Identitas Yesus
Injil Yohanes sering juga disebut sebagai Injil tentang identitas Yesus. Menurut tradisi gereja, Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes, yang disebut sebagai murid yang dikasihi, yaitu rasul Yohanes, anak Zebedeus. Yohanes inilah yang menurut Bapa Gereja Irenaeus (akhir abad ke-2 M) adalah “murid yang bersandar di dada Yesus” dan menulis Injil ini ketika ia tinggal di Efesus di Asia. Injil Yohanes sendiri memberi petunjuk kepada kita bahwa sipenulis adalah murid Yesus (Yoh. 21:24). Sehingga dapat dipahami bahwa penulis Injil Yohanes benar-benar memahami tradisi orang Yahudi, seperti yang banyak ditemui di dalam injil tersebut. Injil ini ditulis untuk orang Yahudi dan non Yahudi, pada sekitar tahun 90M. Namun demikian ada juga pendapat minor yang menyatakan bahwa injil ini ditulis sebelum tahun 70M. Injil ini menekankan kesaksian Yesus tentang diri-Nya, melalui karya dan perkataanNya.
Injil Yohanes dibuka dengan pengakuan iman bahwa Firman itu adalah Allah, dan Firman ada bersama-sama dengan Allah dan segala sesuatu dijadikan oleh Dia. Firman itu telah menjadi manusia, yang dikenal sebagai Anak Tunggal Bapa. Dan setiap orang yang percaya kepada-Nya, diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:1-18). Dengan demikian, pengakuan iman ini dapat dikatakan sebagai “executive summary” dari Injil Yohanes.
Setelah menyampaikan secara singkat (namun penting) kesaksian Yohanes tentang Yesus, Injil Yohanes menekankan kesaksian Yesus tentang diri-Nya sendiri melalui karya dan perkataan-Nya. Hal ini dilakukan Yesus, bukan hanya di hadapan orang Yahudi (di daerah orang Yahudi), tetapi juga di hadapan orang Samaria (di daerah Samaria) yang dianggap bangsa kafir oleh orang Yahudi. Di dalam dua belas pasal pertama Injil Yohanes, karya Yesus yang memperlihatkan identitasnya dilakukan dengan menyatakan mujizatnya yang membebaskan orang dari penderitaan dan dosa (kegelapan), seperti orang yang sudah sakit selama 38 tahun, membebaskan perempuan berzinah, meyembuhkan orang yang buta sejak lahir (yang dianggap sebagai kutukan dosa), membangkitkan Lazarus dari kematian.
Melalui perkataan, Injil Yohanes menampilkan setidaknya ada 13 identitas Yesus, yang ditandai dengan perkataan Yesus yang dimulai dengan kata, “Akulah…”. Dari ketiga belas identitas tersebut, dua belas identitas di antaranya menggambarkan tentang Yesus adalah Anak Allah dan Mesias, yang datang untuk membebaskan manusia dari dosa. Satu identitas lagi menjelaskan kampung halaman Yesus secara geografis. Namun ironisnya, pasal 12 (ayat 37-43) menekankan bahwa meskipun Yesus sendiri yang telah memberikan kesaksian tentang diri-Nya, masih banyak orang yang tidak mau percaya, khususnya orang Yahudi. Dosa telah membutakan orang untuk dapat melihat dan percaya kepada Yesus.
Mulai pasal 13, Injil Yohanes menceritakan persiapan dan perjalanan Yesus menuju salib. Penekanan Injil Yohanes adalah pengajaran Yesus, khususnya kepada para murid, untuk membekali mereka kelak setelah Yesus meninggalkan mereka pulang ke rumah Bapa. Yesus ingin memastikan bahwa mereka akan baik-baik saja (meski mereka akan menderita karena nama Yesus) setelah ditinggal Yesus pulang ke rumah Bapa, karena IA akan memberikan kepada para murid Roh Penolong dan Kebenaran, yaitu Roh Kudus.
Melalui Injil Yohanes, kita mengetahui bahwa Yesus adalah Allah yang datang ke dunia dalam bentuk rupa manusia. Kedatangan ke dunia, bukan hanya untuk menyelamatkan manusia, tapi juga memberikan kepastian bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. (PSI)





Users Today : 448
Users Yesterday : 1278
This Month : 32309
This Year : 572971
Total Users : 1020821
Who's Online : 10