Learn from Yesterday, Live for Today and Hope for Tomorrow

Syukur yang tidak berkesudahan karena kita telah sampai di tahun 2025 ini. Perjalanan panjang selama 365 hari sudah dilalui dengan banyak rasa yang hadir. Kita bisa melewati tahun 2024 dengan senantiasa percaya akan pertolongan dan perlindungan-Nya. Tahun 2024 adalah tahun politik yang baru saja berlalu dengan para pemimpin yang baru mulai bekerja. Tentu kita mendoakan mereka agar bekerja dengan benar dan takut akan Sang Pencipta.

Tetap setia kepada Tuhan. Setia itu mencakup segala hal. Setia itu gambaran betapa mahal harga yang harus dibayar ketika kita memutuskan setia kepada Tuhan. Di zaman yang tidak mudah ini, banyak tawaran untuk mengganti kesetiaan itu dengan sesuatu yang jauh lebih mudah, jauh lebih mewah dan jauh lebih menyilaukan. Dalam setiap keputusan hidup, sesungguhnya kesetiaan Tuhan selalu ada dan membawa kebaikan bagi hidup kita. Meskipun seringkali kita yang keliru dan tidak sabar menangkap maksud Tuhan dalam perjalanan hidup kita.

Di awal tahun 2025 ini, marilah kita merenungkan kembali berbagai peristiwa kehidupan di tahun 2024 yang sudah dilewati. Saat kita jatuh, sakit tidak berdaya dan putus asa, ada tuntunan Tuhan yang kita rasakan. Dia tidak pernah membiarkan kita sendiri. Genggaman tangan-Nya selalu memberi kekuatan bagi kita.

Memasuki tahun 2025 ini, marilah kita memeriksa kembali kesiapan hati kita. Kita tidak tahu tantangan apa yang ada di depan, uang yang semakin susah dicari, kebutuhan hidup yang semakin mahal, pajak yang naik menjadi 12%, dan masih banyak lagi tantangan dan kesusahan di depan. Seperti kata pepatah Learn from Yesterday, Live today, and Hope for tomorrow, bahwa semua peristiwa dalam hidup menjadi pembelajaran yang berharga.

Satu-satunya pengharapan kita adalah Tuhan yang senantiasa menyertai hidup kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita dalam kondisi apapun. Tidak ada yang sia-sia dari hidup kemarin yang sudah kita lalui. Semua menjadi pengalaman berharga. Hiduplah untuk hari ini. Apapun yang bisa kita lakukan, lakukanlah. Teruslah berbuat baik dan jadilah yang terbaik versi dirimu sendiri. Selagi masih ada waktu, teruslah berusaha maksimal. Dan miilikilah pengharapan buat hari esok. Hari esok yang indah, hari esok yang masih memberikan sinar matahari yang kita perlukan, dan hari esok yang menyimpan kebahagiaan yang harus kita perjuangkan.

“Aku hendak menuturkan kasih setia Tuhan, segala perbuatan Tuhan yang masyhur, yang dilakukan Tuhan kepada kita dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel, yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih sayangNya dan kasih setia-Nya yang besar” (Yes. 63:7).

Semangat dan pengharapan baru di dalam Tuhan menjadi modal kita menghadapi tahun 2025 ini. Kasih setia Tuhan senantiasa menolong dan menuntun kita menjalani tahun ini dengan penuh sukacita. Amin. (SSL)

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663731
Users Today : 302
Users Yesterday : 1857
This Month : 39313
This Year : 215881
Total Users : 663731
Who's Online : 12