Berpengharapan

Rasul Paulus mengalami penganiayaan karena imannya, dan saat dihadapkan pada pengadilan Raja Agripa ia mendapat kesempatan untuk bersaksi tentang bagaimana Allah telah mengubah hidupnya. Paulus memberikan kesaksian, “Sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh karena aku mengharapkan janji yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita” (Kis. 26:6). Kesaksiannya di hadapan raja tentang keselamatan dalam Kristus dan pengharapan akan kebangkitan, sangat jelas dan meyakinkan.

Jika Bapak Ibu Saudara/i menjalani hidup dalam iman kepada Kristus, kita pasti akan menarik perhatian orang lain dan bahkan mungkin menghadapi penganiayaan. Kita tahu bahwa dosa kita telah diampuni dan kita semua menantikan saat untuk bersama dengan Yesus di surga selamanya. Kita juga ingin membagikan iman kita kepada sesama dan beberapa orang ingin mengetahui alasan pengharapan kita (1Ptr. 3:15).

Doa dan berharap akan pertolongan Tuhan serta meningkatkan kesadaran akan kuasa Tuhan membangkitkan gambaran yang kuat tentang ketahanan dan iman. Percaya kepada Tuhan adalah salah satu langkah iman terbesar yang dapat kita ambil dalam hidup ini. Seringkali kita menghadapi situasi yang tidak kita mengerti, masalah yang tampaknya tak terpecahkan, atau masa depan yang penuh ketidakpastian. Dalam saat-saat seperti itu, Tuhan mengundang kita untuk menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya dan memercayai bahwa Dia memegang kendali.

Banyak hal yang kita lakukan dalam kehidupan ini tidak sesuai dengan keinginan pribadi kita, bukan tanpa sebab, tapi Tuhan sedang memproses kita ke arah yang lebih baik, dan menguatkan kita agar lebih kuat lagi ke depan dalam menjalani kehidupan ini. Ketika seorang oma bertanya kepada saya, “Kau punya anjing di rumah?” Saya jawab, “Punya oma!” “Kau kasih makan,” “Iya pasti, oma,” “Kau rawat anjing itu,” “Iya oma,” jawabku. Anjing yang tidak bekerja dan tidak ke kantor, bisa makan dan dipelihara, apalagi kita anak Tuhan, kita tidak akan pernah kekurangan. Percayalah.

Tunjukkan iman dan pengharapan kita sekalipun mengalami kesulitan yang sangat besar, dengan mengatakan bahwa Tuhan adalah gembala yang baik, yang selalu memiliki rencana yang lebih baik untuk kita. Ketika kita percaya kepada-Nya dengan segenap hati, kita memberi-Nya ruang untuk bekerja dalam hidup kita. Ini berarti kita harus melepaskan keinginan untuk mengendalikan segala sesuatu dan bersandar pada kebijaksanaan-Nya yang sempurna.

Mungkin hari ini kita menghadapi tantangan yang besar. Ingatlah bahwa Tuhan setia dan dapat dipercaya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita atau mengabaikan kita. Serahkanlah segala sesuatu kepada-Nya, dan biarkan Dia meluruskan jalan kita. Ketika kita setia dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, kita akan melihat betapa luar biasa pekerjaan-Nya dalam hidup kita, dan kita akan menemukan kekuatan untuk berbicara tentang kasih dan penyertaan Tuhan.

Berdoalah, serahkan segala kekhawatiran kepada Tuhan, dan percayalah bahwa Dia sedang bekerja untuk kebaikan kita. Percayakanlah hidup kepada-Nya, dan nikmati damai sejahtera yang melampaui segala akal.

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam seluruh hidupmu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Ams. 3:5-6).

“Janganlah kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” (Flp. 4:6-8).

Tuhan memberkati kita semua, Amin. AFS

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

949151
Users Today : 2469
Users Yesterday : 3096
This Month : 38248
This Year : 501301
Total Users : 949151
Who's Online : 4