Memulai dari nol bukan sebuah halangan

Memulai dari Nol bukan sebuah halangan

KELUARAN 4:10-12 Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah. Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”

Tidak terasa 3 tahun sudah pelayanan kami di GKI Kota Wisata sebagai seorang Penatua. Kalau Pass/Fail Criteria untuk pencalonan Penatua di GKI Kota Wisata adalah “menguasai Alkitab”, sudah pasti kami tidak akan terpilih karena pada waktu itu kami belum pernah sekalipun membaca Alkitab dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu sampai selesai. Bukannya tidak punya waktu untuk membacanya, namun karena tidak punya keinginan sama sekali untuk membacanya. Lain ketika sewaktu SMA kami begitu giatnya membaca Kho Ping Hoo.

Memimpin doapun merupakan salah satu hal yang paling ditakuti ketika kami memulai pelayanan 3 tahun yang lalu.

Walaupun tumbuh besar di Flores yang mayoritas Katolik, dibaptis sewaktu SMP di Larantuka, tinggal di asrama SVD sewaktu SMA di Ende yang tiap pagi harus sembayang di Kapel, namun sewaktu kuliah di Jerman seakan-akan layanglayang lepas, bebas, jauh dari Gereja. Katolik KTP adalah status kami untuk waktu yang cukup lama. Teringat kepada seorang teman kuliah asal Austria yang begitu kristiani dan sering memberikan buku-buku mengenai kekristenan, tak satupun yang kami baca.

Sekarang kami tertegun menyadari betapa kami diubah oleh-Nya sebegitu rupa, sehingga kami memiliki keinginan untuk membaca Firman-Nya setiap hari. Dimulai dengan ajakan teman seangkatan saat itu (Ibu Yessy Puji Aruan) untuk bergabung dengan WA group “baca Alkitab 10 pasal setiap hari”, sekarang sudah 4 kali kami membaca Alkitab dari awal hingga akhir. Mudah-mudahan keinginan dalam membaca Firman-Nya bisa segera berubah menjadi suatu kerinduan yang mendalam.

Begitu banyak perubahaan yang kami rasakan dalam masa 3 tahun pelayanan di GKI Kota Wisata. Sungguh ini semua adalah semata-mata Anugerah Tuhan. God doesn’t call the qualified, He qualifies the called. Tanpa campur tangan Roh Kudus rasanya tidak mungkin terjadi. Tuhan telah menempatkan kami pada suatu komunitas yang kondusif sehingga kami sungguh merasakan suatu pertumbuhan iman yang tak pernah kami alami sebelumnya.

Terima kasih Tuhan atas Berkat, Anugerah dan Kasih-Mu yang tak pernah putus-putus dalam hidup kami. Terima kasih buat istri dan anak-anak yang mendukung kami dalam pelayanan. Terima kasih juga buat rekan-rekan Majelis Jemaat dan Jemaat GKI Kota Wisata atas kesempatan yang diberikan, sehingga kita boleh bertumbuh bersama dalam Kristus.

Kiranya Tuhan memberkati kita dan pelayanan kita semua. AMIN. (HAR)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663562
Users Today : 133
Users Yesterday : 1857
This Month : 39144
This Year : 215712
Total Users : 663562
Who's Online : 16