Sudahkah (masihkah) aku menjadi murid Kristus?

“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 15:8)

Sebagai bagian dari pembinaan iman umat, GKI Kota Wisata menyelenggarakan program katekisasi. Melalui katekisasi, peserta diharapkan lebih mengenal, memperdalam, sekaligus menghayati panggilan hidup sebagai murid Kristus. Laksana seorang murid yang menjalani kehidupan sekolah formal, maka katekisasi juga memiliki ketentuan dan tata aturan untuk setidaknya menstimulasi pembentukan cara pikir/mentalitas, sikap, dan perilaku individu yang dijiwai oleh penghayatan akan iman kepada Kristus melalui pendalaman Alkitab dan praktik hidup yang selaras dengan firman Tuhan.

Sekalipun tak cukup panjang waktu belajar yang ditempuh oleh katekisan, sekitar 10 bulan, sehingga sulit bisa menjadi salah satu faktor penentu pembentukan karakter pesertanya. Namun, setidaknya melalui katekisasi, peserta secara regular diajak untuk mulai memahami arti menjadi seorang murid Kristus. Murid Kristus yang bersedia menerima pengajaran, memiliki kedisiplinan dalam menggunakan dan mengurbankan waktu pribadi untuk berada dalam kelas pembelajaran, melatih kepekaan, kesediaan terlibat dalam pelayanan (sekalipun hanya dalam sesi singkat), serta beberapa unsur pemenuhan karakter seorang murid Kristus.

Semua rangkaian program yang dijalankan tentu bukan tanpa maksud. Program katekisasi yang berujung pada peneguhan dan pengakuan iman secara pribadi para katekisan yang dikenal dengan sebutan SIDI maupun Baptis Dewasa tentu diharapkan menjadi momen personal, saat katekisan menyatakan “Ya, saya percaya dan berjanji”. Percaya dan berjanji terhadap apa? Untuk mengingatkan kita semua atas ikrar/janji SIDI, saya yakin sebagian besar kita yang sudah sekian lama SIDI pun tentu tak ingat lagi apa yang ditanyakan Pendeta saat itu, berikut adalah beberapa pertanyaan tersebut.

  1. Percayakah Saudara kepada Allah Bapa, Pencipta dan Pemelihara kita; dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya, Tuhan dan Juruselamat kita; serta Roh Kudus yang memperbaharui hidup kita?
  2. Apakah Saudara dengan tulus hati dan dengan segenap jiwa berjanji memegang pengakuan itu, meninggalkan hidup lama, hidup mengikut Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan menjadi saksiNya?
  3. Apakah Saudara percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah yang menunjukkan jalan keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus?
  4. Apakah Saudara dengan sungguh-sungguh ingin menjadi anggota gereja Tuhan dan bersedia menerima tugas-Nya, yaitu dengan setia mengambil bagian dalam mewujudkan persekutuan serta melaksanakan pelayanan dan kesaksian?
  5. Apakah Saudara berjanji untuk menerima dan menaati ajaran dan Tata Gereja GKI?

Diakhiri dengan pertanyaan individual dari Pendeta kepada calon SIDI/Baptis Dewasa “Apakah jawaban Saudara….. (nama masing-masing)?

Sebagai bagian dari refleksi pribadi, saya mengajak untuk mengingat ulang peneguhan iman dan janji kita atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Beberapa kata kunci mungkin bisa membantu kita untuk berefleksi.

  1. Masihkah kita benar-benar mempercayakan hidup kita kepada Allah Tritunggal, sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pembaharu hidup kita secara berkesinambungan? Atau kita mulai ragu akan kemahakuasaannya?
  2. Bagaimana kita menjalani hidup saat ini? Masihkah nilai-nilai dan tatanan “hidup baru” sebagai murid Kristus kita hayati, Jalani, dan tegakkan atau mulai kompromi dengan tata nilai dan filosofi dunia yang kerap menawarkan gaya hdup yang terasa lebih “nyaman & menyenangkan” untuk dipilih?
  3. Masihkah Alkitab menjadi pedoman hidup yang dengan rutin menjadi bacaan dan bahan perenungan sehingga dasar hidup sehari-hari berbasis Sabda Tuhan?
  4. Bagaimana penghayatan kita dalam bergereja? Dengan penuh sukacita ambil bagian dalam persekutuan, kesaksian, dan pelayanan atau cukup diwakili oleh pemberian persembahan yang kita rasa setara untuk “menggugurkan” tugas panggilan Gereja tersebut?

Hari ini, Minggu 5 Oktober 2025, akan dilayankan Perjamuan Kudus Sedunia. Momen ini kiranya menjadi refleksi kehidupan keimanan kita. Melalui pelayanan Perjamuan Kudus Sedunia, kita diajak untuk menghayati kembali karya agung Allah sehingga kita dilayakkan menerima kasih karunia-Nya. Kita diteguhkan dan meneguhkan diri sebagai murid Kristus yang harus tetap berpaut dengan-Nya sebagai Sang Sumber Kehidupan. Di luar kehidupan bersama Allah Tritunggal, laksana ranting yang terlepas dari pokok pohonnya, hanya ada kekeringan dan berujung pada kematian karena tidak ada energi hidup sejati. Sssttttt… -berbisik-, Bapak, ibu dan saudara yang habis ikut Perjamuan Kudus, masih ingatkah pertanyaan-pertanyaan reflektif yang disampaikan Pendeta sebelum makan roti dan minum anggur Perjamuan Kudus? Semoga kita semua tetap mengingatnya.

Tema khotbah Minggu 5 Oktober 2025, “Bertumbuh dalam Iman”, tentu terasa spesial. Melalui tema ini, kita diajak untuk menumbuhkembangkan cara hidup seutuhnya berlandaskan pemahaman, kesadaran, pengakuan, sekaligus pengharapan hanya kepada Tuhan. Selayaknya kita percaya dan mempercayakan kehidupan hanya di dalam, bersama, dan melalui Allah Tritunggal sampai pada kekekalan.

Selamat menghayati kembali kehidupan masing-masing sebagai murid Kristus yang terus bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih kepada Kristus. Sekalipun ada momen-momen sulit saat menjalaninya, teruslah menghasilkan buah-buah hidup baru (kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri). Yakinlah, kasih Kristus tak membiarkan kita jatuh berkepanjangan karena Dia adalah Sang Kasih itu sendiri. Kiranya Tuhan menolong dan memampukan kita. Tuhan Yesus memberkati. (WSE)

KEBAKTIAN MINGGU

BERTUMBUH DALAM IMAN

Habakuk 1:1–4, 2:1–4; Mazmur 37:1–9; 2 Timotius 1:1–14; dan Lukas 17:5–10.

Kebaktian 5 Oktober 2025 oleh Pdt. Em. Magdalena Handoyo

Pendahuluan

Setiap orang percaya dipanggil bukan hanya untuk memiliki iman, tetapi untuk bertumbuh di dalamnya. Iman yang hidup tidak statis; ia berkembang, diuji, diperkuat, dan dimurnikan melalui perjalanan hidup. Kitab-kitab yang kita baca hari ini menyingkapkan bagaimana iman itu bertumbuh: dalam pergumulan (Habakuk), dalam pengharapan (Mazmur), dalam pengajaran dan kesaksian (2 Timotius), dan dalam kerendahan hati untuk taat (Lukas).


1. Iman Bertumbuh di Tengah Pertanyaan (Habakuk 1:1–4; 2:1–4)

Habakuk bergumul dengan realitas hidup: kekerasan, ketidakadilan, dan kejahatan yang tampak dibiarkan. Ia bertanya, “Sampai kapan, ya Tuhan?” (Hab. 1:2).

  • Pertanyaan itu lahir dari iman, bukan dari ketidakpercayaan. Habakuk percaya Tuhan berdaulat, tetapi ia belum mengerti cara kerja Tuhan.

  • Jawaban Tuhan menekankan: “Orang benar akan hidup oleh percayanya” (Hab. 2:4).

  • Iman bertumbuh bukan karena semua masalah terjawab, tetapi karena kita belajar mempercayai Allah di tengah misteri.

Aplikasi: ketika kita melihat ketidakadilan, kejahatan, atau doa yang terasa tidak dijawab, pertanyaan kita jangan menjauhkan kita dari Allah, melainkan menuntun kita untuk lebih berpegang kepada-Nya.


2. Iman Bertumbuh dalam Pengharapan (Mazmur 37:1–9)

Pemazmur menasihati agar jangan gelisah karena orang fasik yang tampak makmur. Sebaliknya:

  • “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik” (ayat 3).

  • “Bergembiralah karena Tuhan” (ayat 4).

  • “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan” (ayat 5).

Iman bertumbuh ketika kita belajar menunggu dalam pengharapan, bukan iri kepada mereka yang jahat, melainkan bersukacita dalam Tuhan yang setia.

Aplikasi: dalam dunia yang penuh kompetisi dan tekanan, iman bertumbuh saat kita belajar menemukan sukacita kita bukan dalam pencapaian atau perbandingan dengan orang lain, melainkan dalam relasi kita dengan Allah.


3. Iman Bertumbuh Melalui Pewarisan dan Pengajaran (2 Timotius 1:1–14)

Paulus mengingatkan Timotius tentang “iman yang tulus ikhlas” yang mula-mula ada pada neneknya Lois dan ibunya Eunike (ayat 5).

  • Iman bertumbuh melalui teladan keluarga dan pembinaan rohani.

  • Paulus mendorong Timotius untuk “mengobarkan karunia Allah” dan tidak malu bersaksi tentang Kristus.

  • Kekuatan iman tidak bersumber dari diri kita, melainkan dari “Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban” (ayat 7).

Aplikasi: iman kita dipelihara bukan hanya lewat pengalaman pribadi, tetapi juga melalui persekutuan, pengajaran, dan teladan orang-orang percaya yang lebih dahulu.


4. Iman Bertumbuh dalam Ketaatan dan Kerendahan Hati (Lukas 17:5–10)

Para rasul meminta Yesus: “Tambahkanlah iman kami!” (ayat 5). Yesus menjawab dengan dua hal:

  • Iman yang kecil pun, bila sejati, sanggup melakukan hal besar (ayat 6).

  • Namun, iman itu diwujudkan bukan dalam kesombongan, melainkan dalam ketaatan yang rendah hati. Seperti hamba yang hanya melakukan kewajibannya (ayat 7–10).

Aplikasi: iman bertumbuh bukan berarti kita menjadi “hebat” di mata manusia, melainkan semakin rendah hati, taat, dan setia melakukan kehendak Allah.


Kesimpulan

Bertumbuh dalam iman berarti:

  1. Belajar mempercayai Allah meski banyak pertanyaan (Habakuk).

  2. Mengandalkan Tuhan dan bukan iri pada orang fasik (Mazmur).

  3. Menghidupi dan mewariskan iman dalam kekuatan Roh Kudus (2 Timotius).

  4. Mengungkapkan iman dalam ketaatan dan kerendahan hati (Lukas).

Iman bertumbuh bukan dengan kekuatan kita, tetapi karena Allah yang bekerja di dalam kita. Mari kita berdoa agar Roh Kudus terus menguatkan, menuntun, dan menumbuhkan iman kita, supaya kita tetap hidup setia sampai akhir.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

848340
Users Today : 1685
Users Yesterday : 1636
This Month : 4811
This Year : 400490
Total Users : 848340
Who's Online : 8