Ketika Dipimpin Oleh-Nya

Ketika Tuhan ingin agar kita melakukan sesuatu, Dia akan mengatakannya melalui Roh Kudus-Nya kepada kita.

Kita dapat mengetahui pimpinan dan bimbingan-Nya bukan saja melalui FirmanNya dalam Alkitab, tetapi juga ketika Roh Kudus berbicara kepada kita. Untuk itu, kita perlu mengenal suara-Nya. Setiap kali kita mendengarkan suara-Nya dan melakukannya, beberapa hal pasti akan kita alami:

  1. Mendatangkan kasih, sukacita karena keadilan dan kebenaran (1Kor. 13:4-7)
  2. Mendatangkan sukacita, damai sejahtera, kebaikan (Gal. 5:22) apapun situasi kita
  3. Mendatangkan kasih, setia, dan kebenaran (Mzm. 25:10)
  4. Mendatangkan kekaguman, hormat, pujian dan pemuliaan kepada Tuhan (pemazmur menginspirasi kita akan hal ini, juga Ayb. 42:5)
  5. Membuat hati kita berkobar-kobar karena Ia baru saja berbicara kepada kita (Luk. 24:32)

Ketika Dia mengatakan sesuatu kepada kita, tidak ada hal terbaik yang kita lakukan selain memercayai-Nya. Jika Dia bersuara kepada kita, itu adalah tanda bahwa Dia mengasihi kita (Ams. 3:11-12).

Tulisan ini adalah kesaksian saya ketika mendengar Suara Tuhan menjadi sebuah pengalaman rohani yang indah.

Suatu kali, ketika saya sedang berkunjung ke rumah Om saya, tiba-tiba tetangga mereka datang dengan tergopoh-gopoh dan mengatakan bahwa ART mereka kesurupan, dan mereka tidak tahu bagaimana menanganinya. Om saya yang seorang penatua di sebuah gereja spontan mengatakan, “Panggil Mak ‘ini’ saja.” Saya terhenyak dan merasa tidak damai sejahtera ketika Om saya menyuruh memanggil “orang pintar”. Hati saya bergejolak, bergemuruh, tidak menerima keadaan itu. Saya merasa Tuhan pasti lebih berkuasa atas segala sesuatu. Lalu saya meminta ijin kepada Tante saya untuk melihat ART itu di lantai 2 rumah mereka. Ketika saya menemuinya, ART tersebut menyeringai membungkuk bertumpu di kedua kaki dan tangannya. Ada 1 orang ART yang berjaga-jaga di sampingnya. Saya bertanya, “Bolehkah saya ditinggal sendiri dan berdoa buat dia?” Dia katakan, “Kami bukan Kristen.” Saya menjawab, “Tidak apa-apa, saya mau berdoa buat dia, tolong tinggalkan kami.”

Kemudian saya berdoa dan bernyanyi dalam hati. Ketika meninggikan nama-Nya, seakan suara-Nya mengatakan, “Kamu harus bernyanyi lebih keras meninggikan Aku, supaya seisi rumah ini tahu, bahwa Akulah Tuhan.” Saya melakukannya dan merasakan damai sejahtera dalam hadirat dan otoritas-Nya.

Kemudian saya melakukan tindakan iman dan bertanya siapa ‘dia’ yang ada di tubuh ART itu. Dia menjawab bahwa dia adalah ibunya yang marah karena perlakuan majikan anaknya terhadap anaknya. Lalu saya memerintahkan dia, “Siapapun kamu, dalam nama Tuhan Yesus saya memerintahkan kamu keluar dari tubuh anak ini!” Dia meronta-ronta mengguncang-guncangkan tubuh anak itu, sampai akhirnya dia keluar dan anak itu lemas terbebas dari roh itu. Setelah itu, saya memanggil temannya ART yang lain untuk naik ke lantai 2, memintanya agar ART ini diberi minum. Kemudian saya memegang tangannya, mendudukkannya, menceritakan semua yang terjadi, saya menyampaikan bahwa yang melepaskan dan menyembuhkan dia adalah Tuhan Yesus.

Ketika kita mendengarkan suara Tuhan, kita akan merasakan kedaulatan-Nya, karena di mana ada suara-Nya, di situ ada otoritas-Nya. Di saat Tuhan mengutus kita, Dia akan memperlengkapi. Karena itu, tenanglah! Tuhan ada bersama kita, sekalipun di tengah ombak dan badai.

Seberapa besar kita:

  • Rindu mendengar suara Tuhan?
  • Ingin mendapatkan nasihat-nasihat-Nya?
  • Mau melakukan apa yang dikehendaki-Nya?

Mari berjalan bersama dengan Dia, banyak cerita indah dan sukacita. Tuhan Yesus memberkati. (REP)

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663638
Users Today : 209
Users Yesterday : 1857
This Month : 39220
This Year : 215788
Total Users : 663638
Who's Online : 16