Berkat di Balik Pengampunan
Saya membaca sebuah kesaksian yang menceritakan bagaimana sepasang suami istri harus kehilangan anak semata wayangnya karena dibunuh oleh seseorang. Betapa pembunuhan keji tersebut membuat mereka sempat sangat terpukul dan marah kepada tersangka karena anak satu-satunya harus diambil dari hidupnya, bahkan kecewa sama Tuhan karena hal tersebut diizinkan terjadi dalam hidup mereka sebagai orang yang takut akan Tuhan. Masyarakat luas juga menilai bahwa kasus pembunuhan tersebut merupakan hal yang tidak pantas untuk diampuni.
Dengan pertolongan Roh Kudus, sebagai orang yang dekat dengan Tuhan akhirnya pasangan tersebut memutuskan untuk memberikan pengampunan bagi orang yang telah menyakiti dan membunuh anaknya, meskipun pada kenyataannya hati kecil mereka masih belum merelakan kepergian anak semata wayangnya tersebut. Pasangan tersebut beranggapan bahwa mengampuni adalah ajaran Kristus yang harus diterapkan dalam hidup. Melalui peristiwa tersebut mereka belajar mengampuni dan menerapkan kasih sesuai ajaran Kristus dan olehnya mereka mendapatkan sukacita yang baru setiap hari dan bangkit dari kesedihan.
Melalui Firman Tuhan di dalam alkitab, kita boleh mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang pengampunan dan berkat yang menyertainya, antara lain:
- Ketika kita mengampuni maka kita juga mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Markus 11:25 “Apabila kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya kamu menyimpan kesalahan seseorang, supaya Bapamu yang di sorga juga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Ini berarti bahwa kalau kita menolak mengampuni orang lain, itu menunjukkan bahwa kita belumlah menerima pengampunan dari Tuhan. Sebab orang yang sudah menerima pengampunan dari Tuhan, dari dalam hatinya akan mengalir pengampunan untuk sesamanya. Matius 6:12 “dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Artinya, kita harus mengampuni dahulu, baru kemudian kita pun beroleh pengampunan. Jika kita benarbenar mengenal Allah selaku Bapa, maka kita seharusnya menjadi rekan Allah untuk memberikan pengampunan. Mereka yang sudah merasakan pengampunan Allah ini akan lebih mudah memaafkan sesamanya yang telah bersalah.
- Ibadah kita akan berkenan kepada Tuhan ketika kita mengampuni terlebih dahulu. Matius 5:23-24 “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat bahwa saudaramu sakit hati terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” Sangat jelas disampaikan bahwa sebelum kita beribadah kepada Tuhan, kita harus memulihkan hubungan yang buruk terlebih dahulu. Ibadah yang kita lakukan akan berkenan kepada Tuhan ketika kita sudah mengampuni orang yang melakukan kesalahan pada kita.
- Pengampunan membawa pemulihan dan sukacita. 2 Korintus 2:5-7 “Namun, jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, bukan aku yang disedihkannya, melainkan kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya beberapa orang di antara kamu. Aku tidak melebih-lebihkan hal ini. Bagi orang yang demikian cukuplah sudah hukuman oleh sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat.” Disini Paulus mengajak kita untuk mengampuni dan menghibur mereka yang telah mendukakan hati kita.
Biarlah dari nas Firman Tuhan di atas kita boleh belajar perlunya mengampuni karena selain dari fakta bahwa hari ini kita selamat karena pengampunan Bapa yang terlebih dahulu kita terima, mengampuni juga adalah perintah dan amanat agung dari Kristus Yesus sendiri. Kasih yang luar biasa dari Tuhan memampukan kita untuk kita bisa mengampuni. (KTA)