God is Our Save Place

Perjalanan hidup setiap orang pastilah pernah mengalami goncangan badai kehidupan: di saat diperhadapkan dengan suatu keputusan yang terasa berat, ketika masalah datang bertubi-tubi, ketika hati diliputi kekhawatiran, atau ketika kita merasa sendirian meskipun dikelilingi oleh banyak orang. Dunia ini dapat memberikan berbagai pilihan pelarian, di antaranya: hiburan, makanan, pekerjaan, pencapaian, atau bahkan orang lain. Namun, tidak ada yang benarbenar mampu memberikan rasa aman yang menyeluruh. Di tengah ketidakpastian, Alkitab mengingatkan kita bahwa hanya Tuhanlah tempat perlindungan yang paling aman. Ia bukan saja sekadar pelindung; Ia adalah kediaman bagi jiwa kita. God is our safe place.

Mazmur 46:1 berkata, “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Daud menulis ayat ini bukan dari kehidupan yang nyaman, melainkan dari pengalaman nyata ketika menghadapi bahaya, pengkhianatan, dan ancaman. Namun ia mengenal Tuhan sebagai benteng yang tidak tergoyahkan. Dalam dunia yang berubah begitu cepat, karakter Tuhan yang tidak pernah berubah itu menjadi alasan terbesar mengapa kita bisa merasa aman berada di dalam Dia.

Manusia sering berusaha menciptakan rasa aman dengan kekuatan sendiri: Dengan bekerja keras, menyimpan tabungan yang cukup, membangun relasi dan network yang luas, atau merencanakan masa depan dengan baik. Semua itu baik, tetapi tidak ada yang benar-benar pasti. Tuhan bukan hanya menyediakan perlindungan; Dialah perlindungan itu sendiri. Ketika kita berlindung kepada-Nya, kita tidak sekadar mencari jawaban – kita menemukan Sumber dari segala jawaban.

Perlindungan Tuhan juga berarti bahwa Ia hadir bersama kita. Dalam Mazmur 91:1–2 tertulis, “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan: ‘Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.’” Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita di tengah masalah. Perlindungan-Nya bukan hanya menghindarkan kita dari bahaya, tetapi juga menopang kita melewatinya dengan kemenangan.

Rasa takut membuat kita sulit percaya. Namun Tuhan justru mengundang kita untuk menghampiri-Nya apa adanya. Ketika hidup terasa berat, putus asa, saat pikiran dipenuhi kecemasan, atau ketika kita merasa gagal, Dia berkata, “Datanglah kepada-Ku.” Tuhan ingin menjadi tempat di mana kita bisa beristirahat, menangis, merenung, berdialog dengan-Nya dan menemukan kekuatan baru. Dalam pelukan-Nya, kita diingatkan bahwa identitas kita bukan ditentukan oleh masalah, tetapi oleh kasih-Nya yang kekal.

Saat kita memilih menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan, kita akan merasakan kedamaian yang tidak tergantung keadaan. Damai ini melampaui logika manusia, karena berasal dari Allah sendiri. Di tengah badai kehidupan, hati kita tetap tenang karena tahu bahwa Tuhanlah yang memegang seluruh kendali. God our safe place, berarti bahwa apapun yang terjadi, kita tidak pernah sendirian dan tidak pernah kehilangan harapan.

Pada akhirnya, perlindungan Tuhan membawa kita kepada relasi yang intim dengan-Nya. Semakin kita berlindung kepada Dia, semakin kita mengenal karakter-Nya: setia, penuh kasih, dan tidak pernah berubah. Inilah keamanan yang sejati – keamanan yang tidak ditentukan situasi, tetapi ditentukan oleh Pribadi yang memegang masa depan, Yesus Kristus. Tuhan menolong kita semua. (PSG)

KEBAKTIAN ADVEN IV

Bersama Berjalan dalam Penyertaan Tuhan

Yesaya 7:10–16; Mazmur 80:1–7, 17–19; Roma 1:1–7; Matius 1:18–25

Kebaktian 21 Desember 2025 oleh Pdt. David Roestandi Surya Sutanto

Pendahuluan

Dalam hidup, kita sering berjalan di tengah ketidakpastian. Ada masa ketika kita tahu ke mana harus melangkah, tetapi ada juga masa ketika langkah terasa berat, arah kabur, dan harapan seakan menipis. Dalam situasi seperti itu, pertanyaan yang sering muncul bukan sekadar “apa yang harus saya lakukan?”, melainkan “siapa yang berjalan bersama saya?”

Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita melihat satu benang merah yang kuat: Allah bukan Tuhan yang jauh, melainkan Allah yang menyertai umat-Nya. Penyertaan Tuhan itulah yang memberi makna, arah, dan kekuatan dalam perjalanan iman kita.

1. Allah yang Hadir di Tengah Ketakutan (Yesaya 7:10–16)

Konteks Yesaya 7 adalah masa krisis. Raja Ahas berada dalam ketakutan besar karena ancaman musuh. Dalam situasi genting itu, Tuhan menawarkan sebuah tanda—sebuah janji. Namun ironisnya, Ahas menolak tanda itu, bukan karena iman yang besar, tetapi karena hati yang tertutup dan tidak mau bergantung pada Tuhan.

Meskipun demikian, Tuhan tetap setia. Ia memberikan tanda yang melampaui situasi Ahas: seorang anak akan lahir dan dinamai Imanuel, yang berarti Allah menyertai kita. Ini menunjukkan bahwa penyertaan Tuhan tidak bergantung pada kuat atau lemahnya iman manusia. Allah tetap hadir, bahkan ketika manusia ragu.

Pesannya jelas: dalam perjalanan hidup yang penuh ancaman dan ketidakpastian, Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Ia berjalan bersama, bukan sebagai pengamat, tetapi sebagai penyerta yang setia.

2. Doa Umat yang Rindu Akan Kehadiran Tuhan (Mazmur 80:1–7, 17–19)

Mazmur 80 adalah ratapan umat yang merasa kehilangan arah dan kekuatan. Mereka mengalami penderitaan, kehancuran, dan seolah-olah Tuhan berdiam diri. Namun di tengah ratapan itu, ada seruan yang diulang: “Pulihkanlah kami, ya Allah; buatlah wajah-Mu bercahaya, maka kami akan selamat.”

Mazmur ini menunjukkan bahwa berjalan bersama Tuhan juga berarti berani jujur di hadapan-Nya. Umat tidak menutupi luka, tidak memoles penderitaan, tetapi membawa semuanya dalam doa. Mereka percaya bahwa pemulihan sejati hanya mungkin ketika Tuhan kembali menyertai dan menuntun langkah mereka.

Di sini kita belajar bahwa perjalanan iman bukan perjalanan tanpa air mata. Namun, ketika doa menjadi napas hidup, kita sedang berjalan bersama Allah yang mendengar dan memulihkan.

3. Penyertaan Tuhan yang Membentuk Identitas dan Panggilan (Roma 1:1–7)

Dalam pembukaan surat Roma, Paulus memperkenalkan dirinya sebagai hamba Kristus yang dipanggil dan diutus. Identitas Paulus bukan dibangun dari latar belakang, prestasi, atau kekuatannya sendiri, melainkan dari relasinya dengan Allah yang memanggil dan menyertainya.

Penyertaan Tuhan tidak hanya memberi penghiburan, tetapi juga memberi arah. Allah yang menyertai adalah Allah yang memanggil kita untuk hidup dalam anugerah dan ketaatan. Kita berjalan bersama Tuhan bukan sebagai orang yang tanpa tujuan, melainkan sebagai umat yang diutus untuk menghadirkan kasih dan damai sejahtera-Nya di dunia.

Dengan kata lain, penyertaan Tuhan membentuk siapa kita dan untuk apa kita hidup.

4. Imanuel: Allah yang Benar-Benar Berjalan Bersama Manusia (Matius 1:18–25)

Puncak dari semua bacaan ini adalah kelahiran Yesus Kristus. Dalam Injil Matius, nama Imanuel tidak lagi sekadar janji nubuat, tetapi menjadi kenyataan. Allah hadir bukan hanya dalam firman atau tanda, melainkan dalam diri Yesus—hadir sebagai manusia, berjalan bersama manusia, merasakan penderitaan manusia.

Melalui kisah Yusuf, kita melihat bahwa berjalan bersama Tuhan juga menuntut ketaatan, meskipun tidak selalu mudah atau masuk akal. Yusuf taat bukan karena ia mengerti semuanya, tetapi karena ia percaya bahwa Tuhan menyertai langkahnya.

Yesus yang lahir sebagai Imanuel menegaskan satu hal: Allah tidak menjanjikan hidup tanpa masalah, tetapi Ia menjanjikan kehadiran-Nya di setiap langkah kehidupan.

Penutup: Melangkah Bersama Allah yang Setia

Bersama berjalan dalam penyertaan Tuhan berarti:

  • percaya bahwa Allah hadir di tengah ketakutan dan krisis,

  • berani membawa pergumulan dalam doa yang jujur,

  • hidup sebagai umat yang dipanggil dan diutus,

  • serta taat melangkah bersama Kristus, Sang Imanuel.

Dalam setiap musim hidup. entah terang atau gelap, kita tidak berjalan sendirian. Allah menyertai, memimpin, dan memulihkan. Maka marilah kita melangkah dengan iman, bukan karena jalan selalu mudah, tetapi karena Tuhan setia berjalan bersama kita.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

1020908
Users Today : 535
Users Yesterday : 1278
This Month : 32396
This Year : 573058
Total Users : 1020908
Who's Online : 20