Jam Kehidupan terus Berdentang sampai..

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menyerah” (Gal. 6:9).

Renungan minggu ini pada dasarnya ingin mengingatkan kita akan penghayatan nilai komitmen. Bapak, ibu dan saudara-saudara warga GKI Kota Wisata, sebagian besar dari kita sudah mendapatkan kartu di atas yang bertajuk “Kalender 40 Hari Berbuat Baik” (berupa soft/hard copy). Panitia Paska 2025 mengingatkan kita, untuk membubuhkan tanda “?” (checklist) pada tanggal di kalender tersebut jika hari itu kita sudah menjalankan apa yang diminta. Mari periksa kartu Bapak/Ibu/Saudara-saudara, atau melalui visualisasi di atas, pada hari apa saja kita sudah menjalankan kebaikan yang diharapkan.

Menurut Bapak/Ibu/Saudara-saudara, agar dapat membubuhkan checklist pada kalender tersebut, apakah sesuatu yang perlu kita lakukan merupakan hal yang mudah atau sulit? Contoh: “mendoakan orang yang mengecewakanmu, menyapa tetangga sebelah rumah, meminta maaf kepada orang yang sudah (kita) sakiti” adalah tindakan yang melibatkan relasi dengan sesama. Kemudian tindakan berupa “1 hari tanpa mengeluh, mengikuti Ibadah Minggu Prapaska, menaati rambu lalu lintas, tidak menyisakan makanan” adalah perbuatan baik untuk diri kita sendiri, dan di antaranya ada yang benar-benar tak diketahui oleh orang lain, alias hanya kita dan Tuhan yang tahu.

Sambil membubuhkan checklist, mari kita juga merenungkan kebaikan-kebaikan apa yang sudah dinyatakan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita, baik yang kita terima secara langsung maupun melalui orang-orang terdekat atau di sekitar kita, juga melalui setiap peristiwa yang sudah kita lalui. Kemudian bandingkan antara kebaikan yang sudah kita terima itu dengan checklist kebaikan yang sudah kita lakukan. Saya sangat yakin kebaikan yang sudah kita terima itu jauh (bahkan sangat jauh) lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah kita lakukan.

Tentu sangat wajar dan sudah seharusnya kita mensyukuri kehidupan yang dianugerahkan Tuhan, alih-alih menggerutu atas sejumlah hal yang kita maknai sebagai ‘pergumulan/persoalan bahkan kegagalan’ (1 Tesalonika 5:18: “Ucapkanlah syukur dalam segala hal. Sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”). Jika kita meyakini bahwa Allah hadir dalam setiap peristiwa hidup yang kita alami tanpa pernah meninggalkan kita, maka sesungguhnya pada area atau waktu di mana kita diizinkan untuk menerima ujian kehidupan, bisa jadi Allah sedang menantikan “kenaikan kelas” iman dan pengharapan kita kepada-Nya. Pun atas daya-daya/talenta yang sudah diberikan Allah kepada kita, bisa jadi Dia sedang menunggu saatnya kita mendayagunakan atau memanfaatkannya. Jika kita berpikir dan menghayati dengan cara demikian, tentu peristiwa-peristiwa ujian tersebut bisa kita maknai sebagai sarana latihan pembentukan diri menjadi pribadi yang tangguh menghadapi tantangan, sekaligus mengasah iman dan pengharapan (keberserahan) kita atas kuasa dan campur tangan Allah dalam kehidupan kita.

Tema-tema khotbah di Minggu Prapaska bernuansa keteladanan Kristus dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan sampai kepada puncaknya ketika harus menanggung derita kematian demi penebusan umat-Nya dari belenggu dan kuasa dosa/maut. Keteladanan-Nya antara lain tidak mencari jalan pintas atau “jalur mudah”, berani menghadapi situasi tersulit dan tetap setia menjalani panggilan hidupNya. Kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya karena kita adalah umat yang dikasihi-Nya, kita juga dipanggil untuk terus mengasah keterampilan mengelola emosi dan relasi sosial (emotional quotion), dan memiliki daya juang yang tak mudah menyerah (adversity quotion), serta banyak perenungan senada.

Mengakhiri renungan ini, dan memasuki minggu sengsara, kematian dan kebangkitan-Nya, biarlah checklist kebaikan dan ketaatan kita pada panggilan Kristus sebagai kawan sekerja-Nya terus kita jalani. Kalaupun ada kerikil-kerikil dan batu yang menghalangi perjalanan iman kita, biarlah hal tersebut tidak merintangi kita untuk tetap menunjukkan komitmen dan konsistensi dalam mengerjakan karya-karya baik dan indah yang sudah disiapkan Tuhan bagi kita. Tentu checklist kebaikan tak boleh berhenti sebatas memenuhi imbauan panitia Paska yang menyebutkan tenggat waktu “40 hari”, namun berlanjut ‘selama hayat masih dikandung badan’, alias selama kita masih diberikan kesempatan hidup oleh Allah, Sang Pemilik Kehidupan. Ingat, “Siapa yang berbuat baik, ia berasal dari Allah…” (3 Yoh. 1:11b), maka ketika kita melakukan kebaikan, biarlah dilandasi oleh pengakuan bahwa “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kol. 3: 23).

Satu pujian dari VG Yerikho mengingatkan saya (dan semoga bagi kita semua) mengenai waktu kehidupan yang disediakan Tuhan dan menjadi kesempatan bagi kita untuk tetap melakukan kebaikan, menyatakan kasih kepada kehidupan di sekitar kita sampai dentang jam kehidupan berhenti memberikan kesempatan kepada kita untuk menjalani kehidupan di alam fana ini.

JAM KEHIDUPAN

Jam kehidupan diputar sekali Dan tak seorang pun tahu kapan ‘kan berhenti Mungkin hari ini, mungkin esok, mungkin nanti Cepat atau lambat tak seorang tahu … Bila waktunya Jam kehidupan diputar sekali Dan tak seorang pun tahu kapan ‘kan berhenti Sadarilah, kawan, hidup ini tak terulang Sekarang waktunya yang kau miliki …S’karang waktunya

Ref: Milikilah kasih Yesus yang menjadikan hidupmu berarti Bekerjalah di ladang-Nya agar hidup tiada percuma

Kiranya Tuhan Yesus memampukan dan melayakkan kita untuk terus mengisi “checklist” kebaikan sebagai wujud kasih kita kepada-Nya dan kepada sesama. Tuhan Yesus memberkati. —o0o— (WSE)

KEBAKTIAN MINGGU

BERTUMBUH DALAM IMAN

Habakuk 1:1–4, 2:1–4; Mazmur 37:1–9; 2 Timotius 1:1–14; dan Lukas 17:5–10.

Kebaktian 5 Oktober 2025 oleh Pdt. Em. Magdalena Handoyo

Pendahuluan

Setiap orang percaya dipanggil bukan hanya untuk memiliki iman, tetapi untuk bertumbuh di dalamnya. Iman yang hidup tidak statis; ia berkembang, diuji, diperkuat, dan dimurnikan melalui perjalanan hidup. Kitab-kitab yang kita baca hari ini menyingkapkan bagaimana iman itu bertumbuh: dalam pergumulan (Habakuk), dalam pengharapan (Mazmur), dalam pengajaran dan kesaksian (2 Timotius), dan dalam kerendahan hati untuk taat (Lukas).


1. Iman Bertumbuh di Tengah Pertanyaan (Habakuk 1:1–4; 2:1–4)

Habakuk bergumul dengan realitas hidup: kekerasan, ketidakadilan, dan kejahatan yang tampak dibiarkan. Ia bertanya, “Sampai kapan, ya Tuhan?” (Hab. 1:2).

  • Pertanyaan itu lahir dari iman, bukan dari ketidakpercayaan. Habakuk percaya Tuhan berdaulat, tetapi ia belum mengerti cara kerja Tuhan.

  • Jawaban Tuhan menekankan: “Orang benar akan hidup oleh percayanya” (Hab. 2:4).

  • Iman bertumbuh bukan karena semua masalah terjawab, tetapi karena kita belajar mempercayai Allah di tengah misteri.

Aplikasi: ketika kita melihat ketidakadilan, kejahatan, atau doa yang terasa tidak dijawab, pertanyaan kita jangan menjauhkan kita dari Allah, melainkan menuntun kita untuk lebih berpegang kepada-Nya.


2. Iman Bertumbuh dalam Pengharapan (Mazmur 37:1–9)

Pemazmur menasihati agar jangan gelisah karena orang fasik yang tampak makmur. Sebaliknya:

  • “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik” (ayat 3).

  • “Bergembiralah karena Tuhan” (ayat 4).

  • “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan” (ayat 5).

Iman bertumbuh ketika kita belajar menunggu dalam pengharapan, bukan iri kepada mereka yang jahat, melainkan bersukacita dalam Tuhan yang setia.

Aplikasi: dalam dunia yang penuh kompetisi dan tekanan, iman bertumbuh saat kita belajar menemukan sukacita kita bukan dalam pencapaian atau perbandingan dengan orang lain, melainkan dalam relasi kita dengan Allah.


3. Iman Bertumbuh Melalui Pewarisan dan Pengajaran (2 Timotius 1:1–14)

Paulus mengingatkan Timotius tentang “iman yang tulus ikhlas” yang mula-mula ada pada neneknya Lois dan ibunya Eunike (ayat 5).

  • Iman bertumbuh melalui teladan keluarga dan pembinaan rohani.

  • Paulus mendorong Timotius untuk “mengobarkan karunia Allah” dan tidak malu bersaksi tentang Kristus.

  • Kekuatan iman tidak bersumber dari diri kita, melainkan dari “Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban” (ayat 7).

Aplikasi: iman kita dipelihara bukan hanya lewat pengalaman pribadi, tetapi juga melalui persekutuan, pengajaran, dan teladan orang-orang percaya yang lebih dahulu.


4. Iman Bertumbuh dalam Ketaatan dan Kerendahan Hati (Lukas 17:5–10)

Para rasul meminta Yesus: “Tambahkanlah iman kami!” (ayat 5). Yesus menjawab dengan dua hal:

  • Iman yang kecil pun, bila sejati, sanggup melakukan hal besar (ayat 6).

  • Namun, iman itu diwujudkan bukan dalam kesombongan, melainkan dalam ketaatan yang rendah hati. Seperti hamba yang hanya melakukan kewajibannya (ayat 7–10).

Aplikasi: iman bertumbuh bukan berarti kita menjadi “hebat” di mata manusia, melainkan semakin rendah hati, taat, dan setia melakukan kehendak Allah.


Kesimpulan

Bertumbuh dalam iman berarti:

  1. Belajar mempercayai Allah meski banyak pertanyaan (Habakuk).

  2. Mengandalkan Tuhan dan bukan iri pada orang fasik (Mazmur).

  3. Menghidupi dan mewariskan iman dalam kekuatan Roh Kudus (2 Timotius).

  4. Mengungkapkan iman dalam ketaatan dan kerendahan hati (Lukas).

Iman bertumbuh bukan dengan kekuatan kita, tetapi karena Allah yang bekerja di dalam kita. Mari kita berdoa agar Roh Kudus terus menguatkan, menuntun, dan menumbuhkan iman kita, supaya kita tetap hidup setia sampai akhir.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

866079
Users Today : 1461
Users Yesterday : 1429
This Month : 22550
This Year : 418229
Total Users : 866079
Who's Online : 17