Siapakah aku ini Tuhan?
Lirik dari sebuah lagu rohani populer dengan judul “Kasih Setia-Mu” berbunyi “Siapakah aku ini Tuhan jadi biji mata-Mu, dengan apakah kubalas Tuhan, selain puji dan sembah Kau?” adalah ungkapan kerendahan hati seorang yang beriman kepada Tuhan, mengakui kebesaran-Nya dan menyerahkan hidup untuk memuji dan menyembah-Nya.
Dalam perjalanan iman, kita juga seringkali bertanya, “Apakah aku ini layak di hadapan Tuhan?” Pertanyaan ini muncul ketika kita menyadari kelemahan, kegagalan, dan dosa-dosa yang terus membayangi kehidupan kita. Kita merasa tidak cukup baik, tidak cukup kudus, dan tidak cukup kuat untuk memenuhi panggilan-Nya. Tidak jarang juga ketika kita diminta untuk melayani, kita merasa tidak layak tidak sanggup, dan tidak berdaya. Ini merupakan hal yang wajar. Namun kita diingatkan oleh beberapa ayat alkitab di bawah ini:
Roma 3:23-24 Karena semua manusia sudah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, tidak ada seorang pun yang layak datang kepada Bapa kalau tidak melalui Kristus.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri.
Alkitab mengajarkan bahwa kelayakan kita bukan berasal dari usaha atau pencapaian pribadi, melainkan karena kasih karunia Allah. Paulus, yang dulunya adalah penganiaya jemaat, menjadi rasul yang dipakai luar biasa karena kasih karunia Tuhan. Ia tidak menyombongkan diri, tetapi mengakui bahwa semua itu terjadi karena Tuhan yang melayakkannya.
Ketika mendapat panggilan untuk menjadi penatua, saya sebetulnya merasa tidak layak, dan memiliki banyak kekurangan. Tetapi karena ini adalah panggilan Tuhan, saya harus menjalaninya. Ketika menjalani panggilan pelayanan ini, saya melihat bahwa kemampuan saya bukanlah karena kekuatan atau keberhasilan saya sendiri. Semuanya adalah kasih karunia Tuhan dan bukan kuat dan gagah saya. Di dalam setiap apa yang saya lakukan, saya percaya bahwa Tuhanlah yang selalu melengkapi dan mengizinkannya.
Kasih karunia bukanlah hadiah bagi seeorang yang sempurna, tetapi merupakan anugerah bagi yang mau bertobat dan percaya. Tuhan tidak melihat masa lalu kita, melainkan hati yang mau dibentuk dan dipakai-Nya. Kelayakan di mata Tuhan bukan soal status, melainkan kesediaan untuk taat dan setia.
Daripada terus bertanya apakah kita layak, mari kita bertanya, “Apakah aku bersedia?” Bersedia untuk diubah, dipakai, dan dipimpin oleh Tuhan. Ketika kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya, Tuhan sendiri yang akan melayakkan kita. (YSE)






Users Today : 4522
Users Yesterday : 4819
This Month : 4522
This Year : 467575
Total Users : 915425
Who's Online : 33