Peduli sesama bagian dari ibadah

Apa yang akan anda lakukan jika dalam perjalanan menuju gereja untuk beribadah, anda melihat kecelakaan dan tidak ada orang lain selain anda yang dapat menolong orang tersebut? Jika orang Farisi yang melihat orang tersebut, sudah pasti tidak akan ditolongnya karena melanggar hukum tentang Sabat. Akan tetapi, jika umat Kristen yang melihatnya, maka pasti akan ditolong atas dasar kemanusiaan dan kepedulian kepada sesama.

Sejak zaman Perjanjian Lama, Sabat adalah sebuah perintah yang diberi- kan Allah kepada bangsa Israel agar dikhususkan untuk beribadah kepada Tuhan. Pada hari Sabat, umat tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun dan hanya fokus pada ibadah. Tradisi ini dipelihara hingga zaman Yesus. Namun, pelaksanaan dan pemaknaan hari Sabat semakin melenceng dari tujuan utamanya.

Dalam Markus 2:23-3:6 dikisahkan tentang Tuhan Yesus beserta murid- murid-Nya yang sedang berjalan melintasi ladang gandum pada hari Sabat dan memetik bulir gandum di ladang tersebut. Hal ini diprotes oleh orang Farisi karena dinilai melanggar hukum Taurat tentang hari Sabat. Namun, Yesus menjawab mereka dengan mengutip kisah Daud dan prajuritnya yang harus makan roti kudus dari Bait Allah. Roti tersebut diberikan imam kepada Daud karena mereka sangat kelaparan. Yesus mengatakan ini untuk menyadarkan orang Farisi bahwa peraturan hari Sabat tidak boleh membuat mereka tidak peduli akan kebutuhan sesama di sekitarnya. Sabat bukanlah hari untuk mementingkan aturan dan mengabaikan kemanusiaan. Sabat seharusnya membuat mereka justru semakin memanusiakan manusia di sekitarnya. Orang Farisi menekankan soal Sabat yang ketat, sementara Yesus memberi contoh bahwa hari Sabat yang sejati adalah ketaatan kepada Tuhan yang berbanding lurus dengan kemanusiaan. Kata Yesus, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Karena itu Anak Manusia adalah Tuan juga atas hari Sabat” (Mrk. 2:27-28). Tuhan Yesus tidak mundur sekalipun orang Farisi mengkritisinya, bahkan Yesus menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya dan bertanya kepada orang yang berkerumun, apakah di hari Sabat diperbolehkan melakukan perbuatan baik atau jahat? Ironisnya, tidak ada yang menjawab walaupun “tahu” jawabannya. Bagaimana dengan kita, pengikut Yesus Kristus? Kita sudah mengetahui perintah Yesus saat Ia naik ke Surga. Itu adalah misi kita yang utama.

GKI Kota Wisata menetapkan Bulan Juni sebagai Bulan Misi. Seperti Yesus yang peduli kepada orang sakit, orang kelaparan, serta orang yang termarginalkan dan yang berkekurangan, maka sebagai saksi-saksi Kristus, kitapun dituntut mengikuti teladan Kristus tersebut. Saat ini kita masih mendukung saudara seiman di Pulau Pantar untuk memperoleh akses air bersih, pelayanan kesehatan gizi buruk dan stunting, serta pelatihan khotbah dan Guru Sekolah Minggu yang sudah kita mulai sejak Bulan Misi tahun 2023. Melalui Bulan Misi tahun ini, kita menunjukkan kepedulian sosial kita kepada sesama yang mengalami kesulitan dalam kehidupan mereka. Kita pun masih dipenuhi pergumulan dalam hidup sehari-hari dan dalam kerinduan memiliki sarana ibadah sendiri, tetapi masih banyak orang yang butuh pertolongan kita untuk meningkatkan taraf hidupnya dan pemahamannya tentang Kristus, Sang Juruselamat. Pengalaman kita yang sudah dikasihi Tuhan, ditebus dari dosa, dan diberikan jaminan keselamatan, itu sudah cukup bagi kita untuk menjangkau sesama kita yang memerlukan bantuan, bahkan di hari Sabat. Mari kita tunjukkan kesalehan dan ketaatan kepada Allah melalui aksi nyata kepada sesama sehingga mereka dapat merasakan kehadiran Allah di dunia. (RCT)

KEBAKTIAN MINGGU

BERTUMBUH DALAM IMAN

Habakuk 1:1–4, 2:1–4; Mazmur 37:1–9; 2 Timotius 1:1–14; dan Lukas 17:5–10.

Kebaktian 5 Oktober 2025 oleh Pdt. Em. Magdalena Handoyo

Pendahuluan

Setiap orang percaya dipanggil bukan hanya untuk memiliki iman, tetapi untuk bertumbuh di dalamnya. Iman yang hidup tidak statis; ia berkembang, diuji, diperkuat, dan dimurnikan melalui perjalanan hidup. Kitab-kitab yang kita baca hari ini menyingkapkan bagaimana iman itu bertumbuh: dalam pergumulan (Habakuk), dalam pengharapan (Mazmur), dalam pengajaran dan kesaksian (2 Timotius), dan dalam kerendahan hati untuk taat (Lukas).


1. Iman Bertumbuh di Tengah Pertanyaan (Habakuk 1:1–4; 2:1–4)

Habakuk bergumul dengan realitas hidup: kekerasan, ketidakadilan, dan kejahatan yang tampak dibiarkan. Ia bertanya, “Sampai kapan, ya Tuhan?” (Hab. 1:2).

  • Pertanyaan itu lahir dari iman, bukan dari ketidakpercayaan. Habakuk percaya Tuhan berdaulat, tetapi ia belum mengerti cara kerja Tuhan.

  • Jawaban Tuhan menekankan: “Orang benar akan hidup oleh percayanya” (Hab. 2:4).

  • Iman bertumbuh bukan karena semua masalah terjawab, tetapi karena kita belajar mempercayai Allah di tengah misteri.

Aplikasi: ketika kita melihat ketidakadilan, kejahatan, atau doa yang terasa tidak dijawab, pertanyaan kita jangan menjauhkan kita dari Allah, melainkan menuntun kita untuk lebih berpegang kepada-Nya.


2. Iman Bertumbuh dalam Pengharapan (Mazmur 37:1–9)

Pemazmur menasihati agar jangan gelisah karena orang fasik yang tampak makmur. Sebaliknya:

  • “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik” (ayat 3).

  • “Bergembiralah karena Tuhan” (ayat 4).

  • “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan” (ayat 5).

Iman bertumbuh ketika kita belajar menunggu dalam pengharapan, bukan iri kepada mereka yang jahat, melainkan bersukacita dalam Tuhan yang setia.

Aplikasi: dalam dunia yang penuh kompetisi dan tekanan, iman bertumbuh saat kita belajar menemukan sukacita kita bukan dalam pencapaian atau perbandingan dengan orang lain, melainkan dalam relasi kita dengan Allah.


3. Iman Bertumbuh Melalui Pewarisan dan Pengajaran (2 Timotius 1:1–14)

Paulus mengingatkan Timotius tentang “iman yang tulus ikhlas” yang mula-mula ada pada neneknya Lois dan ibunya Eunike (ayat 5).

  • Iman bertumbuh melalui teladan keluarga dan pembinaan rohani.

  • Paulus mendorong Timotius untuk “mengobarkan karunia Allah” dan tidak malu bersaksi tentang Kristus.

  • Kekuatan iman tidak bersumber dari diri kita, melainkan dari “Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban” (ayat 7).

Aplikasi: iman kita dipelihara bukan hanya lewat pengalaman pribadi, tetapi juga melalui persekutuan, pengajaran, dan teladan orang-orang percaya yang lebih dahulu.


4. Iman Bertumbuh dalam Ketaatan dan Kerendahan Hati (Lukas 17:5–10)

Para rasul meminta Yesus: “Tambahkanlah iman kami!” (ayat 5). Yesus menjawab dengan dua hal:

  • Iman yang kecil pun, bila sejati, sanggup melakukan hal besar (ayat 6).

  • Namun, iman itu diwujudkan bukan dalam kesombongan, melainkan dalam ketaatan yang rendah hati. Seperti hamba yang hanya melakukan kewajibannya (ayat 7–10).

Aplikasi: iman bertumbuh bukan berarti kita menjadi “hebat” di mata manusia, melainkan semakin rendah hati, taat, dan setia melakukan kehendak Allah.


Kesimpulan

Bertumbuh dalam iman berarti:

  1. Belajar mempercayai Allah meski banyak pertanyaan (Habakuk).

  2. Mengandalkan Tuhan dan bukan iri pada orang fasik (Mazmur).

  3. Menghidupi dan mewariskan iman dalam kekuatan Roh Kudus (2 Timotius).

  4. Mengungkapkan iman dalam ketaatan dan kerendahan hati (Lukas).

Iman bertumbuh bukan dengan kekuatan kita, tetapi karena Allah yang bekerja di dalam kita. Mari kita berdoa agar Roh Kudus terus menguatkan, menuntun, dan menumbuhkan iman kita, supaya kita tetap hidup setia sampai akhir.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

849976
Users Today : 1502
Users Yesterday : 1819
This Month : 6447
This Year : 402126
Total Users : 849976
Who's Online : 8