Memaknai Hari Tuhan

“Hari ini, hari ini, harinya Tuhan, harinya Tuhan…”. Lagu sederhana ini telah mengiringi perjalanan iman kita sejak kecil sejak di sekolah minggu. Liriknya yang mudah dihapal, seolah menjadi pengingat kita akan pentingnya hari istimewa yang kita rayakan setiap minggunya. Hari minggu adalah hari penting dalam tradisi Kristen karena menjadi hari perayaan utama ketika Yesus Kristus bangkit dari kematian. Hal ini dianggap sebagai momen penting dalam sejarah kekristenan, ketika Kristus mengalahkan kematian dan membuka jalan bagi keselamatan manusia. Melalui kebangkitan Kristus, kita diberikan harapan akan hidup yang kekal. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan pintu gerbang menuju kehidupan yang baru menuju Kristus.

Dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, frasa “Hari Tuhan” disebut berulang kali. Dalam Perjanjian Lama, frasa hari Tuhan sering kali terkait dengan sesuatu yang “sudah dekat, hampir, dan pengharapan”. Sementara dalam Perjanjian Baru menyebutnya sebagai “hari perlawatan” atau istilah Hari Tuhan digunakan untuk menyebut tentang akhir zaman, yaitu kedatangan Yesus Kristus kembali. Hari di mana Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan, Raja serta Hakim atas seluruh alam semesta.

Meskipun frasa “Hari Tuhan” tidak eksplisit dihubungkan dengan hari Minggu dalam Alkitab, namun Kebangkitan Yesus Kristus pada “hari pertama dalam minggu” (dikenal sebagai hari Minggu) memiliki nilai teologis yang mendalam bagi umat Kristen. Hari Minggu dirayakan sebagai perayaan kemenangan Kristus atas kematian dan sebagai lambang penciptaan baru.

Kaitan antara hari Minggu dan “Hari Tuhan” bisa dipahami sebagai berikut:

  • Hari Minggu adalah hari pertama dalam 1 minggu. Ini menandai awal penciptaan baru, di mana umat percaya bahwa dalam Kristus ada kehidupan baru.
  • Hari Minggu sebagai hari peringatan kebangkitan. Perayaan Kebangkitan Yesus Kristus dilakukan setiap hari Minggu hal ini menjadi pengingat kasih karunia Allah dan janji kehidupan kekal.
  • Antisipasi “Hari Tuhan” atau kedatangan Tuhan Yesus kembali. Meskipun Alkitab tidak menyebutkan Hari Tuhan adalah hari minggu, kita bisa juga memaknai bahwa perayaan hari Minggu sebagai antisipasi Hari Tuhan didasari pemahaman hari minggu adalah hari istimewa. Umat berkumpul untuk memuji dan menyembah Tuhan, belajar Firman-Nya, dan membangun persekutuan.

Bagaimana kita memaknai hari Tuhan?

Meskipun kita seringkali berkumpul dan bersekutu pada hari Minggu, tetapi bukan di hari itu saja kita bisa berkumpul dan bersekutu memuji dan menyembah Tuhan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai dari Senin sampai Sabtu pun, kita diminta untuk tetap bisa melakukan ibadah seperti hari minggu, meski dengan waktu yang lebih singkat. Kita bisa melakukan secara offline dengan berkumpul dalam satu tempat setelah aktivitas bekerja misalnya, hari tertentu dalam 1 minggu selain hari Minggu. Selain itu, teknologi memungkinkan kita untuk melakukan persekutuan online dan mendapatkan Firman Tuhan dari berbagai channel sosial media dan streaming, baik yang live maupun yang di rekam. Yang penting, setiap hari selain hari Minggu itu, kita menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memaknai pada Hari Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

  • Memulai setiap hari dengan doa.
  • Menjadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup sebagai orang Kristen.
  • Menjalin Hubungan yang lebih akrab dengan Tuhan.
  • Melayani sesama, baik komunitas dalam gereja maupun di luar gereja.
  • Menjadi saksi Kristus, sehingga orang lain dapat melihat Kristus dari tindakan kita.
  • Menghargai setiap hari adalah Anugerah Tuhan. Gunakan setiap hari untuk memuliakan nama-Nya.

Selamat memasuki Masa Adven 2024. Tuhan Yesus Memberkati. (MMN)

KEBAKTIAN MINGGU

TIDAK HINA TETAPI BERHARGA

Keluaran 32:7-14; Mazmur 51:1-10; 1 Timotius 1:12-17; Lukas 15:1-10

Kebaktian 14 September 2025 oleh Ibu Siska Febriyani Lumban Gaol, S.Si. (Teol)

Pendahuluan

Dalam hidup, sering kali manusia terjebak pada rasa bersalah, malu, bahkan hina karena kesalahan dan dosa yang dilakukan. Ada orang yang merasa dirinya tidak layak lagi di hadapan Allah. Namun, firman Tuhan menegaskan bahwa kasih karunia Allah lebih besar daripada segala kejatuhan kita. Di hadapan Allah, kita tidak dihina, melainkan ditebus menjadi berharga.

1. Keluaran 32:7-14 – Allah yang Murah Hati

Kisah anak Israel yang membuat anak lembu emas adalah contoh nyata kebodohan manusia. Setelah diselamatkan dari Mesir, mereka justru berpaling kepada berhala. Secara manusiawi, mereka layak dihukum habis. Namun, Musa menjadi pengantara, dan Allah menunjukkan belas kasih-Nya dengan tidak jadi membinasakan umat-Nya.
Pesan: Dosa memang hina, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dia memberi kesempatan untuk kembali. Hidup kita pun sering jatuh pada “berhala modern” – uang, status, atau kenikmatan dunia – namun Allah tetap berbelas kasih.

2. Mazmur 51:1-10 – Hati yang Hancur, Allah Pulihkan

Mazmur ini lahir dari pergumulan Daud setelah jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Daud sadar bahwa dosanya membuatnya najis dan hina. Namun, ia tidak berhenti pada rasa bersalah, melainkan datang memohon pengampunan.
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu…” adalah doa yang menunjukkan keyakinan bahwa Allah penuh kasih. Daud tahu hanya Allah yang bisa membersihkan dan memulihkan.
Pesan: Pengakuan dosa bukan tanda kita hina, tetapi justru pintu menuju pemulihan. Allah melihat kita berharga ketika kita rendah hati datang kepada-Nya.

3. 1 Timotius 1:12-17 – Paulus: Dari Pendosa Menjadi Pelayan

Paulus pernah menghina jemaat, menganiaya orang percaya, bahkan menjadi musuh Injil. Secara moral ia hina. Tetapi kasih karunia Kristus menjadikannya rasul. Ia bersaksi: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa; dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”
Pesan: Tuhan memilih orang hina menurut dunia untuk dipakai sebagai alat-Nya. Paulus yang dulu merusak jemaat, kini justru membangun jemaat. Itu bukti bahwa Allah melihat nilai berharga dalam diri setiap orang, sekalipun pernah jatuh.

4. Lukas 15:1-10 – Allah yang Mencari yang Hilang

Yesus memberikan perumpamaan domba yang hilang dan dirham yang hilang. Dalam pandangan dunia, satu domba dari seratus atau satu dirham dari sepuluh tidak seberapa. Tetapi bagi Allah, yang satu itu sangat berharga. Ia rela mencari sampai ketemu, dan bersukacita ketika yang hilang ditemukan.
Pesan: Hidup kita, sekalipun kotor oleh dosa, tetap dianggap berharga oleh Allah. Ia tidak berhenti sampai kita ditemukan, dipulihkan, dan dirangkul kembali dalam kasih-Nya.

Aplikasi

  1. Jangan terjebak pada rasa hina. Dosa memang membuat kita jatuh, tetapi jangan berhenti di situ. Datanglah kepada Allah yang penuh kasih.

  2. Syukuri anugerah Allah. Kita bisa berdiri hari ini bukan karena kekuatan kita, melainkan karena belas kasihan Tuhan.

  3. Lihat diri dan sesama sebagai berharga. Jangan mudah merendahkan diri sendiri atau orang lain, sebab Allah mengasihi setiap jiwa.

  4. Hidup sebagai saksi kasih karunia. Seperti Paulus, biarlah hidup kita menjadi kesaksian bahwa Allah sanggup mengubah yang hina menjadi mulia.

Penutup

Manusia mungkin memandang kita hina karena kegagalan atau dosa. Bahkan hati kita sendiri bisa berkata “aku tidak layak.” Namun, firman Tuhan menegaskan: kita tidak hina, melainkan berharga di mata Allah. Dia yang mencari, mengampuni, dan memulihkan kita.

Mari kita hidup dalam keyakinan ini: kasih karunia Allah lebih kuat daripada rasa hina kita. Di hadapan-Nya, kita bukan orang buangan, melainkan anak-anak yang berharga, dikasihi, dan dipakai untuk kemuliaan-Nya.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

819205
Users Today : 1445
Users Yesterday : 2044
This Month : 22195
This Year : 371355
Total Users : 819205
Who's Online : 12