Yesus Teladan yang Sejati
Di zaman sekarang ini, segalanya terasa dekat dan mudah. Kita tidak perlu lagi menunggu kabar sampai berhari-hari karena adanya Grup WA (dan media sosial lainnya) yang dalam hitungan detik dapat memberikan informasi akan banyak hal. Kita tidak perlu lagi belajar dengan susah payah tentang apa saja, karena tersedia Google yang siap menjawab semua pertanyaan kita. Bahkan yang paling mutakhir Artificial Intelligence (AI) dapat mencontoh dan menirukan semua hal, baik yang terasa sulit maupun mudah. Namun kehidupan yang kita jalani sesungguhnya bukanlah kehidupan yang mudah.
Teknologi yang sangat mutakhir tidak serta merta membuat hidup ini nyaman. Sebaliknya, dunia yang seakan tanpa batas seringkali tidak memberikan kedamaian, tetapi ketakutan akan masa depan yang tidak pasti. Perang lisan – tulisan, fisik – non fisik terjadi di mana-mana. Semua menganggap dirinya paling benar dan layak menaklukkan orang atau bangsa lain. Perang Rusia – Ukraina, konflik di Gaza, Ethiopia, Myanmar, Sudan, Haiti dan masih banyak lagi, hanya merugikan sesama. Nyawa manusia seperti tidak ada harganya. Selain nyawa, harta benda juga musnah semuanya. Belum lagi kejadian alam seperti gempa dahsyat yang belum lama ini menimpa negara Myanmar dan Thailand, mengakibatkan kehancuran yang mengerikan. Gedung yang menjulang tinggi roboh, ratusan nyawa melayang, dan milyaran uang lenyap hanya dalam waktu sebentar saja.
Selain perang dan bencana alam yang terjadi, umat manusia pun berlomba-lomba mengejar kesenangan dan kegembiraan dunia, seakan hidup hanya untuk hari ini. Sebaliknya, manusia juga berlomba mengumpulkan uang dan materi sebanyak-banyaknya tanpa batas untuk hari depan yang seakan masih panjang dan tidak akan berakhir. Semuanya sangat mengganggu kehidupan kita dan serba menakutkan.
Kondisi negara kita juga sedang tidak baik. Utang menggunung yang sebentar lagi akan jatuh tempo, deflasi yang belum teratasi dan pemerintah yang cenderung kurang sigap dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja. Lapangan pekerjaan yang minim, dan banyak jenis pekerjaan yang hilang karena tenaga manusia digantikan oleh mesin-mesin, dan lain sebagainya. Sebagai warga yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan lapang dada, tentu kita hanya bisa mendoakan para pemimpin negeri ini agar memerintah dengan hati, senantiasa berhikmat, adil dan membela kepentingan rakyat di atas kepentingan sendiri, kepentingan keluarga maupun golongan.
Minggu ini adalah Minggu Prapaska-5 yang membawa kita kepada penghayatan akan penderitaan Yesus. Perjalanan hidup-Nya yang penuh kasih tanpa batas merupakan teladan yang diberikan-Nya bagi kita semua, agar kita rela berkorban demi sesama, peduli akan sesama, selalu melayani dengan sukarela dan penuh kasih. Ajaran dan teladan Tuhan Yesus menjadi penopang kita agar tidak terjebak dalam kebiasaan dunia yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, serta memahami kata ‘cukup’ agar tidak menjadi serakah.
Mari kita berkarya dan melayani dengan meneladani Tuhan Yesus. Memuliakan Dia melalui tindakan dan hidup yang penuh kasih. Memuliakan nama Tuhan Allah, itulah tujuan utama hidup kita, dengan demikian hidup kita memiliki makna. Kiranya Tuhan memampukan kita. Amin. (SSL)