Kasih Dalam Setiap Langkah

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita merasa bahwa tindakan kecil kita tidak berarti. Kadang kita enggan melakukan sesuatu karena merasa bahwa hal kecil yang kita lakukan tidak penting. Mungkin kita sendiri pun merasa kecil dan tidak berarti. Kita bukan siapa-siapa, atau orang lain mungkin menganggap kita bukan siapa-siapa.

Seringkali, “kecil” berarti muda, sedikit, tidak penting, atau tidak berharga. Ketika kaum muda menyampaikan pendapatnya, seringkali mereka disepelekan. “Kamu masih kecil, belum makan asam garamnya kehidupan.” “Kecil” seringkali diremehkan, diabaikan, tidak mendapat tempat, dipandang sebelah mata, dan tidak diperhitungkan.

Namun, kita dapat belajar dari Mother Teresa dari Calcutta yang menunjukkan kepada kita bahwa hal-hal kecil yang dilakukan dengan cinta yang besar dapat membawa kasih karunia Allah ke dalam dunia ini. Mungkin dalam kacamata manusia, yang kecil itu tidak berguna dan tidak berharga, tetapi di hadapan dan di tangan Allah, yang kecil itu pun berharga, bahkan dapat dipakai oleh Allah untuk menulis surat cinta-Nya kepada dunia ini.

Suatu hari, seorang wartawan bertanya kepada Mother Teresa tentang pekerjaannya yang luar biasa dan dampak besar yang telah dibuatnya di dunia. Wartawan itu berkata, “Bunda Teresa, apa yang Anda lakukan sangat luar biasa!” Mother Teresa dengan rendah hati menjawab, “Anda tahu, saya hanyalah pensil kecil di tangan Tuhan. Tuhan yang akan menulis surat cinta kepada dunia.”

Dengan pernyataan ini, Mother Teresa ingin menyampaikan bahwa semua pekerjaan baik yang dia lakukan bukanlah hasil dari kekuatannya sendiri, melainkan karena dia membiarkan dirinya dipakai oleh Tuhan. Seperti pensil yang digunakan oleh seorang penulis untuk menulis, Mother Teresa percaya bahwa Tuhan menggunakan dirinya untuk menyampaikan kasih, kebijaksanaan, dan belas kasih kepada dunia.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kita juga dapat menjadi alat di tangan Tuhan, melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar, dan membiarkan Tuhan bekerja melalui kita untuk membawa kasih dan kebaikan ke dalam dunia. Mother Teresa menunjukkan bahwa setiap orang, tidak peduli seberapa kecil atau tidak penting mereka merasa, dapat digunakan oleh Tuhan untuk tujuan yang mulia.

Dalam buku “Mother Teresa of Calcutta: A Personal Story” karya Monsignor Leo Maasburg, kita dapat menemukan banyak kisah nyata yang memberikan wawasan tentang kehidupan dan kebijaksanaan Mother Teresa. Berikut adalah beberapa prinsip yang diajarkan oleh Mother Teresa yang dapat kita terapkan dalam hidup kita:

  1. Menjadi Alat Perdamaian. Mother Teresa mengajarkan bahwa kita dapat menjadi alat perdamaian di dunia dengan mewujudkan cinta, kasih sayang, dan pengampunan. Dalam menghadapi konflik, kita diajak untuk merespons dengan pengertian, empati, dan komitmen untuk mendapatkan titik temu. Dengan memupuk lingkungan yang damai di dalam diri kita dan menyebarkannya kepada orang lain, kita dapat menciptakan perubahan yang mendalam. Mari kita katakan: Saya adalah alat perdamaian di dunia.
  2. Berkontemplasi di Dunia. Mother Teresa menghabiskan banyak waktu dalam doa dan meditasi, mendengarkan inspirasi dan bimbingan Tuhan. Kita juga diajak untuk berpaling ke dalam, mencari bimbingan ilahi dalam setiap langkah kita. Mari kita katakan: Saya mendengarkan dan bertindak berdasarkan bimbingan dari Tuhan
  3. Hadir untuk Satu Sama Lain di Setiap Momen. Dalam kisah tentang seorang fotografer yang mengganggu doanya, Mother Teresa menunjukkan bagaimana ia melihat interupsi sebagai hadiah. Ia merespons dengan penghargaan dan cinta, mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen dan setiap orang yang kita temui. Mari kita katakan: Setiap orang memberi saya hadiah. Saya menerima hadiah mereka dengan cinta dan penghargaan.
  4. Lakukan Hal-hal Kecil dengan Cinta yang Besar. Mother Teresa menunjukkan bahwa tindakan kecil, seperti menawarkan bantuan kepada yang membutuhkan, dapat memberikan dampak besar. Ia mengajarkan kita untuk melakukan setiap tindakan dengan cinta yang besar. Mari kita katakan: Saya melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.
  5. Jadilah Pensil di Tangan Tuhan. Mother Teresa menggambarkan dirinya sebagai pensil kecil di tangan Tuhan, yang digunakan untuk menulis surat cinta kepada dunia. Kita diajak untuk membiarkan diri kita digunakan oleh Tuhan untuk menyebarkan kasih dan kebijaksanaan-Nya. Mari kita katakan: Saya adalah pensil di tangan Tuhan, yang menulis surat cinta kepada dunia.

Dengan mengikuti teladan Mother Teresa, kita dapat belajar bahwa setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan cinta dapat membawa kasih karunia Allah ke dalam kehidupan kita dan orangorang di sekitar kita. Mari kita terus berusaha menjadi alat perdamaian, mendengarkan bimbingan Tuhan, hadir untuk satu sama lain, melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar, dan membiarkan diri kita digunakan oleh Tuhan untuk menyebarkan kasih-Nya.

Semoga renungan ini menginspirasi kita semua untuk terus berbuat baik dalam hal-hal kecil setiap hari. (YSE)

KEBAKTIAN MINGGU

TIDAK HINA TETAPI BERHARGA

Keluaran 32:7-14; Mazmur 51:1-10; 1 Timotius 1:12-17; Lukas 15:1-10

Kebaktian 14 September 2025 oleh Ibu Siska Febriyani Lumban Gaol, S.Si. (Teol)

Pendahuluan

Dalam hidup, sering kali manusia terjebak pada rasa bersalah, malu, bahkan hina karena kesalahan dan dosa yang dilakukan. Ada orang yang merasa dirinya tidak layak lagi di hadapan Allah. Namun, firman Tuhan menegaskan bahwa kasih karunia Allah lebih besar daripada segala kejatuhan kita. Di hadapan Allah, kita tidak dihina, melainkan ditebus menjadi berharga.

1. Keluaran 32:7-14 – Allah yang Murah Hati

Kisah anak Israel yang membuat anak lembu emas adalah contoh nyata kebodohan manusia. Setelah diselamatkan dari Mesir, mereka justru berpaling kepada berhala. Secara manusiawi, mereka layak dihukum habis. Namun, Musa menjadi pengantara, dan Allah menunjukkan belas kasih-Nya dengan tidak jadi membinasakan umat-Nya.
Pesan: Dosa memang hina, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dia memberi kesempatan untuk kembali. Hidup kita pun sering jatuh pada “berhala modern” – uang, status, atau kenikmatan dunia – namun Allah tetap berbelas kasih.

2. Mazmur 51:1-10 – Hati yang Hancur, Allah Pulihkan

Mazmur ini lahir dari pergumulan Daud setelah jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Daud sadar bahwa dosanya membuatnya najis dan hina. Namun, ia tidak berhenti pada rasa bersalah, melainkan datang memohon pengampunan.
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu…” adalah doa yang menunjukkan keyakinan bahwa Allah penuh kasih. Daud tahu hanya Allah yang bisa membersihkan dan memulihkan.
Pesan: Pengakuan dosa bukan tanda kita hina, tetapi justru pintu menuju pemulihan. Allah melihat kita berharga ketika kita rendah hati datang kepada-Nya.

3. 1 Timotius 1:12-17 – Paulus: Dari Pendosa Menjadi Pelayan

Paulus pernah menghina jemaat, menganiaya orang percaya, bahkan menjadi musuh Injil. Secara moral ia hina. Tetapi kasih karunia Kristus menjadikannya rasul. Ia bersaksi: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa; dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”
Pesan: Tuhan memilih orang hina menurut dunia untuk dipakai sebagai alat-Nya. Paulus yang dulu merusak jemaat, kini justru membangun jemaat. Itu bukti bahwa Allah melihat nilai berharga dalam diri setiap orang, sekalipun pernah jatuh.

4. Lukas 15:1-10 – Allah yang Mencari yang Hilang

Yesus memberikan perumpamaan domba yang hilang dan dirham yang hilang. Dalam pandangan dunia, satu domba dari seratus atau satu dirham dari sepuluh tidak seberapa. Tetapi bagi Allah, yang satu itu sangat berharga. Ia rela mencari sampai ketemu, dan bersukacita ketika yang hilang ditemukan.
Pesan: Hidup kita, sekalipun kotor oleh dosa, tetap dianggap berharga oleh Allah. Ia tidak berhenti sampai kita ditemukan, dipulihkan, dan dirangkul kembali dalam kasih-Nya.

Aplikasi

  1. Jangan terjebak pada rasa hina. Dosa memang membuat kita jatuh, tetapi jangan berhenti di situ. Datanglah kepada Allah yang penuh kasih.

  2. Syukuri anugerah Allah. Kita bisa berdiri hari ini bukan karena kekuatan kita, melainkan karena belas kasihan Tuhan.

  3. Lihat diri dan sesama sebagai berharga. Jangan mudah merendahkan diri sendiri atau orang lain, sebab Allah mengasihi setiap jiwa.

  4. Hidup sebagai saksi kasih karunia. Seperti Paulus, biarlah hidup kita menjadi kesaksian bahwa Allah sanggup mengubah yang hina menjadi mulia.

Penutup

Manusia mungkin memandang kita hina karena kegagalan atau dosa. Bahkan hati kita sendiri bisa berkata “aku tidak layak.” Namun, firman Tuhan menegaskan: kita tidak hina, melainkan berharga di mata Allah. Dia yang mencari, mengampuni, dan memulihkan kita.

Mari kita hidup dalam keyakinan ini: kasih karunia Allah lebih kuat daripada rasa hina kita. Di hadapan-Nya, kita bukan orang buangan, melainkan anak-anak yang berharga, dikasihi, dan dipakai untuk kemuliaan-Nya.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

819338
Users Today : 1578
Users Yesterday : 2044
This Month : 22328
This Year : 371488
Total Users : 819338
Who's Online : 11