Kehebatan yang Sejati (Lukas 22:24-30)

Apakah kehebatan yang sejati menurut Yesus? Pada ayat 25, Yesus memulai percakapan dengan menyampaikan bahwa para murid berpikir dan bertindak dengan cara dunia. Raja-raja duniawi menjalankan kekuasaan mereka, berkuasa atas orang lain, dan memimpin dengan menggunakan kekuasaannya untuk memaksa orang melakukan sesuatu. Inilah yang dilakukan dunia. Kita mengalami hal ini di tempat kerja.

Dalam suratnya, Rasul Petrus mengingatkan para gembala yang memimpin kawanan domba, bahwa mereka tidak boleh berbuat seolah menjadi tuan atas kawanan domba tersebut (1Pet. 5:3). Inilah adalah poin pertama yang disampaikan Yesus. Memimpin bukanlah menggunakan otoritas untuk memaksa orang lain melakukan sesuatu.

Kedua, Yesus menggambarkan otoritas ini sebagai “pelindung-pelindung”, yang dalam versi NKJV adalah benefactors yang berarti “para dermawan”.

Banyak orang kaya menggunakan kekayaannya dengan memberikan hadiah demi syarat tertentu, seperti pelayanan dan kehormatan. Orang-orang duniawi tidak hanya memerintah orang untuk melakukan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu agar orang tersebut merasa berhutang, sehingga ia mendapatkan imbalannya. Yesus berkata bahwa ini bukanlah cara yang menjadikan kita hebat. Kita berbuat baik bukan supaya mereka melakukan sesuatu untuk kita. Kita tidak boleh menggunakan kekayaan kita untuk memaksakan orang lain melakukan kewajiban tertentu.

Dalam ayat 26 Yesus berkata bahwa yang terbesar akan menjadi yang termuda. Hal ini tidak bisa diterapkan dengan baik di masyarakat kita, seperti: Si Bungsu menerima tugas-tugas remeh dalam keluarga, Kaum Muda mendapat tempat yang paling rendah dan Orang-orang Tua dihormati dan dimuliakan. Hal ini tidak sesuai dengan ayat selanjutnya: “dan pemimpin adalah orang yang melayani.” Kepemimpinan bukan terletak pada perkataan, namun pada tindakan. Orang terhebat bukanlah orang yang berusaha menjadi yang teratas, tapi mereka yang memilih untuk menjadi yang terbawah dalam hal kehormatan dan penggunaan kekuasaan. Dalam penerapannya, kita bisa memerintah orang lain tetapi dengan penuh rasa hormat.

Dengarkanlah pertanyaan Yesus di ayat 27: “Sebab, siapakah yang lebih besar: Yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan?” Kita pun akan mengatakan bahwa yang duduk di meja adalah yang lebih besar daripada yang melayani. Namun Yesus menjungkirbalikkan pemikiran tersebut dan melanjutkannya dengan mengatakan, “Namun, Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.”

Dengan hidup seperti Yesus, kita akan menemukan Kehebatan Sejati dalam “Hidup untuk Orang Lain”, jadi hidup bukan untuk diri kita sendiri. Kita melupakan diri kita sendiri demi orang lain. Kehebatan adalah soal melayani. Kehebatan adalah melakukan hal yang orang lain tidak ingin melakukannya. Orang hebat adalah mereka yang membersihkan gedung. Orang hebat adalah mereka yang mendidik anak. Orang hebat adalah mereka yang mengirimkan kartu. Orang hebat adalah mereka yang menjenguk orang sakit. Orang hebat adalah mereka yang menyambut tamu.

Kehebatan ditemukan dalam pekerjaan di balik layar. Kehebatan adalah melakukan hal-hal yang tidak terlihat namun perlu. Orang-orang hebat melayani dan tanpa ada yang memerhatikan apa yang mereka lakukan. Kita mempunyai begitu banyak orang hebat di gereja ini yang melayani dengan cara yang begitu penting, dengan cara yang tidak kita bisa lihat.

Jika satu-satunya pelayanan yang kita berikan adalah sesuatu yang terlihat, maka kita mencari kebesaran dengan cara duniawi yang tidak disukai oleh Tuhan. Yesus tidak menawarkan gelar. Dia membagikan handuk untuk disajikan. Bagian kita adalah kelak dalam Kerajaan-Nya, bukan di dunia yang sementara ini. Amin! (THS)

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN I(UNGU)

MEMAKNAI HARI TUHAN

Yeremia 33:14-16, Mazmur 25:1-10, 1 Tesalonika 3:9-13, Lukas 21:25-36

Kebaktian 1 Desember 2024 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Pendahuluan
Hari Tuhan adalah sebuah tema yang sering dibahas dalam Alkitab sebagai waktu di mana Allah bertindak untuk menggenapi janji-janji-Nya, baik dalam penghukuman maupun penyelamatan. Dalam keempat bacaan ini, kita diajak untuk memaknai Hari Tuhan sebagai pengharapan akan pemulihan, undangan untuk hidup benar, serta panggilan untuk berjaga-jaga dan setia.

1. Hari Tuhan adalah Janji Pemulihan
Yeremia 33:14-16 berbicara tentang janji Tuhan untuk menumbuhkan tunas keadilan bagi keturunan Daud. Ini adalah penggenapan janji Mesianik yang terwujud dalam Yesus Kristus. Ketika kita memaknai Hari Tuhan, kita diingatkan bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya. Janji-Nya tidak pernah terlambat, dan Dia bekerja untuk mendatangkan pemulihan bagi umat-Nya.

Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dengan keyakinan bahwa Allah sedang dan akan terus bertindak memulihkan dunia ini. Dalam hidup sehari-hari, pemulihan ini kita alami melalui kasih, keadilan, dan damai yang kita bagikan kepada orang lain.

2. Hari Tuhan Adalah Undangan untuk Hidup Benar
Mazmur 25:1-10 menggambarkan pemazmur yang dengan rendah hati menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia memohon Tuhan menunjukkan jalan-jalan-Nya yang benar. Memaknai Hari Tuhan berarti merespons dengan kesetiaan dan kerendahan hati.

Kita perlu terus memohon tuntunan Tuhan untuk berjalan di jalan-Nya. Ini termasuk hidup dalam integritas, menunjukkan kasih kepada sesama, dan menjauhi dosa. Hari Tuhan menjadi momen di mana kita merefleksikan hidup kita: apakah kita sudah hidup dalam kebenaran-Nya?

3. Hari Tuhan Adalah Panggilan untuk Berjaga-jaga
Dalam Lukas 21:25-36, Yesus memperingatkan murid-murid-Nya tentang tanda-tanda akhir zaman. Namun, lebih dari sekadar takut akan masa depan, Yesus mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga, berdoa, dan tetap setia.

Berjaga-jaga di sini bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita adalah anugerah dari Tuhan. Bagaimana kita menggunakan waktu kita? Apakah kita melayani sesama dengan kasih? Apakah kita memberi pengaruh positif di tempat kita bekerja, belajar, atau melayani?

4. Hari Tuhan Adalah Pengharapan dan Kasih
1 Tesalonika 3:9-13 menekankan kasih sebagai persiapan untuk menyambut Hari Tuhan. Paulus mendorong jemaat untuk bertumbuh dalam kasih kepada sesama dan menjadi tak bercacat dalam kekudusan.

Kasih menjadi pengingat bahwa Hari Tuhan bukan sekadar peristiwa akhir zaman, tetapi sesuatu yang sudah kita alami setiap kali kita mencintai dan melayani sesama. Ketika kita hidup dalam kasih, kita sedang bersiap untuk menyambut kedatangan-Nya.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Hidup dalam Pengharapan
    Percaya bahwa Allah setia pada janji-Nya, kita tidak perlu takut akan masa depan. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk bersyukur dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.
  2. Berjalan dalam Kebenaran
    Mintalah Tuhan menunjukkan jalan-Nya setiap hari. Refleksikan hidup kita: apakah tindakan kita sudah mencerminkan kasih dan kebenaran?
  3. Berjaga-jaga dan Berdoa
    Hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita di dunia terbatas. Gunakan setiap waktu untuk memuliakan Tuhan, melayani sesama, dan bersiap menyambut kedatangan-Nya.
  4. Mengasihi dengan Tulus
    Tunjukkan kasih kepada keluarga, sahabat, dan komunitas sekitar. Dengan kasih, kita menjadi saksi hidup tentang kebaikan Allah yang memulihkan dunia.

Penutup
Memaknai Hari Tuhan berarti hidup dalam pengharapan, kebenaran, kesetiaan, dan kasih. Hari Tuhan adalah janji pemulihan yang membawa damai sejahtera bagi kita semua. Mari kita sambut Hari Tuhan dengan penuh sukacita dan kesiapan hati, karena Tuhan setia dan selalu hadir dalam hidup kita. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

417833
Users Today : 1116
Users Yesterday : 1309
This Month : 2425
This Year : 245595
Total Users : 417833
Who's Online : 7