Tak ada halaman yang hilang
TAK ADA HALAMAN YANG HILANG
“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6: 22-23)
Dalam buku ‘You Are Not Alone’, ada sebuah kisah mengenai seorang ibu di akhirat. Merasa memiliki amal yang banyak ketika hidup di dunia, ibu ini kemudian bergegas menuju pintu surga. Namun langkahnya terhenti ketika seorang malaikat mendekatinya dan bertanya, ”Apakah Anda yakin bahwa nama Anda ada dalam daftar penghuni surga?”,
“Tentu saja,” jawab si ibu penuh percaya diri. “Bukankah saya senantiasa berbuat baik? Bukankah saya selalu menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya? Dan bukankah surga adalah balasan yang telah dijanjikan Tuhan untuk orang-orang seperti saya?”, “Baiklah,” kata si malaikat sambil tersenyum, “Anda boleh masuk ke surga kalau nilai Anda minimal 1000. Coba sekarang katakan apa yang Anda lakukan selama Anda berada di dunia.” “Saya selalu setia kepada suami,” kata si ibu.“Anda memperoleh nilai 30,” kata malaikat. “Saya juga menjadi pengurus rumah ibadah,” Kata malaikat, “Anda mendapat nilai 20.” “Saya mempunyai 3 orang anak yang semuanya telah menjadi anak saleh,” “Anda mendapatkan nilai 40,” tukas malaikat. “Saya mempunyai 20 anak asuh. Saya membiayai sekolah mereka sampai mereka bisa mandiri,” lanjut si ibu. “Nilai Anda 30,” ungkap malaikat. “Saya senantiasa membantu tetangga saya yang sedang kesulitan,” paparnya. “Nilai 20” kata malaikat. “Saya sering memberi makan anak yatim,” tambah ibu itu. “Nilai Anda 20.” Akhirnya si ibu menjadi frustrasi. Ia telah menyebutkan banyak kebaikan yang telah ia lakukan tetapi nilai yang dikumpulkannya masih sangat sedikit. Hampir putus asa ia berujar, “Wah, kalau begini saya tidak akan masuk surga kecuali kalau ada anugerah dari Tuhan.” Mendengar hal itu si malaikat langsung berkata,“Benar sekali. Nilai Anda 1000. Silahkan masuk ke surga sekarang juga!”
Seringkali di dunia ini banyak orang yang berpendapat bahwa amal dan segala kebaikan hati dapat menyelamatkan jiwa kita. Padahal segala perbuatan baik kita tidak sempurna sehingga tidak mampu menyelamatkan. Hanya Karya Kristus yang sempurna dan mampu menyelamatkan kita. Dan Karya Keselamatan melalui diri Tuhan Yesus Kristus itu tergenapi. Bersyukur atas semuanya ini.
Bayangkan seandainya Allah telah menyatakan rencana-Nya untuk menebus manusia melalui diri Tuhan Yesus Kristus yang datang ke dunia menjadi sama dengan manusia kemudian menanggung sengsara, hingga akhirnya mati disalib dan dikuburkan. Tetapi ‘tiga halaman’ terakhir dari rencana Allah itu hilang. Tak ada kebangkitan! Pasti akibatnya, rencana keselamtan Allah yang sempurna itu juga tidak akan pernah ada. Tidak ada pengharapan lagi bagi umat manusia.
Tetapi kita patut mengucap syukur kepada Allah, karena tak ada halaman-halaman yang hilang dalam rencana-Nya yang agung dan sempurna. Melalui masa Pra Paska ini, kita mau diajak untuk mengenang, menghayati dan merenungkan Karya Keselamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Panitia Paska GKI Kota Wisata memilih tema “DIA MEMILIH DI SALIB” dalam rangkaian masa raya Paska 2016 ini. Di mana kita mau diajak untuk merenungkan kembali bahwa Tuhan Yesus telah melepaskan diri dari cinta diri dengan Dia “MEMILIH” untuk disalibkan. Diamelewati serangkaian peristiwa dalam tiga tahun akhir hidup-Nya untukmenyatakan rencana kemuliaan Allah melalui diri-Nya untuk seluruh umatmanusia. Dia menebarkan harapan baru bagi umat manusia, yaitu keselamatanumat manusia. Dan ini akan menjadi satu wujud cinta kasih Allah yang agung bagi manusia.
Sungguh karya-Nya menjadi Karya yang Agung dan Sempurna. Tidak ada halaman yang hilang. Sebagai ungkapan syukur atas Karya yang Agung dan Sempurna ini, marilah kita hidup sebagai hamba Allah yang mau bertobat dan menyatakan kasih anugerah-Nya dalam setiap tindakan hidup. Percayalah Tuhan menolong dalam proses hidup kita. (SSU)