There is no Planet B
“Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. (Mazmur 24:1)
Beberapa bulan ini PAM di daerah Kota Wisata sering mati, pemberitahuan dari pihak PAM adalah karena aliran air yang terbatas. Cukup memprihatinkan karena saat ini musim hujan, hujan turun setiap hari, tapi ternyata aliran air terbatas, bagaimana kalau musim kemarau? Di beberapa tempat terjadi banjir, tapi ternyata pasokan air terbatas.
Yah, bumi kita sudah rusak, aliran air yang dulunya aman mengalir denganvaman dilindungi oleh pohon-pohon di gunung sudah tidak tidak ada yang menahan, menyimpan. Semuanya mengalir dengan cepat menghancurkan rumah-rumah danvsegala yang dilewatinya. Keserakahan Manusia yang mengekslpoitasi lingkungan tanpa pertimbangan dan kesadaran untuk merehabilitasinya.
Global warming sudah jelas di depan mata, es di kutub mencair semakin cepat, yang menyebabkan suhu udara semakin panas, dan ini tidak bisa kita pungkiri, suhu udara di dataran tinggi seperti Bandung sudah memanas, tidak sedingin dulu. Bertambahnya es yang mencair ini menyebabkan banjir dan suhu yang memanas menyebabkan kebakaran hutan. Binatang semakin banyak yang punah. Selain diburu manusia untuk uang juga mereka tidak bisa berkembang biak dengan baik karena hidup di dalam kandang, penjara yang dibuat manusia.
Uang yang kita wariskan tidak akan ada artinya jika bumi kita rusak. Anak cucu kita juga tidak akan bisa hidup. Alam dan eko sistem yang rusak, akan mengancam populasi manusia. Segala keindahan alam sejak semula Dia ciptakan sebagai gambaran kasih-Nya kepada kita. Itu merupakan hadiah yang luar biasa indah, yang diberikan ke-pada kita. Seharusnya, Tuhan bisa bersukacita melihat semua ciptaan-Nya hidup dengan baik, harmonis, damai, dan penuh kasih. Gambaran yang sebaliknya tentu membuat-Nya sangat kecewa. Dia menciptakan yang indah, tetapi kita merusak-nya. Lalu, ketika bencana datang silih berganti, kita malah menyalahkan Tuhan.
Sampai dengan saat ini penelitian pada luar angkasa masih tidak bisa menemukan planet yang lebih layak hidup dibanding bumi kita. Daripada mencari planet yang lain, akan lebih mudah jika kita menjaga bumi kita yang sudah Tuhan berikan pada kita. Menjaga bumi ini juga merupakan tindakan kita untuk memenuhi hukum yang terutama yaitu “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Luk. 10:27).
Tidak perlu saling tunjuk dan menyalahkan siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan ini, yang penting adalah kita sebagai umat manusia yang sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam ini, ayolah kita bergerak, mulai dari diri sendiri dan keluarga, memberikan contoh dan informasi bagaimana menjaga bumi ini. Mulai dari hal-hal kecil tapi akan membawa dampak yang besar bila dilakukan oleh banyak orang. Misalnya:
- Menanam tumbuhan di sekitar kita.
- Menjaga kebersihan lingkungan (membuang sampah pada tempatnya, mengurangi sampah plastik, memanfaatkan sampah organik untuk kompos atau eco enzyme.
- Mengurangi polusi udara (mengurangi keluar rumah dengan memakai kendaraan dan memanfaatkan kendaraan umum).
- Memberi makan hewan-hewan liar di sekitar kita.
Bahkan hal-hal yang kita lakukan ini dapat menambah penghasilan kita, kita bisa berjualan sayur, tanaman hias, plastic daur ulang, eco enzyme, dan lain-lain. Jika ini tidak dimulai dari kita, siapa lagi?
“THE GREATEST THREAT TO OUR PLANET IS THE BELIEF THAT SOMEONE ELSE WILL SAVE IT.” – Robert Swann
– ANCAMAN TERBESAR BAGI PLANET KITA ADALAH KEYAKINAN BAHWA ORANG LAIN YANG AKAN MENYELAMATKANNYA – Robert Swann- (NAP)