Tidak melupakan kebaikan Allah

TIDAK MELUPAKAN KEBAIKAN ALLAH

Nehemia 9:1-37

Ada satu hal kebiasaan saya bila memulai pelayanan firman pada hari Minggu, yaitu memulai dengan sebuah pantun kecil, demikian pantunnya : “Makan ikan bakar bersama seorang dara, apa kabar saudara-saudara?” setelah pantun itu disampaikan maka jemaat, dengan tersenyum, menjawab serentak “baiikkk….!” ada juga yang menjawab “luar biasaaaa….!!”. Lalu saya melanjutkan : “Puji Tuhan, semoga kebaikan yang dari Tuhan tetap menjadi milik kita, jangan lupakan kebaikan yang dari Tuhan dan di saat yang sama selalu ingin melakukan kebaikan itu bagi diri sesama dan dunia”

Apa yang Saudara ingat dalam kebaikan dari Tuhan ? Dalam renungan ini, sebelumnya, saya ingin menyampaikan pertanyaan lain : “Hal  apakah yang paling mudah kita ingat dalam kehidupan sehari-hari?”Pasti, jawabannya jikalau itu berkaitan dengan identitas diri –nama lengkap, alamat rumah, alamat kantor, nomor telepon/HP, alamat email, nomor pin ATM, tanggal lahir istri/suami, anak-anak, tanggal pernikahan, dsb – seakan secara otomatis telah terprogram dalam memori kita, sehingga kapan pun ditanyakan, kita dapat menjawabnya dengan cepat dan tepat. Tetapi, jika berbicara soal peristiwa apa atau hal apa yang paling mudah diingat, mungkin kita membutuhkan waktu beberapa detik sebelum menjawabnya.

Kita cenderung mampu mengingat peristiwa yang sangat “tidak biasa” atau ‘spektakuler’ – apakah itu yang sangat menggembirakan maupun yang sangat mengesalkan atau yang menyedihkan. Misalnya peristiwa kelulusan study kita dengan predikat summa cum laude, hari pernikahan, kerja untuk pertama kali dengan gaji yang memuaskan, mempunyai anak pertamasetelah bertahun-tahun menanti, sembuh dari penyakit yang sangat ganas, diteguhkan sebagai penatua, orang yang sangat kita kasihi berpulang ke rumah Tuhan, dikhianati sahabat, peristiwa jatuhnya usaha yang telah dibangun puluhan tahun, dan sebagainya.

Memori otak kita menyimpan ingatan akan peristiwa-peristiwa tersebut di atas dengan sangat kuat. Jauh lebih kuat dibandingkan peristiwa-peristiwa yang kita alami sehari-hari, yang kemudian sering kita sebut dengan “peristiwa biasa”, seperti menikmati makanan yang dibuat oleh isteri kita setiap hari, menjalankan pekerjaan selama delapan jam setiap hari, mendidik anak-anak dengan keunikan masing-masing. Bahkan, ketika bernafas, mampu berjalan dan berlari, saat menikmati hangatnya secangkir kopi dengan pisang goreng di sore hari pada saat hujan lebat, dan begitu banyak peristiwa dan hal-hal biasa yang terjadi, yang seringkali luput dari ingatan kita atau berlalu begitu saja. Kita memang lebih mudah mengingat peristiwa-peristiwa yang “spektakuler” dalam hidup ini. Namun, sadarkah bahwa Tuhan menyatakan kebaikan-Nya tidak hanya melalui peristiwa atau hal-hal yang “luar biasa” saja, tetapi juga Ia menyatakannya melalui hal-hal biasa dan peristiwa-peristiwa kecil dalam hidup kita.

Kitab Nehemia merupakan satu dari rangkaian empat kitab yang menceritakan peristiwa paska pembuangan (1 dan 2 Tawarikh, Ezra dan Nehemia). Nehemia sendiri hidup sejaman dengan Ezra. Nehemia dipercaya menjadi gubernur yang bertugas memimpin penyelesaian tembok kota Yerusalem, di mana saat Israel kembali dari pembuangan dari Babel dan Persia kenyataan yang dihadapi adalah kota tersebut porak-poranda, demikian juga kondisi Bait Allah. Ezra, sebagai seorang imam memimpin pembangunan/renovasi Bait Allah tersebut. Pasca pemulihan Bait Allah dan Tembok Yerusalem, Nehemia dan Ezra menekankan pentingnya pemulihan rohani dan komitmen umat kepada Allah dan Firman-Nya.

Dalam bagian bacaan di atas, Nehemia bersama umat Israel melakukan doa pengakuan dosa dan doa syafaat. Dalam dua hal kegiatan tersebut, mereka diajak untuk senantiasa mengingat kebaikan Tuhan. Sebagaimana yang tergambarkan dalam seluruh kita Nehemia bahwa doa, pengorbanan, kerja keras, serta kegigihan bekerja sama dalam mewujudkan visi yang diberi oleh Allah adalah hal yang penting dalam kehidupan umat. Dan ketika mereka mampu melewati dan menjalaninya, pengakuan “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” sungguh-sungguh nyata dalam pergumulan umat. Demikian juga dalam bacaan ini, Nehemia mengajak umat untuk menyadari bahwa kebaikan-kebaikan Tuhan itu sesungguhnya sudah berlaku sejak dari nenek moyang mereka. Hanya saja mereka sering membalasnya dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Doa pengakuan dosa dan syafaat yang dinaikkan umat itu menjadi sebuah jembatan bagi umat Israel untuk mengingat dan merenungkan kebaikan Tuhan sekaligus mengakui betapa jahatnya balasan mereka kepada Tuhan yang senantiasa menyatakan kebaikanNya.

Sekarang bagi kita, apakah kita senantiasa mengingat kebaikan Tuhan? Betapa mudahnya  kita melupakan kebaikan Tuhan. Ketika pertolongannya hadir, tidak jarang dari kita dengan cepat melupakan kebaikanNya. Atau ketika keadaan baik-baik saja, kita pun terlena dan tidak bersyukur.

Saudara, Allah ingin melakukan perkara-perkara yang baik bagi kita bukan karena kita baik dan layak, tetapi karena Dia baik”Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; …..” (Yakobus 1:17a).

Ingatlah selalu kebaikan Tuhan, itu yang membuat hidup kita penuh sukacita. (GSH)

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU Pra-Paska 3 (Ungu)

Yesus Pemberi Kesempatan

Yesaya 55:1-9; Mazmur 63:1-8; 1 Korintus 10:1-13; Lukas 13:1-9

Kebaktian 23 Maret 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Pendahuluan

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, melakukan kesalahan, atau merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, dalam kasih-Nya, Tuhan selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kasih karunia-Nya tidak hanya menuntut pertobatan, tetapi juga menawarkan kesempatan bagi mereka yang mau berbalik kepada-Nya.

1. Undangan untuk Bertobat (Yesaya 55:1-9)

Dalam Yesaya 55, Tuhan memberikan undangan terbuka bagi semua orang untuk datang dan menerima anugerah-Nya: “Hai, semua orang yang haus, marilah dan minumlah!” (Yes. 55:1). Tuhan tidak hanya menawarkan makanan dan minuman rohani, tetapi juga mengajak kita untuk meninggalkan jalan yang jahat dan berpaling kepada-Nya, karena “Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes. 55:7). Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Allah yang sabar, memberi kesempatan bagi umat-Nya untuk kembali sebelum terlambat.

2. Allah, Sumber Kepuasan Sejati (Mazmur 63:1-8)

Pemazmur menggambarkan bagaimana jiwanya rindu kepada Tuhan seperti tanah kering yang haus akan air. Dia menemukan kepuasan sejati dalam hadirat Allah. Ini mengajarkan kita bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan hanya sekadar pengampunan dari dosa, tetapi juga panggilan untuk hidup dalam keintiman dengan-Nya. Kita sering mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi, tetapi hanya dalam Tuhan kita mendapatkan kepuasan sejati.

3. Peringatan dari Sejarah (1 Korintus 10:1-13)

Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar tidak mengulangi kesalahan nenek moyang mereka yang, meskipun telah mengalami pertolongan Tuhan, tetap jatuh dalam dosa. Dia menekankan bahwa cobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita, karena Tuhan selalu menyediakan jalan keluar. Ini menunjukkan bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan untuk disia-siakan, tetapi untuk kita manfaatkan dengan bijaksana.

4. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Tidak Berbuah (Lukas 13:1-9)

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan seorang pemilik kebun yang ingin menebang pohon ara karena tidak berbuah selama tiga tahun. Namun, pengurus kebun meminta agar pohon itu diberi satu tahun lagi, dengan perawatan ekstra. Ini adalah gambaran tentang kesabaran Tuhan yang memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita.

Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah bagi Tuhan? Ataukah kita masih menjalani kehidupan yang jauh dari-Nya? Tuhan dalam kasih-Nya memberikan kesempatan kedua, tetapi kesempatan itu tidak akan selalu ada selamanya. Ada batas waktu bagi kita untuk bertobat dan berbuah.

Penutup

Yesus adalah pemberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Undangan-Nya terbuka bagi semua yang haus akan kasih dan pengampunan-Nya. Namun, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, sebab suatu saat kesempatan itu akan berakhir. Marilah kita menggunakan waktu yang masih Tuhan berikan untuk bertumbuh dalam iman, berbuah dalam kehidupan, dan semakin dekat dengan-Nya.

Pertanyaan refleksi:

  • Bagaimana saya menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan dalam hidup saya?
  • Apakah saya sudah bertobat dan menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya?
  • Dalam hal apa saya masih perlu berbenah sebelum kesempatan itu habis?

Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan kepada kami untuk bertobat dan hidup bagi-Mu. Tolong kami untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang masih ada, tetapi sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan dan menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

565363
Users Today : 595
Users Yesterday : 1594
This Month : 32952
This Year : 117513
Total Users : 565363
Who's Online : 18