Seseorang yang dapat dipercaya

SESEORANG YANG DAPAT DI PERCAYA

Amsal 28 : 20
Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat,
tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya tidak luput dari hukuman

Tahun 2015 telah berlalu meninggalkan kenangan sukacita dan dukacita baik yang terjadi dalam keluarga kita maupun dalam masyarakat, gereja dan bangsa Indonesia. Usaha penegakan hukum dan pemberantasan tindak pidana korupsi pun menjadi prioritas pemeritah di tahun 2015. Di segala sendi dan lini program pemerintah dan perusahaan-perusahan nasional dan swasta dibuat kebijaksanaan dan peraturan SOP yang membuat suatu sistem, supaya para pelaksana kebijakan dan pelaksana program dibatasi ruang geraknya sehingga TIDAK terjerumus dalam tindakan korupsi dan penyalahgunaan jabatan.

Dalam kitab Ezra 7 : 11 – 26 kita dapat mengenal seorang hamba Tuhan yang bernama Ezra seorang dari bangsa Israel di Kerajaan Persia pada masa pembuangan bangsa Israel di Persia. Ezra mendapatkan kepercayaan khusus dari raja Arthasasta (Raja Persia) untuk membawa bangsa Israel membangun kembali bait Allah di Yerusalem. Hal ini merupakan suatu kehormatan bagi Ezra untuk menjalankan tugas yang dipercayakan oleh raja. Raja Persia yang secara iman tidak percaya kepada iman orang Israel tapi percaya akan kedasyatan Allah orang Israel,dalam perjalanan itu Ezra dipercaya memimpin orang Israel ke Yerusalem, mengadakan survey, membuat anggaran program kerja dan anggaran keuangan yang detail untuk keperluan pembangunan dan membangun bait Allah di Yerusalem.

Raja Arthasasta tentunya tidak sembarangan dalam memilih orang yang akan ditunjuk untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan berkualitas.Menjadi yang terpilih berarti menjadi yang terbaik, sesuatu yang terbaik pasti berkualitas. Pada masa itu pasti Ezra yang terbaik dan tidak ada orang lain yang dapat di percaya untuk mengelola keuangan, harta benda yang dibawa kembali ke Yerusalem dari pembuangan di Persia.

Ezra juga ditunjuk untuk mengangkat hakim-hakim untuk membantunya mengajarkan hukum taurat ke pada bangsa Israel. Ezra pasti sangat paham tentang seluk beluk Hukum Taurat sehingga beliau dapat mengajarkan kepada pengajar-pengajar yang lain yang membantunya pengajarkan kembali kepada suku suku bangsa Israel.

Tugas-tugas di atas dilakukan dengan teliti, penuh tanggung jawab dan rasa takut akan Tuhan. Ezra disenangi Raja, para pembesar dan para Penasehat.
Ada 3 hal yang dapat kita pelajari dari pribadi Ezra :

  1. Memiliki karakter yang baik, jujur, terpuji, taat akan Firman TUHAN dan melakukannya.
  2. Menjadi orang yang kompeten, atau ahli dalam bidangnya dan senantiasa menggali potensi diri, terus belajar, menghasilkan karya dan melakukan inovasi baru.
  3. Bertanggung jawab tanpa memandang besar kecil tugas yang diberikan. Tugas adalah sebuah kepercayaan yang harus dia kerjakan dengan semaksimalnya dan Takut akan Tuhan.

Maukah anda dan saya menjadi orang yang dapat dipercaya?
Sebagai anak-anak TUHAN yang menjadi saksi Allah di dunia ini. Kita harus memiliki nilai lebih dari orang-orang duniawi. Oleh sebab itu kita belajarlah menjadi pribadi yang dapat dipercaya sehingga kita dapat menjadi berkat bagi yang belum percaya.

“KEPINTARAN, KECAKAPAN, DAN KEAHLIAN TANPA SEBUAH KEPERCAYAAN ADALAH SIA-SIA”. KEMULIAAN BAGI NAMA TUHAN.  (MYO)

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU

MEMPERALAT KEBAIKAN

Amos 8:4-7; Mazmur 113; 1 Timotius 2:1-7; dan Lukas 16:1-13.

Kebaktian 21 September 2025 oleh Pdt. David Roestandi Surya Sutanto

Pendahuluan

Saudara-saudari, seringkali kebaikan dipandang sebagai sesuatu yang mulia dan luhur. Tetapi tidak jarang kebaikan justru dimanipulasi. Ada orang yang menggunakan kebaikan sebagai topeng untuk menutupi kepentingan, ada yang memperalat pelayanan untuk keuntungan diri, bahkan ada yang memakai kasih untuk kendali dan manipulasi.

Pertanyaannya: apakah kita sedang menghidupi kebaikan yang murni dari Tuhan, atau kita memperalat kebaikan demi diri sendiri? Inilah yang menjadi pergumulan teks-teks kita hari ini.

1. Amos 8:4-7 – Kebaikan yang Diperalat dalam Ekonomi

Nabi Amos menegur mereka yang mengaku beribadah, tetapi menantikan berlalunya hari Sabat hanya untuk kembali menipu dalam bisnis. Mereka menjual gandum dengan ukuran curang, menekan orang miskin, memperalat ibadah demi keuntungan. Allah murka, karena kebaikan ibadah sudah diperalat untuk kepentingan ekonomi.

2. Mazmur 113 – Allah yang Tinggi dan Peduli yang Rendah

Berbeda dengan orang-orang yang memanipulasi, Mazmur 113 menegaskan Allah yang benar: Ia tinggi, namun peduli pada orang hina dan miskin. Allah tidak memperalat, melainkan meninggikan orang yang ditindas. Inilah teladan kebaikan yang sejati: kebaikan yang membebaskan, bukan menindas.

3. 1 Timotius 2:1-7 – Kebaikan dalam Doa yang Universal

Paulus mengingatkan jemaat agar berdoa bagi semua orang, termasuk raja dan penguasa. Mengapa? Karena kebaikan Allah bersifat universal, bukan eksklusif atau manipulatif. Kristus menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua. Maka doa dan pelayanan kita jangan diperalat untuk kelompok tertentu saja, tetapi mencerminkan kasih Kristus yang menyeluruh.

4. Lukas 16:1-13 – Perumpamaan Bendahara yang Cerdik

Yesus menceritakan bendahara yang tidak jujur, tetapi cerdik. Ia memanfaatkan kesempatan untuk memastikan masa depannya. Namun, Yesus menegaskan: “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Pesan Yesus jelas: kita dipanggil untuk bijak mengelola, tetapi jangan memperalat kebaikan demi mamon. Kebaikan sejati adalah kesetiaan kepada Allah dalam perkara kecil maupun besar.

Aplikasi

  1. Dalam Gereja
    Kita bisa tergoda memperalat pelayanan untuk gengsi atau jabatan. Misalnya, melayani bukan karena kasih, tetapi agar dilihat orang. Mari periksa motivasi: apakah kita sungguh melayani Tuhan, atau melayani ego?

  2. Dalam Ekonomi
    Dunia kerja sering menawarkan kesempatan untuk memperalat relasi, bahkan iman, demi keuntungan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk jujur. Jangan sampai doa, ibadah, atau jaringan rohani hanya jadi alat cari untung.

  3. Dalam Relasi Sosial
    Kadang kita berbuat baik dengan motivasi balas jasa. Tapi kebaikan sejati tidak menuntut imbalan. Tuhan memanggil kita untuk berbuat baik seperti Dia: murah hati, tanpa pamrih, peduli pada yang lemah.

Penutup

Saudara-saudari, pesan Firman hari ini jelas: waspada terhadap sikap memperalat kebaikan.

  • Amos mengingatkan: Allah murka terhadap ibadah yang diperalat untuk bisnis.

  • Mazmur 113 mengajarkan: Allah meninggikan yang rendah, bukan menindas.

  • Paulus menegaskan: doa kita harus universal, tidak untuk kepentingan kelompok.

  • Yesus berkata: kita tidak bisa mengabdi kepada Allah dan mamon sekaligus.

Mari kita meneladani Allah yang penuh kasih dan keadilan. Kebaikan sejati adalah kebaikan yang murni, lahir dari kasih Allah, bukan manipulasi.

Kalau dunia memperalat kebaikan demi diri, orang percaya dipanggil untuk memperlihatkan kebaikan demi Allah.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

828248
Users Today : 1331
Users Yesterday : 1521
This Month : 31238
This Year : 380398
Total Users : 828248
Who's Online : 9