Memupuk Kepedulian kepada Sesama

“Mari, hai Kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat. 25:34).

Hari ini kita memasuki Minggu terakhir dalam tahun liturgi, di mana Gereja merayakan apa yang disebut dengan Minggu Kristus Raja. Pada hari Minggu ini, kita hendak meneguhkan pengakuan iman kita bahwa Yesus Kristus – Allah yang telah datang ke dalam dunia dalam rupa manusia, telah kembali dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja atau Penguasa. Matius 25:31-46 menjelaskan pada kita sosok Yesus Kristus yang akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja, yang akan me-misahkan bangsa-bangsa seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Dalam perikop ini dijelaskan yang membedakan domba dan kambing adalah hal yang di-lakukan dan tidak dilakukan terhadap ‘salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini’. Domba-domba akan disambut dan dipuji karena melayani mereka yang membutuhkan. Kambing-kambing akan dijauhkan dari Yesus ke dalam api kekal dan dikutuk karena tidak melayani mereka yang membutuhkan.

Ada kualitas luhur (berupa kasih, kebaikan dan kepedulian) yang dikerjakan oleh kelompok orang yang dikategorikan sebagai kawanan domba. “Sebab, ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu menjenguk Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” (Mat. 25:35-36). Sebaliknya kelompok orang yang dikategorikan sebagai kawanan kambing tidak memiliki kualitas luhur tersebut. Mereka tidak menunjukkan kepedulian, kasih dan kebaikan kepada mereka yang hina dan membutuhkan. Ketidakpedulian, apapun alasannya, sangat berbahaya dalam kehidupan. Hal itu menunjukkan egoisme dan egosentrisme yang akut. Kambing merasa bisa melindungi dirinya sendiri dengan tanduk yang dimilikinya, sehingga ia merasa tidak perlu untuk hidup berkelompok. Berbeda dengan domba yang memiliki kelemahan dalam daya pandangnya, sehingga ia harus hidup berkelompok agar bisa saling mendengar suara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam dunia masa kini, kehidupan individualistis tentu sangat terasa dalam keseharian kita. Kita lebih sering mementingkan dan fokus pada apa yang kita butuhkan dan harapkan saja. Kita tidak peduli pada apa yang orang lain rasakan dan ha-dapi. Bagaimana dengan kehidupan kita bergereja? Apakah kita juga menunjukkan ketidakpedulian kepada sesama kita yang membutuhkan? Puji Tuhan dalam kehidupan kita bergereja di GKI Kota Wisata ini, kita senantiasa diingatkan untuk peduli pada sesama kita melalui program-program kerja yang dilakukan oleh badan-badan pelayanan yang ada. Ada berbagai program yang mengajak kita untuk peduli pada sesama, misalnya: donor darah yang secara rutin dilakukan 3 bulan sekali, rumah pintar Ciangsana, aksi Paska, mission trip yang kali ini kita lakukan untuk saudara-saudara yang membutuhkan di Pulau Pantar, dan masih banyak lagi hal lain. Mulai minggu depan saat memasuki minggu-minggu Adven, kita juga akan berbagi kasih dengan pendeta emeritus/janda pendeta emeritus dan guru-guru pendidikan agama Kristen binaan GKI Kota Wisata melalui amplop persembahan dana Adven yang kita kumpulkan tiap minggunya, dan akan kita bagikan pada mereka menjelang hari Natal.

Tuhan kiranya menuntun dan memampukan kita untuk senantiasa mendengar suara-Nya sebagai Gembala Agung kita, sama seperti domba-domba yang mau selalu memberikan telinganya pada suara sang gembala. Ia mampukan kita untuk peduli pada sesama dan melakukan sesuatu bagi mereka yang membutuhkan hingga pada saatnya kita boleh masuk ke dalam Kerajaan-Nya yang kekal. (DSS-disadur dari Dian Penuntun edisi 36)

KEBAKTIAN MINGGU

TIDAK HINA TETAPI BERHARGA

Keluaran 32:7-14; Mazmur 51:1-10; 1 Timotius 1:12-17; Lukas 15:1-10

Kebaktian 14 September 2025 oleh Ibu Siska Febriyani Lumban Gaol, S.Si. (Teol)

Pendahuluan

Dalam hidup, sering kali manusia terjebak pada rasa bersalah, malu, bahkan hina karena kesalahan dan dosa yang dilakukan. Ada orang yang merasa dirinya tidak layak lagi di hadapan Allah. Namun, firman Tuhan menegaskan bahwa kasih karunia Allah lebih besar daripada segala kejatuhan kita. Di hadapan Allah, kita tidak dihina, melainkan ditebus menjadi berharga.

1. Keluaran 32:7-14 – Allah yang Murah Hati

Kisah anak Israel yang membuat anak lembu emas adalah contoh nyata kebodohan manusia. Setelah diselamatkan dari Mesir, mereka justru berpaling kepada berhala. Secara manusiawi, mereka layak dihukum habis. Namun, Musa menjadi pengantara, dan Allah menunjukkan belas kasih-Nya dengan tidak jadi membinasakan umat-Nya.
Pesan: Dosa memang hina, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dia memberi kesempatan untuk kembali. Hidup kita pun sering jatuh pada “berhala modern” – uang, status, atau kenikmatan dunia – namun Allah tetap berbelas kasih.

2. Mazmur 51:1-10 – Hati yang Hancur, Allah Pulihkan

Mazmur ini lahir dari pergumulan Daud setelah jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Daud sadar bahwa dosanya membuatnya najis dan hina. Namun, ia tidak berhenti pada rasa bersalah, melainkan datang memohon pengampunan.
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu…” adalah doa yang menunjukkan keyakinan bahwa Allah penuh kasih. Daud tahu hanya Allah yang bisa membersihkan dan memulihkan.
Pesan: Pengakuan dosa bukan tanda kita hina, tetapi justru pintu menuju pemulihan. Allah melihat kita berharga ketika kita rendah hati datang kepada-Nya.

3. 1 Timotius 1:12-17 – Paulus: Dari Pendosa Menjadi Pelayan

Paulus pernah menghina jemaat, menganiaya orang percaya, bahkan menjadi musuh Injil. Secara moral ia hina. Tetapi kasih karunia Kristus menjadikannya rasul. Ia bersaksi: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa; dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”
Pesan: Tuhan memilih orang hina menurut dunia untuk dipakai sebagai alat-Nya. Paulus yang dulu merusak jemaat, kini justru membangun jemaat. Itu bukti bahwa Allah melihat nilai berharga dalam diri setiap orang, sekalipun pernah jatuh.

4. Lukas 15:1-10 – Allah yang Mencari yang Hilang

Yesus memberikan perumpamaan domba yang hilang dan dirham yang hilang. Dalam pandangan dunia, satu domba dari seratus atau satu dirham dari sepuluh tidak seberapa. Tetapi bagi Allah, yang satu itu sangat berharga. Ia rela mencari sampai ketemu, dan bersukacita ketika yang hilang ditemukan.
Pesan: Hidup kita, sekalipun kotor oleh dosa, tetap dianggap berharga oleh Allah. Ia tidak berhenti sampai kita ditemukan, dipulihkan, dan dirangkul kembali dalam kasih-Nya.

Aplikasi

  1. Jangan terjebak pada rasa hina. Dosa memang membuat kita jatuh, tetapi jangan berhenti di situ. Datanglah kepada Allah yang penuh kasih.

  2. Syukuri anugerah Allah. Kita bisa berdiri hari ini bukan karena kekuatan kita, melainkan karena belas kasihan Tuhan.

  3. Lihat diri dan sesama sebagai berharga. Jangan mudah merendahkan diri sendiri atau orang lain, sebab Allah mengasihi setiap jiwa.

  4. Hidup sebagai saksi kasih karunia. Seperti Paulus, biarlah hidup kita menjadi kesaksian bahwa Allah sanggup mengubah yang hina menjadi mulia.

Penutup

Manusia mungkin memandang kita hina karena kegagalan atau dosa. Bahkan hati kita sendiri bisa berkata “aku tidak layak.” Namun, firman Tuhan menegaskan: kita tidak hina, melainkan berharga di mata Allah. Dia yang mencari, mengampuni, dan memulihkan kita.

Mari kita hidup dalam keyakinan ini: kasih karunia Allah lebih kuat daripada rasa hina kita. Di hadapan-Nya, kita bukan orang buangan, melainkan anak-anak yang berharga, dikasihi, dan dipakai untuk kemuliaan-Nya.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

822296
Users Today : 1308
Users Yesterday : 1620
This Month : 25286
This Year : 374446
Total Users : 822296
Who's Online : 8