Great Calling & Personal Calling

Apakah panggilan Allah dalam hidup kita? Sebagai orang Kristen kita memiliki “Great Calling” dan “Personal Calling”.

Great Calling, kita mengerti dari Alkitab: menjadi anak-anak Allah, menjadi murid-Nya, hidup bersama dengan Dia, mengabarkan kabar baik, menjadi saksi-Nya, menjadi garam & terang.

Bagaimana dengan Personal Calling? Personal Calling adalah panggilan secara pribadi yang Allah ingin secara spesifik kita lakukan melalui hidup kita. Dan Personal Calling ini adalah turunan dari Great Calling yang kita dapat.

Kita dapat mengidentifikasi panggilan Tuhan melalui beberapa hal:

  1. Doa & Meditasi: Menghabiskan waktu dalam doa membantu dalam mencari bimbingan Tuhan dan memahami rencana-Nya.
  2. Membaca Alkitab: Alkitab dapat memberikan wawasan dan hikmat tentang tujuan dan panggilan seseorang.
  3. Mencari Nasihat: Berbicara dengan mentor atau penasihat rohani untuk memberikan bimbingan dan kejelasan.
  4. Keterlibatan dalam Pelayanan: Terlibat dalam berbagai kegiatan komunitas dan gereja dapat membantu menemukan kekuatan dan kerinduan seseorang.
  5. Refleksi Diri: Memahami talenta dan kerinduan pribadi dapat selaras dengan panggilan seseorang.

Melakukan hal-hal di atas dapat membantu kita menemukan apa yang menjadi panggilan hidup kita dan dapat menjalani hidup terbaik menurut kehendak Tuhan. Oswald Chambers menuliskan buku terkenal : “My Utmost for His Highest”, Yang Terbaikku untuk Yang Maha Tinggi.

Personal Calling saya adalah “Menjadi Saluran Berkat Jasmani & Rohani”. Itu adalah panggilan yang saya rasakan yang hidup dan kuat dalam diri saya, menggerakkan dan memotivasi saya dalam melakukan langkah, pilihan dan keputusan dalam kehidupan saya. Jika saya ada yang keliru, saya perlu mengkoreksinya kembali ke rel-Nya.

Perpaduan pimpinan Roh Kudus – panggilan – talenta – karunia rohani sangat dashyat. Itu bukanlah tanpa maksud Tuhan berikan kepada kita, semuanya diberikan dalam rangka kita mampu mengeksekusi panggilan-Nya. Dan perpaduan itu haruslah dapat dilihat, disaksikan dan dirasakan orang-orang di sekitar kita. Untuk itulah Tuhan mengaruniakannya kepada kita, supaya kita bisa mengerjakan pekerjaan Allah di bumi, berbuah banyak & menjadi saluran berkat.

Namun banyak orang yang menepis, mengabaikan, menolak bahkan takut akan panggilan Tuhan. Padahal, “Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.” (Mzm 25:10)

Kita tidak percaya bahwa Allah yang menuntun kita Maha Besar. Padahal janji Tuhan: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan yang Kupikirkan mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan malapetaka, untuk memberikan kepadamu masa depan yang penuh harapan.” (Yer.29:11).

Apakah kita lebih mempercayai diri kita yang fana daripada Allah yang Maha Kuasa & kekal? Apakah saya bisa melayani Allah sembari bekerja? Bisa, bekerja adalah juga pelayanan, dan banyak dari kita melakukannya, tapi ada pelayanan-pelayanan khusus yang Tuhan minta kita ambil bagian di dalamnya, apakah itu di gereja, organisasi pelayanan, atau lembaga misi, karena Tuhan ingin memakai kita, dan untuk itu kita perlu menata ulang waktu, prioritas dan akitifitas kita. (REP)

KEBAKTIAN MINGGU

SIAPA YANG LEBIH BERHARGA

Yesaya 65 : 1 – 9; Mazmur 22 : 19 – 28; Galatia 3 : 23 – 29; Lukas 8 : 26 – 39

Kebaktian 22 Juni 2025 oleh Pdt. Frida Situmorang (GKI Samanhudi)

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tanpa sadar menilai orang berdasarkan status, latar belakang, penampilan, atau masa lalu mereka. Ada yang dianggap lebih penting karena jabatannya, lebih rohani karena penampilannya, atau lebih layak karena asal usulnya. Namun, pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah: siapa yang sebenarnya lebih berharga di mata Tuhan?

Nabi Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa yang tidak mencari-Nya. Ia berkata, “Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak bertanya-tanya tentang Aku.” Sebaliknya, umat yang seharusnya mengenal dan menaati Tuhan justru memberontak, menyakiti hati-Nya dengan sikap keras kepala dan penyembahan berhala. Tapi Allah, dalam kesetiaan-Nya, tetap menjaga sisa umat yang takut akan Dia. Ini menggambarkan kasih karunia yang tidak terbatas oleh bangsa, tradisi, atau sejarah rohani. Yang dikejar Tuhan bukanlah kemurnian ritual, tapi hati yang rindu mengenal-Nya.

Mazmur 22 menambah lapisan makna yang dalam. Di tengah ratapan dan penderitaan, pemazmur berseru kepada Tuhan, dan mengakui bahwa Allah tidak memandang hina kesengsaraan orang yang tertindas. Bagi Tuhan, suara dari lembah kesakitan sama berharganya dengan pujian dari tempat tinggi. Bahkan dikatakan bahwa semua bangsa dan segala penghuni bumi akan datang menyembah-Nya. Artinya, tidak ada golongan yang lebih dekat atau lebih jauh; semua punya tempat di hadapan-Nya.

Rasul Paulus kemudian menjelaskan inti dari Injil dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Di dalam Kristus, tidak ada lagi perbedaan antara Yahudi atau Yunani, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Semuanya adalah satu. Ini bukan hanya slogan kesetaraan, tapi sebuah pernyataan iman: bahwa setiap orang yang percaya adalah anak Allah dan ahli waris janji-Nya. Di hadapan Tuhan, imanlah yang menjadi dasar nilai kita, bukan ras, gender, kedudukan sosial, atau sejarah hidup.

Lalu kita sampai pada kisah Yesus dan seorang yang kerasukan di tanah Gerasa. Ia adalah sosok yang dijauhi, dianggap gila, dan bahkan tinggal di kuburan. Masyarakat sudah menyerah padanya. Namun Yesus tidak. Ia melihat seseorang yang berharga, yang pantas dipulihkan. Setelah disembuhkan, orang itu duduk dengan tenang, berpakaian, dan waras. Dan lebih dari itu, ia diutus Yesus untuk kembali ke rumahnya dan memberitakan kasih Allah. Orang yang semula dianggap “sampah masyarakat” justru menjadi saksi kasih Tuhan.

Jadi, siapa yang lebih berharga? Bukan yang paling benar di mata manusia. Bukan pula yang paling religius secara lahiriah. Yang berharga adalah mereka yang dijangkau kasih karunia, yang mengalami pemulihan, dan yang mau hidup dalam kebenaran Tuhan. Itu bisa siapa saja: orang biasa, orang terbuang, orang berdosa, bahkan kita sendiri.

Maka, mari kita berhenti membandingkan diri atau menghakimi orang lain. Kita semua berdiri setara di hadapan salib Kristus. Dan di mata-Nya, setiap jiwa begitu bernilai. Yang Tuhan cari bukanlah kesempurnaan, tapi hati yang mau dipulihkan dan diutus.

Kiranya kita belajar untuk melihat sesama seperti Kristus melihat orang Gerasa itu—bukan dari apa yang tampak, tapi dari potensi pemulihan dan kasih yang bisa dinyatakan melalui hidupnya. Karena siapa pun kita, ketika dipanggil oleh kasih-Nya, kita menjadi sangat berharga.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

699523
Users Today : 805
Users Yesterday : 1512
This Month : 26226
This Year : 251673
Total Users : 699523
Who's Online : 12