Pertolongan Tuhan

Beberapa hari lalu saya dan keluarga menghadiri acara Bona Taon Pomparan Op. Bintang Siahaan di Bogor yang merupakan keluarga besar dari istri saya. Acara itu sendiri seperti biasanya dimulai dengan kebaktian keluarga. Di tengah kebaktian, 2 orang dari kerabat yang kami panggil Nantulang bersaksi tentang masalah kehidupan yang mereka hadapi di tahun 2024. Yang seorang bersaksi bagaimana dia bergumul dengan kesehatannya dan yang seorang lagi bersaksi tentang pergumulan ekonomi keluarganya. Menghadapai masalah tersebut mereka sempat stress, kecewa bahkan merasa putus asa, namun akhirnya happy ending karena kehadiran Tuhan Yesus yang menolong mereka tepat pada waktu-Nya.

Kita memang hidup dalam dunia yang penuh ketidakpastian, masalah datang silih berganti dan seringkali membuat kita merasa seolah-olah Tuhan jauh atau lambat dalam memberikan pertolongan. Pernahkah kita merasa gelisah dan cemas menantikan pertolongan Tuhan? Namun, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan selalu tepat waktu dalam bertindak. Kenapa kita sering merasa waktu Tuhan lambat? Mungkin karena kita terburu-buru, atau karena kita tidak sepenuhnya percaya pada rencana-Nya.

Dalam menghadapi persoalan hidup tersebut mereka berdoa dan berserah penuh kepada Tuhan, hal inilah yang melepaskan mereka dari rasa takut, kecewa dan putus asa. Doa disertai rasa syukur juga akan menjadi jembatan bagi Tuhan untuk menghibur, menguatkan dan memberikan kedamaian dan kesejahteraan di dalam hati kita, seperti yang ditulis pada Filipi 4:6 “Janganlah khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”.

Selain itu kita juga perlu memahami bahwa waktu Tuhan tidaklah sama dengan waktu kita. Tuhan memiliki perspektif yang lebih luas dan rencana yang lebih besar daripada kita. Kadangkala, penantian yang kita alami adalah bagian dari proses pematangan iman kita. Peristiwa pernikahan di Kana yang dicatat dalam Injil Yohanes 2:3-7 memberikan kita sebuah gambaran yang indah tentang karakter Tuhan dan pentingnya ketaatan pada waktu-Nya. Dalam situasi di mana anggur habis dan para tamu mulai khawatir, Ibu Yesus meminta bantuan kepada-Nya. Namun, respons Yesus cukup mengejutkan, “Mau apakah Engkau dari Aku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki waktu yang sempurna untuk bertindak. Meskipun kita mungkin merasa cemas atau terdesak oleh keadaan, kita perlu percaya bahwa Tuhan tahu yang terbaik dan akan bertindak pada waktu yang tepat.

Memang hidup kita tidak akan pernah terlepas dari pergumulan dan berbagai persoalan hidup. Tapi bukan berarti Tuhan Yesus ingkar akan janji penyertaan-Nya. Sebab itu adalah proses pemurnian dari Tuhan dalam hidup kita agar semakin serupa dengan Dia, iman kita semakin bertumbuh dewasa dan kita teruji dan dimampukan melakukan perkara-perkara yang lebih besar dan lebih dahsyat lagi bersama-Nya, seperti yang disampaikan dalam Yesaya 41:10 “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Ayat ini adalah sebuah janji yang sangat berharga bagi setiap orang percaya. Allah tidak hanya hadir, tetapi Ia juga aktif bekerja dalam hidup kita. Dengan percaya pada janji-Nya, kita dapat menjalani hidup sepanjang tahun 2025 ini dengan penuh ke-beranian dan harapan. (KTA)

KEBAKTIAN MINGGU

SIAPA YANG LEBIH BERHARGA

Yesaya 65 : 1 – 9; Mazmur 22 : 19 – 28; Galatia 3 : 23 – 29; Lukas 8 : 26 – 39

Kebaktian 22 Juni 2025 oleh Pdt. Frida Situmorang (GKI Samanhudi)

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tanpa sadar menilai orang berdasarkan status, latar belakang, penampilan, atau masa lalu mereka. Ada yang dianggap lebih penting karena jabatannya, lebih rohani karena penampilannya, atau lebih layak karena asal usulnya. Namun, pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah: siapa yang sebenarnya lebih berharga di mata Tuhan?

Nabi Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa yang tidak mencari-Nya. Ia berkata, “Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak bertanya-tanya tentang Aku.” Sebaliknya, umat yang seharusnya mengenal dan menaati Tuhan justru memberontak, menyakiti hati-Nya dengan sikap keras kepala dan penyembahan berhala. Tapi Allah, dalam kesetiaan-Nya, tetap menjaga sisa umat yang takut akan Dia. Ini menggambarkan kasih karunia yang tidak terbatas oleh bangsa, tradisi, atau sejarah rohani. Yang dikejar Tuhan bukanlah kemurnian ritual, tapi hati yang rindu mengenal-Nya.

Mazmur 22 menambah lapisan makna yang dalam. Di tengah ratapan dan penderitaan, pemazmur berseru kepada Tuhan, dan mengakui bahwa Allah tidak memandang hina kesengsaraan orang yang tertindas. Bagi Tuhan, suara dari lembah kesakitan sama berharganya dengan pujian dari tempat tinggi. Bahkan dikatakan bahwa semua bangsa dan segala penghuni bumi akan datang menyembah-Nya. Artinya, tidak ada golongan yang lebih dekat atau lebih jauh; semua punya tempat di hadapan-Nya.

Rasul Paulus kemudian menjelaskan inti dari Injil dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Di dalam Kristus, tidak ada lagi perbedaan antara Yahudi atau Yunani, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Semuanya adalah satu. Ini bukan hanya slogan kesetaraan, tapi sebuah pernyataan iman: bahwa setiap orang yang percaya adalah anak Allah dan ahli waris janji-Nya. Di hadapan Tuhan, imanlah yang menjadi dasar nilai kita, bukan ras, gender, kedudukan sosial, atau sejarah hidup.

Lalu kita sampai pada kisah Yesus dan seorang yang kerasukan di tanah Gerasa. Ia adalah sosok yang dijauhi, dianggap gila, dan bahkan tinggal di kuburan. Masyarakat sudah menyerah padanya. Namun Yesus tidak. Ia melihat seseorang yang berharga, yang pantas dipulihkan. Setelah disembuhkan, orang itu duduk dengan tenang, berpakaian, dan waras. Dan lebih dari itu, ia diutus Yesus untuk kembali ke rumahnya dan memberitakan kasih Allah. Orang yang semula dianggap “sampah masyarakat” justru menjadi saksi kasih Tuhan.

Jadi, siapa yang lebih berharga? Bukan yang paling benar di mata manusia. Bukan pula yang paling religius secara lahiriah. Yang berharga adalah mereka yang dijangkau kasih karunia, yang mengalami pemulihan, dan yang mau hidup dalam kebenaran Tuhan. Itu bisa siapa saja: orang biasa, orang terbuang, orang berdosa, bahkan kita sendiri.

Maka, mari kita berhenti membandingkan diri atau menghakimi orang lain. Kita semua berdiri setara di hadapan salib Kristus. Dan di mata-Nya, setiap jiwa begitu bernilai. Yang Tuhan cari bukanlah kesempurnaan, tapi hati yang mau dipulihkan dan diutus.

Kiranya kita belajar untuk melihat sesama seperti Kristus melihat orang Gerasa itu—bukan dari apa yang tampak, tapi dari potensi pemulihan dan kasih yang bisa dinyatakan melalui hidupnya. Karena siapa pun kita, ketika dipanggil oleh kasih-Nya, kita menjadi sangat berharga.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

699512
Users Today : 794
Users Yesterday : 1512
This Month : 26215
This Year : 251662
Total Users : 699512
Who's Online : 10