Pelangi VII Juni 14
Dari Redaksi Buletin Pelangi
Dalam Alkitab, Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih. Dalam penjelasannya kemudian, Dia mengatakan bahwa penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan. Benih yang ditebarkan adalah firman Allah yang diwartakan, sedangkan tanah adalah melambangkan hati manusia dan melambangkan jenis hati yang berbeda-beda. Ada tanah yang tandus, tanah yang berbatu, yang dikelilingi semak berduri, dan tanah yang subur (Bdk Mat. 13:3-9, 18-23). Seperti apakah hati kita?
Nasib pertumbuhan iman yang ditaburkan tergantung kepada kondisi tanah batin yang menerima benih firman itu. Namun jika kita ingin menjadi tanah yang subur, maka hendaknya hati kita yang kerap kali disirami dengan benih-benih firman-Nya harus selalu kita pupuk, kita jaga dan pelihara. Setidaknya kita harus selalu waspada agar benih firman yang ditaburkan di hati kita itu tidak terhimpit atau mati. Oleh karena itu benih firman itu hendaknya kita olah dengan hal-hal yang membantu berkembangnya firman itu. Santapan Rohani yang kita terima hendaknya kita wujudkan dengan kegiatan-kegiatan pelayanan bagi sesama agar menjadi tanah yang subur. Namun ada hal lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu melalui pendalaman iman. Baik secara pribadi maupun kelompok.
Selamat membaca, Tuhan memberkati
Redaksi