Kuasa Tuhan dalam Ucapan Syukur

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1Tes. 5:18).

Akhir bulan Agustus yang lalu, kebaktian Kombas bertema “Kelemahan yang menguatkan”. Melalui tema ini, firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa ketika mengalami kelemahan atau pergumulan, kuasa Tuhan dinyatakan. Dalam renungan warta kali ini, saya mengajak untuk berbicara tentang mengucap syukur. Sebagai anak Tuhan, apakah kita dapat merasakan bahwa kuasa Tuhan dinyatakan saat mengalami pergumulan atau kelemahan kita? Mungkin mudah bagi kita untuk mengucap syukur ketika keadaan sedang baik- baik saja, tetapi alangkah sulitnya melakukan itu ketika kita sedang berada dalam kesesakan. Ada banyak orang pula yang lupa untuk mengucap syukur ketika sedang dalam keadaan baik karena terlena dalam segala kenyamanan atau kenikmatan hidup. Sebuah ucapan syukur sesungguhnya merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan Kekristenan bukan cuma untuk menunjukkan kita sebagai pribadi yang menghargai segala yang sudah diberikan Tuhan dalam hidup ini, tetapi juga karena ada kuasa di balik sebuah ucapan syukur. Ucapan syukur adalah sikap anak Tuhan, untuk menyatakan bahwa:

  • Menyerahkan segalanya termasuk masalah-masalah yang kita alami ke dalam tangan Tuhan
  • Berserah sepenuhnya.
  • Mengatakan kepada Tuhan bahwa kita mau dibentuk dan diproses sesuai cara dan kehendak Tuhan
  • Membiarkan kasih Tuhan mengalir dalam hidup kita.
  • Membiarkan kuasa Tuhan bekerja dalam mengubahkan hidup kita.
  • Meninggalkan segala keinginan pribadi kita dan menerima sepenuhnya apa yang terjadi, bahkan dalam keadaan paling buruk sekalipun.
  • Percaya dengan iman bahwa seburuk apapun yang kita alami hari ini, ada suatu rencana besar yang Tuhan sediakan bagi kita di waktu-Nya Tuhan.

Masih ada banyak lagi hal yang bisa kita peroleh di balik sebuah ucapan syukur. Betapa sulitnya pergumulan yang tengah kita hadapi saat ini, tetapi Tuhan berkata agar hendaknya kita jangan takut. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp. 4:6). Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa kita tidak perlu kuatir, tetapi kita diperkenankan untuk menyampaikan keinginan dan harapan kita kepada Tuhan, melalui doa dan permohonanyang disertai ucapan syukur. Hal mengucap syukur juga bisa kita baca dalam 1 Tesalonika 5:18 (Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu). Ayat ini kembali mengingatkan kita untuk selalu mengucap syukur dalam situasi apapun, ketika senang ataupun susah; saat keadaan baik ataupun kurang baik.

Seberat apapun masalah yang tengah kita hadapi baik dalam pekerjaan, keluarga, keuangan dan sebagainya, hadapilah itu dengan selalu mengucap syukur dalam segala keadaan. Ketika kita mengucap syukur, maka kita meyakini kebaikan dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Kuasa Tuhan akan bekerja lewat ucapan syukur, sehingga mukjizat yang paling mustahil sekalipun akan bisa terjadi. Kita bisa mengalami pemulihan atas apapun pergumulan kita. Ucapan syukur mampu mendatangkan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan mencurahkan Roh-Nya agar bekerja dalam hidup kita, memberi hikmat untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Apa yang tidak pernah kita pikirkan, itulah yang akan Tuhan berikan kepada kita. Sebab Firman Tuhan berkata: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1Kor. 2:9).

Mengucap syukur adalah salah satu cara kita untuk menjadi berkat. (MEP)

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

949164
Users Today : 2482
Users Yesterday : 3096
This Month : 38261
This Year : 501314
Total Users : 949164
Who's Online : 8