Hidup adalah Pilihan
Dalam kehidupan, kita selalu kita dihadapkan pada pilihan. Demikian juga kita sebagai anak Tuhan, selalu dihadapkan pada pilihan untuk taat mengikut-Nya atau mengikut dunia. Tentunya secara sadar kita tahu mana yang harus kita pilih. Namun, godaan dunia seringkali membuat kita lalai dan larut dalam ketidaktaatan.
Mari kita belajar dari Musa yang terus menjaga ketaatan dan setia mengikut pada kehendak Allah saat memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke Tanah Perjanjian. Ulangan 11:8–12, dengan judul perikop “Ketaatan mendatangkan berkat, ketidaktaatan mendatangkan kutuk”, menjelaskan bahwa Allah memberikan pilihan bagi Bangsa Isreal. Jikalau mereka taat kepada firman Allah dan tetap terpisah dari dosa bangsa-bangsa di sekitar mereka, maka berkat Allah akan turun atas mereka dan menyertai mereka (lih. Ul. 28:1-14). jikalau mereka menyesuaikan diri dengan jalan-jalan orang fasik, kutukan Allah akan menimpa mereka (lih. Ul. 28:15-68). Sayang sekali sebagian besar Israel tidak sungguh-sungguh menanggapi peringatan Allah ini. Terlalu sering mereka menerima cara hidup orang tidak percaya dan oleh karena itu terkena kutuk-Nya.
Belajar dari perikop di atas, hendaknya kita sebagai orang pengikut Kristus terus berusaha untuk hidup benar di hadapan-Nya dan hidup untuk melayani Dia agar berkat dan kuasa-Nya menjadi milik kita. Apabila kita meninggalkan Allah dan jalan-jalan-Nya yang benar, kita akan kehilangan kehadiran, pertolongan, dan perlindungan perjanjianAllah.
Harga sebuah ketaatan memang mahal. Namun, jika kita bisa memelihara ketaatan, hasilnya pun tidak ternilai. Seperti yang tertulis dalam ayat 8a, “Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini.” Janji Allah dari buah ketaatan ditegaskan dalam ayat 8b sampai ayat 12. “Supaya kamu kuat untuk memasuki serta menduduki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, suatu negeri yang berlimpah limpah susu dan madunya. Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kau airi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. Tetapi negeri, kemana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung gunung dan berlembah lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.
Inilah bila kita berpegang pada seluruh perintah TUHAN. Kita dapat memeriksa diri kita, dalam perjalanan hidup dunia ini. Masihkan kita terus menjaga ketaatan kita kepada setiap firman-Nya? Mari kita simak di Yosua 1:8 “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati- hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Tidak ada pilihan lain, tidak ada jalan lain, agar kita bahagia di dunia dan akhirat bertekunlah dan mengikut setiap Firman Tuhan dengan penuh ketaatan. Ketika tanpa disadari kita jatuh dalam dosa, segera bertobat, dan berbalik kembali pada firman Tuhan, bukan malah hanyut dan menikmati dosa. Lakukan pertobatan dengan sungguh sungguh, ada ketulusan hati karena kita mengasihi Tuhan. Sebagai tanda syukur, karena masih diberi kesempatan untuk mendapatkan janji berkat Tuhan. (TSA)