Keluarga Kristen = Teladan

“ … dan jadikankah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita” (Titus 2:7-8)

Sebagai orang percaya, kita harus benar-benar menunjukkan cara hidup yang berbeda, terutama dalam kasih dan pekerjaan baik. Firman Allah mengajarkan kita agar kita hidup menjadi teladan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teladan memiliki arti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh. Menjadi teladan bagi orang di sekitar kita, baik itu suami, istri, anak, tetangga, teman kerja tentulah bukan hal yang mudah.

Seringkali kita masih hidup dalam “kedagingan” kita. Sehingga kita lupa bahwa kita harus menjadi teladan. Di dalam hidup keluarga Kristen, peran orang tua amatlah penting. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai Alkitabiah kepada anak-anaknya. Tugas ini tidaklah mudah.

Menikah dan mencari nafkah tidaklah sulit, namun menjadi orang tua yang setia dalam beribadah adalah sebuah proses yang panjang, karena hal inilah yang menentukan, apakah anak-anak nantinya akan mengikuti teladan orang tuanya.

Menjadi teladan bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya dengan mengajak anak mengikuti ibadah hari minggu. Ketika beribadah, bagaimanakah sikap orang tua? Bila ada orang tua yang rajin ke gereja tetapi tidak menanamkan nilai-nilai positif dari sebuah ibadah, maka sang anak pun akan merespon kurang baik terhadap setiap ibadah yang ada di gereja. Apalagi bila sebagai orang tua, mempunyai kebiasaan ‘sibuk’ dengan gadget-nya ketika mengikuti ibadah, maka akan ditiru oleh anak dengan dalih yang sama, yaitu agar tidak mengganggu jalannya ibadah.

Apakah saudara pernah mengalami stress dalam menghadapi anak? Stress karena anak tidak mau patuh terhadap ajaran dan nasehat yang anda berikan. Pernahkah para orang tua menyadari bahwa penyebab anak menjadi demikian karena orangtua hanya mengajar dan menasihati tanpa pernah menjadikan diri mereka sebagai teladan?

Selain menjadi teladan bagi anak, kita pun perlu menjadi teladan bagi pasangan kita. Sebelum menikah, kita membawa kebiasaan hidup masing-masing. Di dalam pernikahan segala kebiasaan baik buruk kita akan bertemu.

Mintalah kepada Allah untuk menjadi teladan bagi pasangan. Terlebih menjadi teladan yang mendekatkan kita kepada Allah. Apabila pasangan kita tidak mempunyai hubungan yang dekat atau pribadi dengan Allah, berilah contoh dan ajaklah dia.

Menjadi teladan dalam sebuah rumah tangga Kristen, bukan hanya menjadi tanggung jawab suami, istri atau anak saja. Ini adalah tanggung jawab bersama. Saling meneladani dari hal kecil pun dapat membawa dampak yang baik untuk keberlangsungan rumah tangga Kristen.

Jadi sekarang pertanyaannya adalah sudahkah kita menjadi teladan satu terhadap yang lain? Suami jadi teladan istri, istri jadi teladan suami, orang tua jadi teladan anak-anak, pelayan jadi teladan jemaat. Marilah kita bertekad menjadi teladan dalam segala sesuatu yang baik, supaya kita tidak dibuat malu oleh dunia, sebaliknya Tuhan dimuliakan. Amin. (HAN)

KEBAKTIAN MINGGU Pra-Paska 3 (Ungu)

Yesus Pemberi Kesempatan

Yesaya 55:1-9; Mazmur 63:1-8; 1 Korintus 10:1-13; Lukas 13:1-9

Kebaktian 23 Maret 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Pendahuluan

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, melakukan kesalahan, atau merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, dalam kasih-Nya, Tuhan selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kasih karunia-Nya tidak hanya menuntut pertobatan, tetapi juga menawarkan kesempatan bagi mereka yang mau berbalik kepada-Nya.

1. Undangan untuk Bertobat (Yesaya 55:1-9)

Dalam Yesaya 55, Tuhan memberikan undangan terbuka bagi semua orang untuk datang dan menerima anugerah-Nya: “Hai, semua orang yang haus, marilah dan minumlah!” (Yes. 55:1). Tuhan tidak hanya menawarkan makanan dan minuman rohani, tetapi juga mengajak kita untuk meninggalkan jalan yang jahat dan berpaling kepada-Nya, karena “Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes. 55:7). Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Allah yang sabar, memberi kesempatan bagi umat-Nya untuk kembali sebelum terlambat.

2. Allah, Sumber Kepuasan Sejati (Mazmur 63:1-8)

Pemazmur menggambarkan bagaimana jiwanya rindu kepada Tuhan seperti tanah kering yang haus akan air. Dia menemukan kepuasan sejati dalam hadirat Allah. Ini mengajarkan kita bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan hanya sekadar pengampunan dari dosa, tetapi juga panggilan untuk hidup dalam keintiman dengan-Nya. Kita sering mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi, tetapi hanya dalam Tuhan kita mendapatkan kepuasan sejati.

3. Peringatan dari Sejarah (1 Korintus 10:1-13)

Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar tidak mengulangi kesalahan nenek moyang mereka yang, meskipun telah mengalami pertolongan Tuhan, tetap jatuh dalam dosa. Dia menekankan bahwa cobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita, karena Tuhan selalu menyediakan jalan keluar. Ini menunjukkan bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan untuk disia-siakan, tetapi untuk kita manfaatkan dengan bijaksana.

4. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Tidak Berbuah (Lukas 13:1-9)

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan seorang pemilik kebun yang ingin menebang pohon ara karena tidak berbuah selama tiga tahun. Namun, pengurus kebun meminta agar pohon itu diberi satu tahun lagi, dengan perawatan ekstra. Ini adalah gambaran tentang kesabaran Tuhan yang memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita.

Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah bagi Tuhan? Ataukah kita masih menjalani kehidupan yang jauh dari-Nya? Tuhan dalam kasih-Nya memberikan kesempatan kedua, tetapi kesempatan itu tidak akan selalu ada selamanya. Ada batas waktu bagi kita untuk bertobat dan berbuah.

Penutup

Yesus adalah pemberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Undangan-Nya terbuka bagi semua yang haus akan kasih dan pengampunan-Nya. Namun, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, sebab suatu saat kesempatan itu akan berakhir. Marilah kita menggunakan waktu yang masih Tuhan berikan untuk bertumbuh dalam iman, berbuah dalam kehidupan, dan semakin dekat dengan-Nya.

Pertanyaan refleksi:

  • Bagaimana saya menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan dalam hidup saya?
  • Apakah saya sudah bertobat dan menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya?
  • Dalam hal apa saya masih perlu berbenah sebelum kesempatan itu habis?

Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan kepada kami untuk bertobat dan hidup bagi-Mu. Tolong kami untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang masih ada, tetapi sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan dan menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

565288
Users Today : 520
Users Yesterday : 1594
This Month : 32877
This Year : 117438
Total Users : 565288
Who's Online : 16