Merangkai Iman: Transformasi Keluarga menjadi Dewasa, Dinamis, Misioner
Seorang anak bertanya kepada ayahnya, “Pa, kenapa Tuhan belum menjawab doa kita? Mengapa hidup terasa begitu sulit?” Sang ayah tersenyum dan berkata, “Nak, Tuhan tetaplah Tuhan, meskipun jalan-Nya sering tidak seperti yang kita harapkan dan sulit dimengerti. Namun, kuasa-Nya tidak pernah berubah, dan Dia tidak akan pernah meninggalkan kita.”
Percaya kepada Tuhan adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan. Dalam keluarga, iman tumbuh seiring perjalanan hidup yang sering kali penuh tantangan. Setiap keluarga dipanggil untuk menjadi dewasa, dinamis, dan misioner. Tapi, apa artinya dalam kehidupan nyata?
Keluarga yang Dewasa: Tumbuh dalam Iman
Kedewasaan keluarga tidak diukur dari berapa banyak masalah yang dihindari, tetapi dari bagaimana mereka menghadapi tantangan dengan iman. Efesus 4:15b mengingatkan kita, “Kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” Keluarga yang dewasa tetap teguh, bahkan ketika kenyataan tak sesuai harapan.
Kedewasaan berarti memercayai bahwa Tuhan selalu punya rencana, meskipun doa tidak segera dijawab atau situasi tampak tidak berubah. Keluarga yang dewasa memegang erat kasih dan kebenaran, berjalan dalam kepercayaan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka, dan dalam prosesnya, mereka bertumbuh semakin kuat dalam iman.
Keluarga yang Dinamis: Siap Belajar dan Berkembang
Menjadi dinamis berarti terus belajar dari pengalaman hidup, tidak berhenti pada zona nyaman. Roma 12:2 menasihati, “Berubahlah oleh pembaruan budimu.” Keluarga dinamis selalu terbuka untuk perubahan dan mencari pembelajaran dari setiap dinamika kehidupan.
Misalnya, ketika menghadapi perubahan besar – perpindahan tempat tinggal atau pekerjaan – keluarga dinamis tidak melihatnya sebagai beban, tetapi sebagai peluang untuk belajar. Mereka siap untuk tumbuh dan menerima tantangan baru, belajar dari setiap kesalahan, dan terus berkembang. Dinamika ini tidak hanya tentang beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga tentang memupuk sikap yang siap untuk terus bertumbuh dalam iman, dengan setiap situasi menjadi kesempatan untuk semakin mendekat kepada Tuhan.
Keluarga yang Misioner: Menghidupi Hidup sebagai Syukur
Keluarga misioner tidak hanya berfokus pada kegiatan sosial atau bantuan fisik, tetapi hidup dengan kesadaran spiritual bahwa setiap hari adalah anugerah. Efesus 2:8-10 mengingatkan bahwa kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik sebagai wujud syukur atas kasih karunia Tuhan.
Keluarga misioner hidup dengan prinsip bahwa hidup adalah ucapan syukur. Mereka melihat setiap detik sebagai kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Setiap tindakan, sekecil apapun, adalah bentuk ibadah yang memuliakan Dia. Bukan tentang melakukan hal-hal besar, tetapi menjalani hidup sehari-hari dengan kesadaran bahwa semua yang mereka miliki adalah anugerah Tuhan. Dalam kesederhanaan, mereka menghidupi nilai-nilai kasih, tanggung jawab, dan pelayanan kepada Tuhan melalui kehidupan sehari-hari.
Menemukan Definisi Keluarga Kita Sendiri
Setiap keluarga memiliki perjalanan spiritual yang berbeda. Menjadi dewasa, dinamis, dan misioner harus didefinisikan oleh masing-masing keluarga. Ini adalah proses di mana keluarga bersama-sama merenungkan panggilan Tuhan, menyepakati visi bersama, dan menentukan bagaimana mereka bisa menghidupi panggilan tersebut. Keluarga yang sehat adalah keluarga yang bersama-sama menemukan panggilan mereka. Mereka saling mendukung dan bekerja sama dalam mencapai tujuan hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam proses ini, mereka menemukan kekuatan dan kesatuan yang memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan.
Apa panggilan Tuhan bagi keluarga kita? Bagaimana kita bisa menjadi lebih dewasa, dinamis, dan misioner? Tuhan memanggil kita untuk bertumbuh dalam kasihNya, belajar dari setiap dinamika kehidupan, dan menghidupi keseharian kita sebagai ucapan syukur atas anugerah-Nya. Saat kita menjalani panggilan ini, kita akan menjadi terang yang memancarkan kasih Kristus bagi dunia di sekitar kita. (SAR)