Merasakan hadirat Tuhan dengan musik dan nyanyian

Marthin Luther mengatakan: “Di samping Firman Tuhan, musik layak mendapatkan pujian tertinggi. Karunia bahasa yang dipadukan dengan karunia menyanyi diberikan kepada manusia agar ia mewartakan Firman Tuhan melalui musik.” Kekristenan adalah agama yang bernyanyi, hal ini dikatakan oleh Martin Luther bahwa gereja yang baik adalah gereja yang bernyanyi dan Karl Barth juga berkata: “Jemaat yang tidak bernyanyi bukanlah jemaat”. Ungkapan ini ingin menyatakan betapa besarnya peran musik dan nyanyian dalam kehidupan beriman kita.

Musik memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membawa kedamaian, penghiburan, dan hubungan yang mendalam dengan Sang Pencipta. Melalui setiap lirik dan melodi, musik rohani bukan hanya menyenangkan telinga, tetapi juga menyentuh hati, mengingatkan kita akan kasih Tuhan yang tak terbatas dan kehadiran-Nya dalam setiap aspek hidup. Mazmur 150:3-5: “Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan simbal yang berdenting, pujilah Dia dengan simbal yang berdentang!” Ayat ini mengajak kita untuk memuji Tuhan dengan berbagai alat musik dan tarian, menunjukkan pentingnya musik dalam menyembah Tuhan.

Ketika kita mendengarkan atau menyanyikan lagu-lagu rohani, hati kita diajak untuk merenungkan keagungan Tuhan, kebesaran ciptaan-Nya, dan anugerah yang terus mengalir. Musik rohani sering menjadi jembatan yang membantu kita masuk ke dalam kehadiran Tuhan, meninggalkan beban dunia dan fokus pada kebenaran-Nya.

Setiap lagu membawa pesan tentang pengampunan, pengharapan, penyembahan, dan janji-janji Tuhan yang kekal. Dalam momen-momen sulit, musik rohani dapat menjadi sumber penghiburan yang mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu setia dan hadir di tengah badai kehidupan. Ketika kita merasa lelah atau putus asa, mendengarkan musik rohani dapat menyalakan kembali semangat dan memberikan kekuatan baru. Melalui musik dan nyanyian juga mengundang kita untuk berserah, mengangkat pujian dan penyembahan kita kepada Tuhan. Ini bukan hanya tentang keindahan melodi, tetapi tentang hati yang terbuka dan jiwa yang bersedia. Melalui musik rohani, kita diingatkan bahwa kehidupan kita sepenuhnya ada dalam tangan Tuhan, dan bahwa dalam setiap tantangan, ada kasih dan rahmat-Nya yang cukup untuk kita.

Pada akhirnya musik dan nyanyian itu menjadi doa yang terucap dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya, di mana kita menemukan damai, sukacita, pengharapan dan kekuatan yang hanya bisa datang dari Tuhan. (CHE)

KEBAKTIAN MINGGU

BERTUMBUH DALAM IMAN

Habakuk 1:1–4, 2:1–4; Mazmur 37:1–9; 2 Timotius 1:1–14; dan Lukas 17:5–10.

Kebaktian 5 Oktober 2025 oleh Pdt. Em. Magdalena Handoyo

Pendahuluan

Setiap orang percaya dipanggil bukan hanya untuk memiliki iman, tetapi untuk bertumbuh di dalamnya. Iman yang hidup tidak statis; ia berkembang, diuji, diperkuat, dan dimurnikan melalui perjalanan hidup. Kitab-kitab yang kita baca hari ini menyingkapkan bagaimana iman itu bertumbuh: dalam pergumulan (Habakuk), dalam pengharapan (Mazmur), dalam pengajaran dan kesaksian (2 Timotius), dan dalam kerendahan hati untuk taat (Lukas).


1. Iman Bertumbuh di Tengah Pertanyaan (Habakuk 1:1–4; 2:1–4)

Habakuk bergumul dengan realitas hidup: kekerasan, ketidakadilan, dan kejahatan yang tampak dibiarkan. Ia bertanya, “Sampai kapan, ya Tuhan?” (Hab. 1:2).

  • Pertanyaan itu lahir dari iman, bukan dari ketidakpercayaan. Habakuk percaya Tuhan berdaulat, tetapi ia belum mengerti cara kerja Tuhan.

  • Jawaban Tuhan menekankan: “Orang benar akan hidup oleh percayanya” (Hab. 2:4).

  • Iman bertumbuh bukan karena semua masalah terjawab, tetapi karena kita belajar mempercayai Allah di tengah misteri.

Aplikasi: ketika kita melihat ketidakadilan, kejahatan, atau doa yang terasa tidak dijawab, pertanyaan kita jangan menjauhkan kita dari Allah, melainkan menuntun kita untuk lebih berpegang kepada-Nya.


2. Iman Bertumbuh dalam Pengharapan (Mazmur 37:1–9)

Pemazmur menasihati agar jangan gelisah karena orang fasik yang tampak makmur. Sebaliknya:

  • “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik” (ayat 3).

  • “Bergembiralah karena Tuhan” (ayat 4).

  • “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan” (ayat 5).

Iman bertumbuh ketika kita belajar menunggu dalam pengharapan, bukan iri kepada mereka yang jahat, melainkan bersukacita dalam Tuhan yang setia.

Aplikasi: dalam dunia yang penuh kompetisi dan tekanan, iman bertumbuh saat kita belajar menemukan sukacita kita bukan dalam pencapaian atau perbandingan dengan orang lain, melainkan dalam relasi kita dengan Allah.


3. Iman Bertumbuh Melalui Pewarisan dan Pengajaran (2 Timotius 1:1–14)

Paulus mengingatkan Timotius tentang “iman yang tulus ikhlas” yang mula-mula ada pada neneknya Lois dan ibunya Eunike (ayat 5).

  • Iman bertumbuh melalui teladan keluarga dan pembinaan rohani.

  • Paulus mendorong Timotius untuk “mengobarkan karunia Allah” dan tidak malu bersaksi tentang Kristus.

  • Kekuatan iman tidak bersumber dari diri kita, melainkan dari “Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban” (ayat 7).

Aplikasi: iman kita dipelihara bukan hanya lewat pengalaman pribadi, tetapi juga melalui persekutuan, pengajaran, dan teladan orang-orang percaya yang lebih dahulu.


4. Iman Bertumbuh dalam Ketaatan dan Kerendahan Hati (Lukas 17:5–10)

Para rasul meminta Yesus: “Tambahkanlah iman kami!” (ayat 5). Yesus menjawab dengan dua hal:

  • Iman yang kecil pun, bila sejati, sanggup melakukan hal besar (ayat 6).

  • Namun, iman itu diwujudkan bukan dalam kesombongan, melainkan dalam ketaatan yang rendah hati. Seperti hamba yang hanya melakukan kewajibannya (ayat 7–10).

Aplikasi: iman bertumbuh bukan berarti kita menjadi “hebat” di mata manusia, melainkan semakin rendah hati, taat, dan setia melakukan kehendak Allah.


Kesimpulan

Bertumbuh dalam iman berarti:

  1. Belajar mempercayai Allah meski banyak pertanyaan (Habakuk).

  2. Mengandalkan Tuhan dan bukan iri pada orang fasik (Mazmur).

  3. Menghidupi dan mewariskan iman dalam kekuatan Roh Kudus (2 Timotius).

  4. Mengungkapkan iman dalam ketaatan dan kerendahan hati (Lukas).

Iman bertumbuh bukan dengan kekuatan kita, tetapi karena Allah yang bekerja di dalam kita. Mari kita berdoa agar Roh Kudus terus menguatkan, menuntun, dan menumbuhkan iman kita, supaya kita tetap hidup setia sampai akhir.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

873029
Users Today : 1628
Users Yesterday : 1836
This Month : 29500
This Year : 425179
Total Users : 873029
Who's Online : 6