Menjadi orang merdeka
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Namun, janganlah mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan itu untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain dengan kasih (Galatia. 5:13).
Galatia 5:13 di atas merupakan bagian dari surat Paulus untuk jemaat di Galatia, yaitu orang-orang yang telah menerima Kristus melalui pengajaran Paulus. Surat ini ditulis Paulus untuk menanggapi perdebatan yang terjadi di antara orang-orang percaya di Galatia mengenai apakah orang-orang Kristen harus melakukan hukum Musa dan disunat agar dapat diselamatkan, seperti yang disampaikan oleh beberapa pengajar yang datang ke Galatia setelah Paulus. Melalui suratnya, Paulus menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah dan hanya datang melalui iman kepada Kristus, bukan melalui perbuatan dalam hukum Taurat.
Sebelum kematian Yesus di kayu salib, umat Tuhan hidup dalam suatu sistem hukum yang sangat rinci dan kaku yang menjadi panduan moral mereka, yang merupakan bentuk legalistik dari kehidupan beragama. Paulus menggambarkan kehidupan umat sebelum penebusan sebagai budak dari hukum. Namun, hukum itu tidak dapat menyelamatkan umat dari dosa; sebaliknya, hukum itu hanya menunjukkan betapa berdosanya manusia dan bahwa mereka membutuhkan seorang Juruselamat. Melalui kematian-Nya, Yesus menggenapi hukum Taurat, membebaskan umat Tuhan dari hukum dosa dan kematian. Hal ini dinyatakan secara tegas oleh Paulus dalam Galatia 5:1 “Supaya kita sungguhsungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.”Hukum Tuhan sekarang ditulis dalam hati umat melalui Roh Kudus dan umat bebas untuk mengikuti dan melayani Tuhan dengan cara-cara yang menyenangkan dan memuliakan Tuhan.
Walaupun demikian, kemerdekaan Kristen bukanlah kebebasan untuk Melakukan apapun yang kita inginkan, tetapi merupakan kebebasan yang harus disertai dengan tanggung-jawab dan panggilan untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Selain memerdekakan umat dari hukum Taurat, Kristus juga memerdekakan kita dari kuasa dosa. Sebelum mengenal Kristus, kita adalah budak dosa yang terikat oleh keinginan dan naluri yang bertentangan dengan kehendak Allah. Namun melalui karya penebusan Kristus, kita dibebaskan dari kuasa dosa dan diberikan kemampuan untuk hidup dalam kebenaran. Sebagai orang yang telah dimerdekakan dari dosa, kita dituntut untuk hidup benar sebagai manusia baru seperti yang dikatakan dalam 2 Korintus 5:17 “Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Artinya kita tidak lagi hidup menurut keinginan daging, tetapi tunduk kepada pimpinan Roh Kudus.
Galatia 5:13 juga mengingatkan kita akan panggilan untuk melayani satu sama lain dengan kasih. Kemerdekaan dalam Kristus tidak dimaksudkan untuk memberikan kebebasan untuk memuaskan hawa nafsu, tetapi untuk melayani sesama dengan kasih. Ini mengajarkan bahwa tanggung jawab kita sebagai orang percaya tidak hanya kepada diri sediri tetapi juga kepada komunitas iman.
Dengan demikian kemerdekaan sejati menurut Kristen bukan hanya pembebasan dari penjajahan, atau penindasan fisik, tetapi juga pembebasan dari perbudakan dosa dan kuasa kegelapan. Sebagai orang percaya, kita dimerdekakan untuk hidup dalam kebenaran, melayani Tuhan, dan mengasihi sesama serta memiliki sukacita, harapan, dan kekuatan dalam hidup.
Kita bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang ke-80. Kita juga percaya bahwa kemerdekaan bangsa kita merupakan anugerah Tuhan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan ini dengan hidup sebagai “Orang Merdeka” yaitu hidup dalam kebenaran dan mengasihi sesama, yang membawa kita kepada kehidupan yang lebih bermakna dalam membangun bangsa kita. dari berbagai sumber (ITS)