Tuhan memelihara hidup kita

Selamat Hari Minggu, umat GKI Kota Wisata,

Memulai pagi ini dengan menikmati Minggu pagi dan bersaat teduh bersama keluarga, adalah sesuatu yang membuat damai di hati saya sebelum berangkat untuk beribadah. Menikmati Minggu pagi dengan tidak mau menyalakan televisi untuk melihat berita, dan tidak mau membuka handphone, sejenak menikmati kedamaian dan merasakan syukur kepada Tuhan untuk hari baru dan anugerah kehidupan yang masih Tuhan berikan kepada kita.

Renungan pagi ini diambil dari Wahyu 2:7 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Firdaus Allah.” Ada 3 hal/pelajaran yang dapat kita petik dari Wahyu 2:7 ini yang sangat penting bagi kehidupan kita, yaitu mendengar, menang menghadapi tantangan, dan mendapatkan reward kekekalan. Pertama, Tuhan memulai ayat ini dengan ajakan untuk mendengar. Mendengar suara Roh membutuhkan hati yang peka dan terbuka terhadap firman Allah. Dalam dunia yang penuh dengan suarasuara yang mengalihkan perhatian, tantangan terbesar bagi orang percaya adalah tetap fokus pada apa yang dikatakan Tuhan. Mari kita merenungkan, apakah kita mendengar suara Roh melalui firman, doa, dan persekutuan, atau kita lebih terpengaruh oleh suara dunia?

Hal kedua adalah Menang Menghadapi Tantangan. Dalam konteks ini, “yang menang” merujuk pada orang percaya yang setia dan tetap bertahan dalam iman di tengah pencobaan atau penganiayaan. Janji dalam ayat ini diberikan kepada “siapa yang menang.” Kemenangan ini bukanlah perjuangan manusiawi semata, tetapi hasil dari ketekunan iman yang didukung oleh kasih karunia Allah. Menang berarti tetap setia meskipun menghadapi kesulitan, godaan, atau penganiayaan. Mari kita renungkan, dalam perjuangan hidup sehari-hari, apakah kita menyerah pada tekanan, atau kita bertahan dengan iman yang teguh kepada Tuhan?

Hal ketiga merupakan hasil akhir dari sebuah proses perjalanan hidup. Pohon Kehidupan sebagai Janji Kekal. Artinya: “Aku akan memberinya makan dari pohon kehidupan.” Janji kekal yang Tuhan maksud, ini mengacu pada pohon kehidupan yang pertama kali disebut dalam Kejadian 2:9 “Lalu TUHAN Allah menumbuhkan dari tanah berbagai pohon yang menarik dan baik untuk dimakan buahnya, juga pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.” Pohon kehidupan melambangkan kehidupan kekal dan persekutuan yang sempurna dengan Allah. Ini mengingatkan kita pada Taman Eden, tempat manusia pertama kali hidup dalam hubungan penuh dengan Allah. Dalam Kristus, janji ini dipulihkan bagi setiap orang percaya.

Mari kita merenungkan, apakah kita menjalani hidup ini dengan fokus pada pengharapan kekal, atau kita terlalu terikat pada hal-hal duniawi yang sementara? Ketika kita menghadapi cobaan, ingatlah bahwa kemenangan kita terletak pada kesetiaan kepada Kristus, keyakinan bahwa Tuhan menjaga dan melindungi kehidupan kita, memenuhi kebutuhan kita, dan membimbing jalan hidup kita.

Mari mengandalkan Tuhan, bukan pada kekuatan kita sendiri. Jadikan janji kehidupan kekal ini sebagai motivasi untuk tetap taat dan setia kepada Tuhan.

Kiranya perenungan singkat ini dapat menjadi modal bagi kita untuk selalu berjalan bersama-Nya. Tuhan memberkati kita semua. Amin. (AFS)

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

964737
Users Today : 1838
Users Yesterday : 3096
This Month : 53834
This Year : 516887
Total Users : 964737
Who's Online : 22