Tuhan adalah gembalaku
TUHAN ADALAH GEMBALAKU ?
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (Mazmur 23:1-2)
Membaca bagian Mazmur di atas, mengingatkan kita akan penyertaan Tuhan di dalam hidup kita, dalam wujud pekerjaan yang baik, tubuh yang sehat, rumah yang nyaman, ataupun keceriaan di dalam keluarga. Mungkin saat ini kehidupan kita seperti berada di “padang yang berumput hijau” dan serasa menikmati “air yang tenang”. Namun secara tidak kita sadari, kita hanya terfokus dengan “rumput hijau” dan “air yang tenang” yang kita miliki saat ini dan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankannya. Perlahan namun pasti, kita lebih mengandalkan kekuatan dan pikiran kita untuk tetap berada di tingkat kualiatas hidup yang kita inginkan.
Bangun pagi hari demi menghindari kemacetan, tumpukan pekerjaan menenggelamkan kita di dalam kesibukan yang memaksa kita selesai bekerja melebihi waktu yang seharusnya. Rutinitas tersebut membuat kita melupakan kehadiran Tuhan, sang Gembala dan Penolong kita.
Dunia membuat kita mengandalkan diri kita sendiri. Tidak ada waktu berdialog dengan Tuhan. Kita menepikan Tuhan. Di sisi lain, kita pun merasa tekanan kehidupan semakin keras. Fisik dan jiwa kita menjadi lelah dan lemah.
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (Mazmur 23:3)
Melalui ayat di atas, penulis Mazmur memberitahukan rahasia kehidupan kepada kita dalam menyikapi tekanan rutinitas kehidupan, yaitu dengan mengijinkan Tuhan untuk menuntun kita di jalan yang benar. Mengijinkan Tuhan untuk menuntun kita, berarti kita membuka diri dan memberikan waktu kita untuk berelasi lebih dekat dengan Tuhan. Seperti domba yang siap dituntun, kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan berusaha semakin mengenal Tuhan kita, melalui pembacaan Firman Tuhan setiap hari dan rutin berdialog dengan Tuhan melalui doa dan ucapan syukur. Jika dirasa membaca Alkitab adalah hal yang berat dan menjemukan, bapak – ibu bisa mengontak Pnt. Yessy Aruan atau Pnt. Meida untuk dapat dilibatkan di dalam Grup Whatsapp “Baca Alkitab 5 Pasal setiap hari”. Atmosfer positif grup tersebut akan memberikan dampak positif bagi bapak-ibu dalam bertekun membaca Alkitab tiap hari, dan diharapkan semakin hari kita akan semakin mengenal Tuhan melalui Firman-Nya.
Seperti yang dirasakan oleh Daud, sikap hati menerima tuntunan penyertaan Tuhan akan memberikan kekuatan dan penyegaran bagi jiwa. Tuhan senantiasa rindu untuk menuntun kita di jalan-Nya dan menyusuri rute kehidupan yang telah Tuhan rancang untuk kita. Kehidupan kita tidak hanya berhenti di “sebuah padang yang berumput hijau”. Di waktu-Nya, Tuhan menginginkan kita untuk kembali berjalan sesuai dengan rancangan-Nya. Melalui relasi yang erat dengan Tuhan, kita akan dimampukan memiliki kepekaan untuk memahami rancangan-Nya bagi hidup kita.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (Mazmur 23:4-5)
Walaupun perjalanan harus memasuki “lembah kekelaman”, penulis Mazmur memberikan bukti kepada kita bahwa kedekatan dengan Tuhan mengubah hati dan jiwanya menjadi kuat melewatinya. Masalah tetap ada, “lembah kekelaman” tetap dimasuki bukan dihindari. Saul terus berupaya untuk mencelakakan Daud, namun Daud senantiasa berdoa dan meminta petunjuk dari Tuhan. Begitu pula dalam kehidupan kita, berelasi erat dengan Tuhan tidak berarti masalah yang kita akan hadapi akan hilang, namun Tuhan akan membekali kita dengan hati dan jiwa yang kuat dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah tersebut. Karena kita akan senantiasa yakin bahwa kita tidak sendirian, ada Tuhan yang senantiasa menolong kita. Meyakini penuh bahwa Tuhan adalah gembala bagi hidup kita, akan memberikan kita gambaran yang lebih jelas mengenai keberadaan kita di dunia ini. “What on earth am I here for?”, adalah pertanyaan dasar yang seharusnya perlu kita temukan jawabannya sedini mungkin dalam hidup kita. Jika kita benar-benar meyakini Tuhan adalah gembala yang baik, maka sudah sewajarnya dan seharusnya bagi kita untuk mencari jawaban pertanyaan tersebut kepada Tuhan saja.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. (Mazmur 23:6)
“Padang yang berumput hijau”, “air yang tenang” apalagi “lembah kekelaman” bukanlah tujuan akhir dari perjalanan hidup kita. Semuanya akan berlalu. Apakah kita bangun pagi tiap hari, berlelah-payah sepanjang hari demi mengejar sesuatu yang nantinya pasti berlalu? Rumah baru, mobil baru, deposito baru, gadget baru? Ataukah kita senantiasa berjalan bersama Tuhan sesuai dengan rancangan-Nya bagi kita? Sehingga pada saatnya nanti kita akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Seberapa dalam kita mengenal gembala kita?
Selamat hari minggu! Tuhan Yesus memberkati kita. (BWI)