Tujuan hidup orang percaya

 

Suatu Gereja menyelenggarakan camp untuk Komisi Remaja, Sang pendeta memilih tema camp tersebut ” Lahir, Hidup, Mati “. Tema yang singkat tapi sarat dengan makna. Setiap kita pasti ( pernah ) di Lahirkan, tidak mungkin kita ada di dunia ini jika tidak pernah di lahirkan. Setiap kelahiran selalu ada 2 pilihan hasilnya, ada yang ‘ BerHasil ‘ lahir dengan Selamat , tapi ada kalanya juga karena alasan kesehatan dsb tidak beruntung lahir selamat. Jadi sejak kelahiran saja pilihan kita memang hanya dua, Hidup atau Mati !.

Kembali ke Tema camp tadi, sang Pendeta dalam suatu sesi di malam hari, menyampaikan khotbahnya dalam bentuk teater teatrikal. Disitu digambarkan perihal bagaimana perjalanan hidup seseorang ketika ia ‘ mati. ‘. Di gambarkan dalam cerita tersebut orang yang melakukan hal- hal baik akan menerima pujian dan kemuliaan sedangkan mereka yang menyia-yiakan hidup akan menerima hukuman yang sangat menyakitkan.

Mari kita renungkan sedikit cerita yang digambarkan diatas, bagaimana seharusnya kita menjalani hidup yang diberikan Tuhan kepada kita? Apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup orang-orang beriman seperti kita ini? Apa itu tujuan hidup sehingga begitu penting untuk dilakukan dengan benar?. Seringkali anak-anak kecil ditanyakan tentang apa cita-citanya. Ada yang menjawab mau jadi dokter, pengacara, pilot, tentara, insinyur, pengusaha, atlit, penyanyi dam banyak lagi profesi lainnya. Tetapi apakah itu tujuan hidupnya, bisa ya, bisa tidak. Karena tujuan hidup itu lebih dari sekedar profesi, mungkin lebih tepat jika dikatakan tujuan hidup dapat diartikan dengan bagaimana hidup ini diberi Makna , diberi Arti , diberi Nilai atau kegunaannya.

Dalam suatu peristiwa di Alkitab ketika Yesus sedang mengajar orang banyak dan hari sudah hampir sore, Yesus merasa ‘kasihan’ dengan orang banyak itu – perkiraannya sekitar 5.000 orang laki2 belum terhitung perempuan dan anak-anak-. Maka Yesus menanyakan kepada para murid , bagaimana memberi mereka makan?. Para murid juga tidak tahu bagaimana caranya, yang mereka tahu bahwa ada seorang anak kecil yang membawa bekal makanan 5 roti dan 2 ikan. Dan ternyata itu sudah cukup berarti di mata Tuhan. Dan peristiwa mujizatpun terjadi, Yesus ” Mengambil  ” 5 roti dan 2 ikan itu, lalu berdoa ” Memberkati “, kemudian ” Dipecah-pecahkanNya ” dan setelah itu ” Di Bagikan ” kepada orang banyak itu. Semua menjadi kenyang, tercukupi bahkan ketika dikumpulkan masih banyak sisanya.

Ketika cerita ini kembali kita ingat, dan kemudian di endapkan dalam hati agar kita bisa merenungkannya. Kita melihat inilah gambaran dan keinginan Yesus yang ingin disampaikan pada umatNya tentang bagaimana hidup kita dijalankan. Ada kesediaan ” di ambil ” , walau yang kita miliki sangat kurang dan terbatas, wujud 5 roti dan 2 ikan, sangatlah terbatas untuk dibagikan pada orang banyak. Bahkan untuk diri sendiri saja bisa jadi hanya cukup sekedar mengganjal perut. Tetapi ketika anak itu kemudian  membiarkan bekalnya ” di ambil ” – ketika di minta Yesus -, lalu membiarkan Yesus ” Memberkati ” bekalnya -tanpa banyak tanya-, lalu membiarkan Yesus ” Memecah-mecahkan ” roti itu dan merelakan ketika bekalnya itu ” Di Bagikan “. Kesediaan anak itu membiarkan semua proses terjadi walau pada awalnya sangat mungkin anak itu tidak mengerti apapun, tetapi setelah proses itu terjadi dan selesai, anak itu tahu bahwa ia tidak hanya mendapatkan 5 roti dan 2 ikan kembali ketangannya, bahkan ia mendapatkan lebih dari itu, bisa makan lebih banyak karena setelah selesai makan ternyata masih ada sisa makanan yang cukup banyak.

Jika hidup kita bisa mempunyai makna untuk berguna bagi sesamanya, tentulah ini menjadi suatu kebahagiaan yang tiada bandingnya. Ketika hidup kita bisa menjadi inspirasi buat orang lain, bisa membangun semangat yang patah, dapat mendukung orang yang ‘lumpuh hati’, senantiasa dapat mendekap dan memberi kehangatan pada orang yang ‘mati rasa’ ; pastilah hidup kita ini akan menjadi sempurna di hadapan-Nya.

Kesediaan diri kita untuk membiarkan Tuhan mengajarkan kita akan makna hidup ini, kesediaan kita untuk di bentukNya melalui berbagai pengalaman manis- pahit, duka- suka, naik- turun, pada waktuNya akan memperlengkapi kita untuk menjadi alatNya yang sempurna di tanganNya sekarang dan selamanya. Itulah yang harusnya menjadi tujuan hidup kita. Tujuan hidup yang tidak sekedar cukup makan dan minum, tetapi bagaimana melalui hidup kita orang-orang di sekitar kita bisa merasakan juga pemeliharaanNya dan BerkatNya. Tuhan memberkati. ( ALZ untuk IndonesiaKu )

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN (UNGU)

NANTIKANLAH DIA DENGAN BERTOBAT

Yesaya 40:1-11; Mazmur 85:2-3,9-14; 2 Petrus 3:8-15; Markus 1:1-8

Kebaktian 10 Desember 2023, Pdt. Febe Oriana Hermanto (GKI GUNUNG SAHARI)

Pernahkah Saudara merasakan jatuh cinta? Apa yang Saudara lakukan ketika jatuh cinta? Pasti banyak sekali. Bahkan mungkin kita melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal, ketika mengungkapkan rasa cinta kita kepada orang yang dicintai. Kita tahu bahwa Allah sedemikian rupa mencintai kita. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah mengutus para utusan-Nya untuk mengingatkan dan menyelamatkan manusia. Sampai pada akhirnya puncak karya keselamatan itu terjadi ketika Allah mengutus Putra-Nya sendiri untuk menyelamatkan kita. la mencari karena mengasihi kita, bahkan ketika kita masih dalam keadaan berdosa.

Bacaan leksionari pada hari Minggu ini, terlihat dengan begitu gamblangnya bahwa Allah begitu mengasihi kita dan setia pada janji-Nya. Ketika umat pilihan-Nya berpaling dari Allah dan meninggalkanNya, Allah tidak melupakan mereka begitu saja. Melalui utusan-Nya Allah menyampaikan pesan bahwa Ia ingin menghibur dan bahkan berjanji untuk menyelamatkan umat-Nya.

Ratusan tahun kemudian, ketika manusia mungkin sudah melupakannya, janji Allah tergenapi. Setelah sekian lama umat pilihan Allah tidak lagi mendengar suara-Nya yang diperdengarkan melalui para utusan-Nya, suara Allah kembali diperdengarkan dengan lantang di tengah padang gurun. Pesannya pun singkat dan padat: Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” Pesan pertobatan yang diserukan oleh Allah melalui hamba-Nya Yohanes Pembaptis itu, bukanlah sebuah pesan ancaman, melainkan pesan cinta. Allah tidak ingin manusia binasa dalam keberdosaannya, melainkan memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus, Putra-Nya.

Oleh sebab itu minggu Adven yang kedua ini umat diajak kembali untuk menghayati kesetiaan Kristus yang menjadi jalan pendamaian bagi manusia dan Allah. Sekali lagi, hal ini disebabkan karena cinta Allah kepada manusia. Yohanes Pembaptis yang menjadi tokoh dalam minggu ini, bukan saja tampil sebagai penggenap nubuatan dari nabi Yesaya, namun juga tampil sebagai penyampai pesan cinta dan kesetiaan dari Allah. Yohanes Pembaptis yang mengerti betapa Allah mengasihi dunia ini, meresponss kasih Allah itu dengan memberikan seluruh kehidupannya. Hal itu ia tampakkan melalui sikap dan gaya hidupnya.

Dalam Penghayatan akan kesetiaan dan cinta Allah inilah, maka sudah layak dan sepantasnya apabila kita juga tetap setia dan mencintaiNyadalam menantikan kedatanganNya kembali.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda setiap minggu ketiga Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

164633
Users Today : 5
Users Yesterday : 362
This Month : 2559
This Year : 82004
Total Users : 164633
Who's Online : 6