Tidak pernah menyerah, selalu mengasihi

Sebagai manusia, sepertinya tidak ada di antara kita yang tidak pernah gagal. Kisah sukses orang-orang besar selalu akan dihiasi beberapa kegagalan yang terjadi satu demi satu hingga menjadi berhasil/sukses.

Keberhasilan dari seorang penemu lampu pijar, Thomas Alva Edision, sampai saat ini menjadi kisah inspiratif yang begitu fenomenal dalam menghadapi kegagalan. Thomas kecil selalu mendapat nilai buruk sehingga gurunya sering memarahi dan mengejeknya sebagai murid yang terlalu bodoh untuk mempelajari apa saja. Namun, Thomas tentunya sangat bersyukur, memiliki seorang ibu tercinta yang tidak pernah lelah untuk terus membimbing dan mendidiknya hingga Thomas berhasil menjadi seorang tokoh dunia, penemu bola lampu pijar. Bahkan pada saat menemukan bola lampu pijar, dirinya telah mengalami kegagalan lebih dari 9000 kali percobaan.

Dalam sebuah keluarga, tentunya seluruh anggota keluarga ingin selalu berhasil dan membahagiakan satu sama lain. Seorang anak ingin memiliki orang tua yang selalu mengasihi, pemurah, penyabar, dan memenuhi segala kebutuhan sang anak. Orang tua juga tentunya ingin memiliki anak yang selalu berhasil serta mau mendengar nasihat dan membanggakan orang tua.

Ketika anak mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan sesuai dengan keinginan hatinya, maka tentunya hati anak akan sangat senang sekali. Namun, bagaimana jika kondisi yang ada tidak sesuai dengan harapan? Begitu juga dengan orang tua. Ketika orang tua memiliki anak yang selalu dengar-dengaran akan nasihat serta berhasil dalam pendidikan/pekerjaan, maka tentunya orang tua akan sangat bahagia dan bangga sekali. Namun bagaimana jika anaknya tidak dapat memenuhi harapan orang tua? Tentunya baik anak maupun orang tua akan kecewa, bahkan sangat kecewa.

Tidak jarang anak yang kecewa menjadi putus asa dan menyerah dengan keadaan yang tidak sesuai harapan. Bisa saja anak pergi menjauh dari keluarga, tidak tentu arah bahkan hilang dari dekapan kasih orang tua dan keluarga. Kekecewaan yang dirasakan dapat mengorbankan masa depan yang sebenarnya masih panjang dan terbuka untuk dibenahi. Tidak jarang juga orang tua yang kecewa menjadi putus asa, marah, sakit, dan akhirnya situasi menjadi tidak terkendali hingga keluarga kehilangan kasih.

Melalui perumpaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32), kita dapat belajar mengenai bagaimana untuk tidak menyerah, tetapi selalu mengasihi. Mari belajar dari anak bungsu yang meminta bagian harta kepada ayahnya, lalu menjual harta bagiannya dan pergi ke negeri yang jauh untuk berfoya-foya. Setelah harta habis, lalu si bungsu harus menjadi hamba bagi orang lain di negeri asing untuk mendapatkan sesuap nasi. Betapa berat hidupnya, sampai-sampai untuk mendapatkan ampas makanan babi dari ternak majikannya pun tidak pantas ia terima.

Lalu, apakah si bungsu menyerah? Ternyata tidak. Si bungsu bangkit dari keterpurukannya. Dengan tetap mengaku dan menyadari atas kesalahannya, si bungsu bangkit dan berubah. “Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa” (Luk. 15:17-19).

Lantas, apakah setelah mengaku bersalah dan memohon kepada orang tuanya maka si bungsu langsung mendapatkan perubahan? Tentunya tidak. Perubahan terjadi ketika sang ayah juga memberi respon positif dengan menunjukkan kasih yang tiada berubah sebagai seorang ayah yang sayang kepada anaknya. Sang ayah menerima si bungsu kembali dalam dekapan kasih sayangnya dengan tangan terbuka, walau anak sulung sang ayah menunjukkan kecemburuannya. Sang ayah tentunya mengalami dua hal yang bertentangan, antara sukacita dengan kembalinya si bungsu dan rasa sedih dengan kemarahan serta kecemburuan si sulung.

“Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali” (Luk. 15:31-32).

Mari kita sama-sama belajar dari kisah di atas. Kiranya kita senantiasa diingatkan untuk terus memiliki harapan dan tidak menyerah dari kegagalan kita, seperti si bungsu yang bangkit dari keterpurukan. Semoga kita semua juga senantiasa memiliki rasa syukur dan kedamaian hati untuk menerima kembali, seperti sang ayah yang dengan tangan terbuka menerima si bungsu kembali ke dekapan kasihnya. Selamat memasuki bulan keluarga. (SSI)

KEBAKTIAN PENTAKOSTA (MERAH)

BERKATA-KATA DALAM PIMPINAN ROH

Kisah Para Rasul 2:1-21; Mazmur 104:24-35; Roma 8:22-27; Yohanes 15:26-27, 16:4-15

Kebaktian 12 Mei 2024, Pdt. Gordon S. Hutabarat

Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, peran Roh Kudus sangat penting dalam membimbing, menghibur, dan menguatkan kita. Berkata-kata dalam pimpinan Roh bukan hanya tentang perkataan kita sehari-hari, tetapi juga tentang bagaimana kita hidup dan bersaksi sesuai dengan kehendak Allah.

1. Kisah Para Rasul 2:1-21: Pencurahan Roh Kudus

Peristiwa Pentakosta menggambarkan pencurahan Roh Kudus atas para murid. Mereka berbicara dalam berbagai bahasa, memberitakan perbuatan besar Allah. Ini menunjukkan bahwa ketika Roh Kudus memimpin, kita diberikan kemampuan dan keberanian untuk bersaksi tentang Kristus, bahkan dalam situasi yang sebelumnya mungkin membuat kita takut atau ragu.

Bagaimana Roh Kudus bekerja dalam hidup kita hari ini? Apakah kita memberi ruang bagi-Nya untuk memimpin kata-kata dan tindakan kita, terutama dalam bersaksi tentang iman kita kepada orang lain?

2. Mazmur 104:24-35: Keajaiban Penciptaan dan Pemeliharaan Allah

Mazmur ini menggambarkan kebesaran Allah dalam penciptaan dan pemeliharaan alam semesta. Segala sesuatu yang ada di bumi bergantung pada Roh Allah. Pemazmur menunjukkan betapa Allah penuh hikmat dan kuasa, dan bagaimana kita dipanggil untuk memuji-Nya dengan segala yang kita miliki.

Ketika kita merenungkan kebesaran Allah dalam ciptaan, apakah kita juga melihat bagaimana Roh-Nya bekerja dalam hidup kita sehari-hari? Apakah kita memuji Allah dengan perkataan dan perbuatan kita, yang dipimpin oleh Roh-Nya?

3. Roma 8:22-27: Kerinduan Penciptaan akan Pembebasan

Paulus berbicara tentang kerinduan seluruh ciptaan akan pembebasan dari dosa dan penderitaan. Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita dan berdoa untuk kita dengan keluhan yang tidak terucapkan. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus selalu hadir untuk membantu kita, bahkan ketika kita tidak tahu apa yang harus kita doakan.

Apakah kita mengizinkan Roh Kudus untuk menolong kita dalam doa dan kehidupan sehari-hari? Apakah kita terbuka terhadap pimpinan-Nya, terutama saat kita merasa lemah atau tidak tahu harus berbuat apa?

4. Yohanes 15:26-27, 16:4-15: Roh Kebenaran yang Bersaksi tentang Yesus

Yesus menjanjikan Roh Kudus, Sang Penghibur, yang akan bersaksi tentang kebenaran dan memimpin kita kepada seluruh kebenaran. Roh Kudus juga mengingatkan kita tentang ajaran-ajaran Yesus dan memberi kita keberanian untuk bersaksi tentang Dia kepada dunia.

Apakah kita mengandalkan Roh Kudus untuk memberi kita pengertian dan keberanian dalam bersaksi? Bagaimana kita dapat lebih peka terhadap pimpinan Roh dalam setiap aspek kehidupan kita?

Berkata-kata dalam pimpinan Roh adalah sebuah panggilan untuk hidup yang dipenuhi dengan kuasa, keberanian, dan kebijaksanaan dari Roh Kudus. Ini berarti kita perlu senantiasa membuka hati dan pikiran kita untuk dipimpin oleh Roh-Nya, baik dalam doa, tindakan, maupun perkataan kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi saksi yang efektif dan setia bagi Kristus di dunia ini.

Marilah kita berdoa agar Roh Kudus selalu membimbing kita, mengisi kita dengan keberanian dan kebijaksanaan, sehingga setiap kata dan tindakan kita dapat memuliakan Allah dan membawa kebaikan bagi orang lain.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

235728
Users Today : 588
Users Yesterday : 596
This Month : 8066
This Year : 63490
Total Users : 235728
Who's Online : 2