Kerinduan Terdalam dan Harta tak Ternilai
”Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.” (Mat. 13:44)
Ada satu kesaksian seorang Putri Kerajaan yang harus dieksekusi karena kedapatan membaca Alkitab yang di negaranya itu dilarang keras. Terlahir dari keluarga yang agamis, pendidikan agama dimulai sejak usia 5 tahun, dia belajar berjam-jam dan hafal hampir semua isi kitab sucinya, dan taat melakukan ibadah rutinnya setiap hari tanpa cacat. Namun, sekalipun doa-doa rutin dinaikkan, dia tetap merasa hatinya lapar dan haus, hatinya tidak terhubung dengan Allah. Dia memiliki segalanya yang dianggap berharga oleh dunia, namun tetap merasa bangkrut secara spiritual.
Suatu kali dia melakukan perjalanan bisnis ke negara lain. Di kamar hotel yang mewah dan elegan, dia menemukan satu buku hitam yang halaman depannya bertuliskan “Holy Bible” dengan tinta emas. Jantungnya berdebar kencang saat dia mengambilnya. Di negaranya memiliki Alkitab merupakan kejahatan yang luar biasa. Bisa dihukum dan dimasukkan ke dalam penjara. Tapi dia terdorong kuat untuk membaca buku terlarang ini. Tangannya tergetar ketika dia membuka secara acak halaman-halaman di dalamnya. Dia menikmati pembacaan itu, merasa personal dan intim.
Dia menghabiskan sepanjang malam membaca, dan tidak bisa berhenti membaca. Ketika dia sampai pada kisah-kisah Yesus yang menyembuhkan orang sakit, memberi makan yang lapar, dan memperlakukan wanita dengan bermartabat dan hormat, air mata mengalir di wajahnya. Yesus ini sama sekali tidak seperti seorang nabi yang pernah dipelajarinya di sekolah keagamaannya. Dia penuh kasih, penyayang, dan revolusioner dalam perlakuan-Nya terhadap orang buangan dan orang berdosa. Dia menemukan Alkitab berbicara tentang kasih, bukan ketakutan. Tentang kasih karunia, bukan hukuman. Setelah kembali ke negaranya, setiap tengah malam dia mengambil “harta karun”-nya yang tersembunyi di balik selimut. Dengan senter kecil, dia membaca setiap halamannya. Setiap bab menyingkapkan lebih banyak lagi akan kasih dan pengorbanan Yesus yang luar biasa. Saat dia sedang menikmati pembacaannya, dia tertangkap basah dan dilaporkan.
Singkat cerita, dia harus dipenjara. Suatu saat ibunya datang menangis berlutut membujuknya, “Putriku, tolonglah selamatkan dirimu dari hukuman, ngga apa-apa deh kamu mempunyai keyakinan baru, tapi rahasiakan itu di dalam hatimu saja, berlakulah seolah-olah kamu masih dengan keyakinanmu yang sebelumnya, demi hidupmu sendiri.” Tapi sang putri menjawab, “Ibu, saya sungguh mengasihimu, bahkan lebih dari nyawaku sendiri. Kitab ini menunjukkan kepadaku Kebenaran tentang Kasih Tuhan. Sekarang, bahkan saya lebih mengasihi Yesus daripada Ibu dan diriku.” Dia menemukan kebenaran dan harta yang tak ternilai. Kekosongan yang lama di dalam hidupnya selama ini terpenuhkan. Dia menemukan Raja segala raja, dan dia rela meninggalkan status putri kerajaannya dan keluar dari negaranya untuk “menjadi putri Raja segala raja.”
Saudara/i yang terkasih, saya akan menutup renungan ini dengan mengajak merasakan kebenaran dan kedalaman ayat-ayat ini: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga” (Mat. 5 : 6, 8, 10).
Selamat menemukan harta paling berharga lewat pembacaan Alkitab kita, selamat menikmati bertemu Raja segala raja yang akan kita sambut perayaan kedatangan-Nya ke dunia tidak lama lagi. Tuhan memberkati. (REP)





Users Today : 538
Users Yesterday : 1278
This Month : 32399
This Year : 573061
Total Users : 1020911
Who's Online : 19