Pesan Pastoral Paska 2020 BPMS GKI

 

Pesan Pastoral Paska 2020
Badan Pekerja Majelis Sinode
Gereja Kristen Indonesia

PESAN PASTORAL PASKA 2020
BPMS GKI

 

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Saudara-saudara anggota jemaat dan simpatisan Gereja Kristen Indonesia yang dikasihi oleh Tuhan.

Saat ini kita memasuki Minggu Palmarum atau juga biasa disebut sebagai Pekan Suci, saat kita akan melewati Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan berpuncak di Minggu Paska. Pekan Suci adalah salah satu perayaan inti dalam tradisi kekristenan, karena di dalam perayaan ini iman gereja kepada Allah Trinitarian menemukan puncaknya. Di dalam Pekan Suci dan Minggu Paska, kita sebagai gereja dengan pertolongan Roh Kudus belajar untuk mengingat dan terus menerus menemui Yesus Kristus yang dengan setia memperjuangkan cinta kasih Allah Bapa (Yoh.3:16; 5:17).

Cinta kasih yang diperjuangkan oleh Yesus Kristus bukanlah sekadar ajaran dan teori yang dihafalkan. Seluruh Minggu Prapaska yang sudah kita lewati, Pekan Suci yang saat ini kita jalani, serta Minggu Paska memperlihatkan bagaimana cinta kasih yang dibawa oleh Yesus Kristus adalah nilai keutamaan yang membentuk kebajikan dan seluruh tindakan-Nya. Cinta kasih itu menjadi nilai hidup yang memberi ruang luas untuk memperjumpakan ajaran-ajaran dan pengalaman serta kebutuhan manusia itu sendiri. Ajaran-ajaran iman yang hanya disampaikan sebagai doktrin yang menekan akan kehilangan hati yang menyapa dan lembut (bdk. Mrk. 2:27), pengalaman hidup yang dipaksakan sebagai satu-satunya kebenaran akan kehilangan kreativitas untuk mengevaluasi diri dan menemukan kebenaran sejati (bdk. 1Kor. 3:3). Kita dapat melihat bahwa peristiwa salib yang dialami oleh Yesus Kristus sendiri adalah lambang dari dominasi kekuasaan ajaran agama yang kehilangan hati untuk melihat cinta kasih yang diperjuangkan oleh Tuhan Yesus di tengah pengalaman banyak orang yang sakit, tertindas, berduka dan membutuhkan kekuatan. Tetapi pada saat yang bersamaan di dalam peristiwa salib ini kita juga belajar untuk memeriksa apakah kita mengisi pengalaman hidup kita dengan juga sungguh-sungguh memperjuangkan cinta kasih seperti yang Yesus perjuangkan (bdk. Yoh. 14:12). Dengan demikian cinta kasih yang diperjuangkan oleh Tuhan Yesus sampai dengan peristiwa Paska, sungguh-sungguh menghadirkan hati yang menghidupkan dan kreativitas yang memperbarui, sehingga dunia ini menemukan kehidupan dan kegembiraan yang sejati.

Dengan dasar pengertian tersebut, kita semua meyakini bahwa merayakan Paska adalah bukan sekadar upacara formal atau kegiatan tahunan,yang saat ini kita tidak dapat lakukan seperti biasa, melainkan sebuah perayaan iman yang nyata di tengah pengalaman manusiawi dan kehidupan kita semua. Tentu kita semua menantikan saat di mana kita bersama-sama dapat kembali ke gedung-gedung gereja dan dengan gembira merayakan iman kita melalui kebaktian, sakramen dan aktivitas gerejawi seperti biasa. Tetapi kami juga mengajak kita untuk tidak perlu larut dalam kekecewaan berlebihan, apalagi terprovokasi untuk saling menyalahkan, karena merayakan Paska utamanyaadalah memperjuangkan hal yang sama seperti yang sudah diteladankan oleh Tuhan Yesus Kristus, yaitu memperjuangkan nilai cinta kasih yang mempertemukan ajaran-ajaran iman dengan berbagai kebutuhan pengalaman hidup secara nyata.

Karena itu melalui pesan pastoral ini kami juga mengajak kita semua untuk memberikan perhatian pada beberapa hal berikut:

  1. Kita tidak begitu saja mengikuti pengajaran dan pendekatan yang bersifat doktriner ketika menghadapi masalah dan krisis di tengah dunia, seperti pandemi Covid-19 saat ini. Sikap menyamakan begitu saja wabah ini dengan peristiwa-peristiwa tertentu di dalam Alkitab tanpa sebuah pendalaman yang bertanggungjawab, dan menyederhanakan permasalahan dengan menunjuk kelompok tertentu atau bahkan mereka yang menjadi korban sebagai orang berdosa yang sedang mengalami penghukuman Allah adalah sikap doktriner yang tidak bertanggungjawab dan kehilangan cinta kasihnya. Tapi ketidakpedulian beberapa orang dengan bersikap meremehkan permasalahan umat manusia seperti yang kita alami saat ini juga adalah hilangnya cinta kasih dalam pengalaman hidup kita. Kami BPMS GKI tidak akan bosan mengajak kita semua untuk menjadi gereja yang justru mengikuti teladan jalan salib Yesus, menghidupi nilai cinta kasih itu dengan kreativitas menerjemahkan pekerjaan-pekerjaan Allah di tengah krisis (bdk. Yoh. 9:1-3). Karena itu melalui pesan pastoral ini, kami juga mau beradabersama-sama dengan banyak keluarga di lingkungan GKI dan masyarakat yang saat ini sedang berdukacita, mereka yang saat ini sedang dirawat baik di rumah sakit maupun merawat dirinya secara mandiri, mereka yang ada dalam kekuatiran, bersama dengan para dokter dan paramedis di berbagai rumah sakit, yang beberapa juga harus ada dalam keadaan sakit. Kita semua hendak berbagi cinta dan harapan untuk saling menguatkan. Karena hanya cinta kasih itulah yang dapat menghadirkan pekerjaan-pekerjaan Allah yang menjadi nyata di tengah kesusahan yang dialami oleh saudara-saudara kita ini.
  2. Merayakan Paska di tengah konteks pandemi Covid-19 yang menghadirkan banyak kesulitan bahkan kedukaan saat ini, adalah saat yang tepat untuk menjalankan sikap iman yang memberi ruang pada perenungan (reflektif). Dunia modern dengan teknologi digital yang berkembang sedemikian rupa mulai membuat manusia terbiasa untuk bereaksi amat cepat, sehingga terkadang kebenaran yang kritis dan mendalam tidak lagi menjadi pertimbangan. Bahkan di tengah pandemi Covid-19 ini beberapa orang dengan sadar atau tidak sadar justru terlibat dalam penyebaran berita-berita yang tidak teruji kebenarannya (hoax). Jika cinta kasih yang diperjuangkan dalam peristiwa Paska menjadi dasar dalam kita menerjemahkan iman kekristenan kita di tengah pengalaman dan kehidupan, maka merenungkan kemanusiaan untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik adalah sikap iman yang menantang kita secara kuat. Karena itu kami mengajak kita semua untuk menjadi utusan firman yang menguatkan dan menggembirakan karena nilai cinta kasih yang menjadi dasarnya (sharing, caring & loving), dan bukan menjadi penyebar berita yang tidak benar, bersikap tidak peduli sehingga menghadirkan kesedihan dan keresahan atau menghadirkan perselisihan.
  3. Pandemi Covid-19 saat ini sudah mengarah pada berbagai krisis yang dialami oleh banyak orang secara individual maupun dalam dunia usaha serta ekonomi. Menteri Keuangan RI sudah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini akan amat menurun. Resesi bahkan depresi ekonomi yang akan berdampak pada lebih banyak persoalan kehidupan adalah tantangan amat besar dalam pengalaman hidup kita saat ini. Refleksi kemanusiaan yang bermuara pada aksi yang nyata adalah wujud kita menghayati cinta kasih Tuhan pada saat ini. Kami mengajak seluruh lingkup, Jemaat, Klasis dan Sinode Wilayah, serta seluruh anggota serta simpatisan jemaat GKI, untuk benar-benar menyiapkan pelayanan dan pengembangan jejaring pelayanan dengan berbagai pihak, seperti persekutuan oikumenis dengan gereja-gereja, pengusaha dan dunia usaha, termasuk jejaring lintas agama, yang menghadirkan kreativitas dan improvisasi yang diperlukan, baik bentuk dan model kegiatan, metode pelaksanaan sampai dengan pengaturan keuangan yang bijaksana. Sekarang adalah saat yang tepat untuk merenung dan melihat apa yang paling dibutuhkan oleh anggota dan simpatisan jemaat serta masyarakat yang lebih luas, dan apa yang harus kita lakukan sebagai gereja.

Di tengah krisis besar, kedukaan, kesusahan dan kegamangan kita saat ini, kami ingin menyapa kita semua, mengucapkan selamat merayakan Paska. Selamat merayakan cinta kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang kita hidupi di tengah pengalamandan persekutuan kita sebagai gereja saat ini. Marilah kita rayakan cinta Tuhan itu melalui hidup kita di tengah orang-orang yang paling membutuhkan. Marilah kita juga terus berdoa bersama seluruh gereja, seluruh umat beragama dan seluruh umat manusia untuk teratasinya pandemi Covid-19 dan pemulihan dari berbagai persoalan-persoalan yang mengikutinya. Eben haezer.

 

Badan Pekerja Majelis Sinode GKI

 

Pdt. Handi Hadiwitanto               Pdt. Danny Purnama
Ketua Umum BPMS GKI              Sekretaris Umum BPMS GKI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663650
Users Today : 221
Users Yesterday : 1857
This Month : 39232
This Year : 215800
Total Users : 663650
Who's Online : 9