Tuhan, Gembala yang Menjamin Hidupku
Setiap orang tentu menginginkan hidup yang aman, terjamin, dan terbebas dari rasa kuatir. Namun, realita hidup seringkali berbeda. Ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi seperti halnya berbagai kebutuhan jasmani (ekonomi, kesehatan, pekerjaan) maupun batin (kedamaian, kebahagiaan, penerimaan). Ada tantangan, ada masalah, bahkan ada rasa takut akan masa depan. Dalam situasi seperti itu, mudah sekali kita merasa kekurangan dan tidak berdaya.
Pemazmur Daud menyatakan dengan penuh keyakinan: “TUHANlah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Ayat ini bukan hanya kalimat penghiburan, melainkan sebuah pengakuan iman yang lahir dari pengalaman hidup bersama Tuhan.
Allah Pencipta alam semesta adalah “Gembalaku”, jadi Dialah yang memenuhi segala kebutuhanku. Pernyataan tersebut diserukan oleh Raja Daud yang mendeskripsikan Tuhan sebagai seorang gembala yang baik. Dan ketika Raja Daud berkata “takkan kekurangan aku”, ia mengakui betapa ia sepenuhnya bergantung pada satu Tuhan sebagai gembala-Nya.
Mengapa Raja Daud begitu yakin? Jawabannya adalah karena ia mengenal siapa Tuhan itu. Daud sendiri pernah menjadi gembala domba. Ia tahu persis bagaimana seorang gembala harus bekerja keras untuk menjaga, memelihara, menuntun, dan melindungi domba-dombanya. Oleh karena itu, ketika ia menyebut Tuhan sebagai Gembalanya, itu berarti Daud percaya sepenuhnya pada kasih, kuasa, dan penyertaan Tuhan.
Tuhan sebagai Gembala adalah penuntun hidup:
Seorang gembala selalu menuntun dombanya ke padang rumput hijau dan air yang tenang. Domba adalah binatang yang tidak bisa menuntun dirinya sendiri. Mereka mudah tersesat, tidak punya insting arah yang kuat, dan cenderung mengikuti jalan yang salah. Oleh karenanya domba sangat bergantung pada gembala untuk menunjukkan jalan menuju padang rumput yang hijau dan air yang tenang. Demikian juga Tuhan, Ia menuntun langkah kita di jalan yang benar. Manusia sering bingung menghadapi pilihan hidup, baik itu pekerjaan, usaha, pasangan, keputusan besar, bahkan jalan iman. Kita mudah terseret oleh keinginan, ambisi, atau godaan dunia. Tanpa tuntunan Tuhan, kita bisa salah jalan, tersesat, dan akhirnya mengalami kehancuran. Mungkin kita tidak selalu mengerti jalannya, tetapi Tuhan tahu apa yang terbaik. Itulah sebabnya kita membutuhkan Tuhan sebagai Gembala yang menuntun hidup kita. Lalu bagaimana Tuhan menuntun kita? Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita ketahui.
- Melalui Firman-Nya. Mazmur 119:105 menyatakan bahwa “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Firman Tuhan adalah peta dan kompas hidup kita. Saat kita merenungkan dan menaati firman, Tuhan menuntun langkah-langkah kita agar tidak salah arah.
- Melalui Roh Kudus. Dalam Yohanes 16:13 dinyatakan “Namu, apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. …” Roh Kudus menuntun kita lewat suara hati, dorongan halus, dan hikmat rohani agar kita tahu mana yang sesuai dengan kehendak Allah.
- Melalui Peristiwa Hidup. Tuhan kadang memakai situasi, pengalaman, bahkan kesulitan untuk mengarahkan langkah kita. Seperti gembala memakai tongkat dan gada untuk meluruskan domba yang menyimpang, demikian juga Tuhan mendidik dan mengoreksi kita supaya kembali ke jalan yang benar.
Tuhan mengenal kita lebih daripada kita sendiri. Seorang gembala tahu kebutuhan setiap dombanya, karena Tuhan tahu jalan yang terbaik. Kita hanya melihat sedikit ke depan, tetapi Tuhan melihat keseluruhan perjalanan hidup kita. Oleh karena Tuhan mempunyai tujuan kekal, maka tuntunan-Nya tidak hanya untuk kenyamanan sementara, tetapi untuk membawa kita pada keselamatan dan kehidupan yang penuh.
Tuhan sebagai Gembala adalah pelindung dan penjaga:
Domba adalah hewan yang lemah, mudah tersesat, dan rentan terhadap bahaya. Namun gembala selalu siap melindungi domba-dombanya dari serangan binatang buas. Begitu juga dengan kita, Tuhan menjaga kita dari bahaya yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Ia adalah perisai dan benteng yang teguh bagi kita.
Tuhan adalah Gembala kita, Ia sudah menyediakan segala kebutuhan kita. Kasih dan kemurahan-Nya sudah menebus setiap dosa kita. Sudah sepantasnyalah hati kita berseru dengan penuh rasa terimakasih “Pialaku penuh melimpah.” Berkat Tuhan melimpah ke atasku. Perhatikan bahwa yang Tuhan penuhi ialah segala “keperluanku”, bukan segala “keinginan hatiku”. Kita sering melupakan bahwa ada perbedaan antara keperluan dan keinginan hati kita. Dalam Filipi 4:19 dinyatakan “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Oleh karena Tuhan sebagai Gembala yang menuntun hidup kita, berarti Ia tidak hanya memberi arahan, tetapi juga berjalan di depan, menjaga, dan memastikan kita sampai ke tujuan yang benar, yaitu hidup yang berkenan kepada-Nya dan akhirnya hidup kekal bersama Dia.
Marilah meyakini bahwa apapun pergumulan kita hari ini, baik tentang pekerjaan, usaha, kesehatan, keluarga, atau masa depan, ingatlah bahwa Tuhan adalah Gembala yang menjamin hidup kita. Ia menuntun, melindungi, dan menyediakan. Bersama Dia, kita tidak akan kekurangan. Amin. (CAD)