Tuhan memakai semua orang dlm pelayanan yang berkenan dihadapan-Nya

TUHAN MEMAKAI SEMUA ORANG DALAM PELAYANAN YANG BERKENAN DI HADAPANNYA

1 Korintus1:27-29
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri dihadapan Allah”

Apakah benar Allah memilih orang yang sempurna untuk melayani?

Di sini dikatakan bahwa kita semua adalah pilihan Allah dan itu betul adanya. Allah memilih kita karena Allah mempunyai rencana yang indah. Allah tidak melihat kepandaian, sifat, fisik seseorang. Bahkan sebenarnya orang yang cacat pun dapat melayani Allah dengan porsinya masing-masing. Jadi untuk kita, yang mempunyai kelebihan di atas rata-rata (baik itu berupa harta, kepandaian, fisik) tidaklah sepantasnya kita menghakimi orang lain yang lemah karena Tuhan dapat saja membalikkan keadaan dan menggunakan orang yang lemah untuk mempermalukan orang yang kuat. Lihat saja kisah Musa yang mempermalukan Firaun dengan kuat kuasa Tuhan.

Jadi apakah kita hanya perlu orang yang cacat dan tidak perlu orang yang serba sempurna? Tentu juga tidak, seseorang yang memiliki kelebihan tentunya sangat baik kalau dipakai untuk bisa melayani Tuhan. Terlebih bila dia bisa saling membantu dan mendukung satu sama lain sama seperti jari-jari kita yang saling membantu dan mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing. Bukan saling bersaing, menghina, menjatuhkan, iri dan lain sebagainya. Galatia 6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Pada saat kita bisa hidup saling mengasihi, saling mendukung dalam kehidupan maupun pelayanan, hidup dengan damai sejahtera dalam memuliakan Tuhan, inilah buah-buah Roh yang sebenarnya diinginkan Tuhan. Galatia 5:22. Baiklah kamu sebagai orang yang cacat ataupun yang mempunyai kelebihan bisa bersama-sama melayani Tuhan dan menghasilkan buah-buah Roh. Umat Tuhan diharapkan bisa saling mendukung dalam hidup dan pelayanan, saling mengingatkan, saling mendukung. Bila satu orang lemah dalam hal tertentu dan yang lain mampu dan sanggup biarlah yang mampu segera membantu bukan membiarkannya. Saling mengasihi tidak hanya sekedar slogan atau kata-kata yang tidak diwujudkan. Bila seseorang melakukan kesalahan, baiklah kesalahan itu diperbaiki segera dan kita segera juga membantu memperbaiki kesalahan itu bersama bukan hanya menuai caci maki yang tidak menimbulkan damai sejahtera.

Satu hal terakhir, bahwa karakter rendah hati adalah salah satu kunci utama dimana pelayanan bisa berkenan di hati Allah. Pelayanan yang telah dilakukan dengan pongah tentu saja tidak berkenan di mata Tuhan. Kesombongan membuat seseorang tidak pernah tunduk kepada firman. Adalah sia-sia dan tidak memiliki nilai di hadapanTuhan apapun yang kita kerjakan jika didasari dengan kesombongan. Begitu juga dalam pelayanan, sebesar apapun kontribusi kita untuk gereja dan pekerjaan Tuhan, jika didasari oleh kesombongan akan menjadi tidak bermakna di mata Tuhan. Terlebih lagi jika motivasi kita dalam melayani Tuhan adalah untuk mencari pujian dan hormat untuk diri sendiri, maka pelayanan kita hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Pujian dan hormat itu hanyalah milik Tuhan! Jangan sekali-kali mencuri kemuliaan Tuhan. Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.” (Amsal 16:5) Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. (Yesaya 2:11)

Biarlah renungan singkat ini bisa bermakna bagi kita semua. (DKO)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

949194
Users Today : 2512
Users Yesterday : 3096
This Month : 38291
This Year : 501344
Total Users : 949194
Who's Online : 10