembali, tapi nyawa hilang tak bisa kembali lagi. Saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar bahwa kesehatan itu betapa berharganya. Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dengan jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentas pun, tirai panggung akan tertutup, pentas telah berakhir. Yang patut kita hargai dan sayangi adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami-istri dan juga kasih persahabatan antar- Teman”. – Steve Jobs
Apakah saat ini Anda mengenal seorang saudara seiman yang membutuhkan “terapi keluarga” dari Anda? UNTUK MERINGANKAN BEBAN ORANG LAIN, BANTULAH MEREKA YANG MEMBAWA BEBAN ITU. *Diambil dari berbagai sumber (KKR)