Intervensi Allah
Minggu lalu terjadi diskusi yang cukup panjang antara saya dan anak saya, tentang beberapa topik yang menurut saya cukup menarik dan membutuhkan pemikiran serta telinga yang mendengarkan.
Salah satu topik diskusi kami adalah tentang Intervensi Allah dalam kehidupan kita. Kita memahami bahwa intervensi Allah bukanlah mitos, melainkan merupakan pengalaman personal yang tidak terhitung jumlahnya.
Sebagian orang mungkin menganggap bahwa Tuhan ikut campur dalam setiap atau segala hal dalam perjalanan hidup kita, dimulai dari saat kita bangun di pagi hari sampai kita kembali tidur pada malam hari. Namun pertanyaannya adalah: Apakah intervensi Allah terjadi dalam setiap kejadian yang kita alami sepanjang hari? Apakah kita diberikan free will dalam menentukan apa yang akan diputuskan dan dikerjakan dalam hidup kita? Apakah intervensi ini selalu terjadi secara dramatis dan kasat mata, atau bisa secara tersembunyi dalam peristiwa sehari-hari?
Pertama, penting untuk kita pahami bahwa intervensi Allah tidak selalu berarti mukjizat. Seringkali, campur tangan Tuhan terjadi melalui cara-cara yang lebih halus dan tidak terduga. Campur tangan Tuhan dapat berupa bimbingan melalui suara hati yang kuat, yang pada akhirnya membentuk karakter dan memperkuat iman. Allah menggunakan berbagai media untuk menyatakan kehendak-Nya dan membawa perubahan dalam hidup kita.
Kedua, intervensi Allah didasarkan pada kasih dan kedaulatan-Nya. Alkitab sangat jelas menunjukkan bahwa Allah adalah Bapa yang peduli akan anak-anak-Nya. Kedaulatan-Nya berarti bahwa Dia memiliki kuasa penuh atas segala sesuatu, dan kasih-Nya mendorong-Nya untuk bertindak demi kebaikan umat-Nya, seperti yang ditulis dalam Roma 8:28: “Kita tahu bahwa Dia turut bekerja dalam segala sesuatu demi kebaikan orang-orang yang mengasihi Allah, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya.” Kadangkala, kita tidak memahami mengapa Allah mengizinkan suatu peristiwa terjadi, tetapi iman memanggil kita untuk percaya pada hikmat-Nya yang tak terbatas
Ketiga, bagaimana kita merespons intervensi Allah adalah sangat penting. Ketika kita menghadapi situasi yang sulit atau mengharuskan kita mengambil keputusan penting, doa adalah sarana utama. Selain itu, kesabaran, ketaatan, dan kesediaan untuk menyerahkan kendali kepada-Nya adalah kunci. Seringkali, Allah bekerja bukan dengan cara menghilangkan masalah, melainkan dengan memberi kita kekuatan, hikmat, dan damai sejahtera dalam menghadapinya. Seperti ditulis dalam 1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Allah itu setia dan tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Intervensi Allah bukan hanya berupa perubahan kondisi eksternal dan terlihat secara kasat mata, tetapi dapat juga berupa perubahan hati kita.
Kesimpulannya, intervensi Allah seringkali bersifat holistic dan progresif. Artinya, intervensi Allah tidak hanya terjadi dalam satu momen tunggal, tetapi secara terus-menerus membentuk dan membimbing orang percaya di sepanjang hidup mereka. Kisah-kisah dalam Alkitab seperti Abraham dan Paulus, menunjukkan pola intervensi yang berkelanjutan, membentuk mereka menjadi pribadi yang semakin menyerupai Kristus. Pengalaman ini menguatkan iman kita bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Inilah bukti nyata bahwa Allah menjalin hubungan yang pribadi dengan umat-Nya, yaitu hubungan yang ditandai dengan kasih, bimbingan, dan transformasi.
Kiranya Tuhan menolong kita dalam memahami lebih jauh tentang intervensi Allah dalam kehidupan kita masing-masing. (PSG)