Tetaplah Berdoa
Janganlah khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7)
Perintah untuk menyatakan segala keinginan kepada Allah muncul sebagai bagian dari nasihat-nasihat terakhir Paulus dalam suratnya ke jemaat di Filipi. Perintah Paulus dan janji-janji yang menyertainya diharapkan akan memberikan semangat kepada umat yang menderita.
Nasihat Paulus terhadap jemaat di Filipi bersifat universal dan masih sangat relevan dengan situasi saat ini. Perjalanan hidup kita tidak selalu lancar. Seringkali kita harus berhadapan dengan berbagai tantangan, kesulitan dan persoalan seperti masalah kesehatan, keluarga, keuangan, pekerjaan dan lainnya. Perubahan yang cepat dalam lingkungan juga mengakibatkan kebingungan dan ketakutan. Respon alami dari manusia terhadap datangnya cobaan dan ancaman adalah perasaan cemas, khawatir bahkan putus asa. Akan tetapi Alkitab memberikan cara yang jauh lebih baik yaitu membawa permintaan kita kepada Allah. Hal ini dapat dilakukan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur, dengan mengakui bahwa Ia memiliki kuasa yang besar dan selalu siap membantu kita, ketimbang menggerutu dan mengeluh. Pesan tersebut juga selaras dengan pengajaran Yesus mengenai kekhawatiran. Dalam kotbah di bukit, Yesus meminta kita untuk tidak khawatir “Tetapi, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:31-33).
Doa bukanlah kata-kata mantra yang bekerja secara ajaib dan doa juga bukan alat memaksa kehendak kita kepada Tuhan. Ketika kita menyatakan permintaan kita kepada Tuhan, kita tahu bahwa tidak ada jaminan bahwa kita akan memperoleh segala yang kita inginkan walaupun Ia dengan kuasanya mampu memenuhi semua keinginan kita. Jika begitu mengapa kita harus menyampaikan keinginan kita kepada Tuhan? Janji dalam Filipi 4:7 merupakan alasannya yaitu damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara kita dari kekhawatiran dan melindungi hati dan pikiran kita. Kecemasan dan kekhawatiran tidak menyelesaikan masalah bahkan seringkali mengakibatkan kita semakin terpuruk, tetapi damai sejahtera Allah merupakan perisainya. Damai sejahtera merupakan hasil rekonsiliasi diri kita dengan Allah melalui kematian dan kebangkitan-Nya dan iman kita kepada-Nya. Sebagai anakanak Allah, damai sejahtera-Nya membuat kita kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Dalam perjalanan misinya, Paulus beberapa kali dipenjara dan dianiaya, tetapi Paulus tetap memancarkan sukacita dan kedamaian. Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah (Kis. 16:25).
Pada dasarnya, dengan berdoa kita mengakui kehadiran Allah dan mempersilakan kuasa Allah masuk dan menguasai kehidupan kita. Tuhan merupakan raja berdaulat yang terkadang jawaban yang diberikan-Nya tidak selaras dengan harapan kita dalam situasi tertentu. Akan tetapi, damai sejahteraNya memungkinkan kita untuk tetap melangkah maju dan percaya kepada-Nya bahkan ketika jawaban doa itu tidak sesuai dengan harapan kita. Apapun situasinya, kita yakin bahwa Ia akan memberikan yang terbaik untuk kita. Ketika kita menyaksikan kesetiaan Allah saat melalui situasi yang berat, pada saat yang sama kita juga merasakan damai sejahtera Allah. Kita bersyukur kepada Allah tidak hanya untuk berkat-berkat yang kita terima, tetapi juga untuk kesulitan dan cobaan yang kita hadapi, karena kita yakin bahwa Allah menggunakan semuanya itu untuk kebaikan kita.
Oleh karena itu, nyatakanlah dalam segala keinginan kita kepada Allah yang mengetahui apa yang kita butuhkan sebelum kita meminta (Mat. 6:8). Marilah datang dengan iman dan percaya kepada Allah untuk menerima anugerah damai sejahtera. ITS